Saturday, March 30, 2013

"MAYAT PUN TIDAK ADA LAGI"



Nats     :   YOHANES 20 :11,15,16

Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu.
20:15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
20:16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.

Begitulah perasaan Maria Magdalena menyaksikan kubur Yesus yang kosong. Maria menangis karena PUPUS lah sudah  harapannya untuk memelihara mayat Yesus, untuk mengenang mayat Yesus, untuk mengasihi mayat YEsus.  Tidak ada lagi yang tersisa kecuaki kain kapan, itulah yang membuatnya menangis.

Sahabat, kita tidak jauh beda dengan Maria Magdalena yang menaruh harapannya pada tubuh Yesus.  Kita menaruh harapan kepada para pemimpin kita, pada orang yang berjasa pada kita, padahal Yesus mengajarkan supaya setiap muridNYA berharap kepada Allah dan FIRMANNYA. Ketika harapan kita pupus maka kita mempersalahkan/menuduh orang lain, mempersalahkan/menuduh dunia yang mengambil harapan kita persis seperti Maria yang menduduh penunggu taman yg mengambilnya. Ktapun menangis, menangis, menangis dan menangis namun kita tidak tahu apa yang kita tangiskan. Kita menangis dalam kebodohan, kepicikan, kekerdilan dan ketidak tahuan. Seandainya Maria mengerti FIRMAN ALLAH maka MARIA akan tertawa bahagia, karena mayat YESUS tidak ada lagi berarti genaplah FIRMAN TUHAN Yg Yesus sampaiakan tentang KEBANGKITAN.

Sahabat, walaupun Maria Magdalena bodoh, picik dan kerdil YESUS mengasihinya dengan menyapanya, IBU, MENGAPA ENGKAU MENANGIS???  Lau Yesus mengapa lagi dengan sebutan yang di kenal oleh Maria, Kata Yesus kepadanya; "Maria!" Maria sadar dan tahu bahwa YESUS bangkit.  Lalu Maria pergi kepada murid-murid dan berkata; 'AKU TELAH MELIHAT TUHAN.'

Sahabat, tangisan Maria berubah jadi sukacita, karena apa??? apakah karena Maria menemukan mayat Yesus??? tidak! tetapi karena FIRMANNYA, YANG MENYAPA DENGAN MEMANGGIL PRIBADI MARIA.

Sahabat, apa yang sedang sahabat tangisi saat ini??? berhentilah menangis sebab sahabat tidak tahu apa yang sahabat tangisi.  HARAPAN tidak ada pada benda, figur, materi dan yang ada dibawah matahari ini.  HARAPAN hanya terletak pada KUASA KEBANGKITANNYA.  Selamat Paskah and salam saya kepada semua sahabat yang saya kasihi.  KITA MENANG DAN KITA ADALAH UMAT PEMENANG, GBU ALL.

Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

“MENGGUNAKAN KEKUATAN”


“MENGGUNAKAN KEKUATAN
             Sebuah refleksi untuk Pria.

Ada satu dongeng yang sangat menarik demikian ceritanya.  Seekor lelaki pada suatu hari menemukan sebuah telur burung rajawali dan dia meletakkan telur itu bersama dengana telur-telur ayam di sarang seekor induk ayam peliharaan yang sedang mengeram.  Telur itu menetas bersama telur ayam yang lain, dan anak burung  itu tumbuh bersama anak-anak ayam diasuh oleh induk ayam itu.  Selama hidupnya  burung rajawali itu bertingkah laku sama seperti ayam, dan mengganggap dirinya ayam peliharaan.  Dia mengais tanah untuk mencari cacing dan serangga. Dia berkotek dan berkokok. Dia akan mengepak-ngepakkan sayapnya dan terbang beberapa meter di udara.  Tahun berlalu dan burung rajawali itu menjadi tua.  Suatu hari dia melihat seekor burung yang sangat gagah terbang di angkasa yang tak berawan.  Burung itu melayang dengan anggun dan berwibawa dalam hembusan angin yang kuat, dia hanya membentangkan sayapnya dan jarang sekali menggerakkan sayapnya itu.  Rajawali tua itu terpesona memandang ke  atas.  Siapakah itu?  Tanyanya.  Itu adalah burung rajawali, raja dari segala burung, kata ayam yang ada didekatnya.  Dia penghuni langit , dan kita penghuni bumi, kita adalah ayam.  Demikianlah rajawali itu hidup terus dan mati sebagai seekor ayam, karena begitulah anggapannya tentang dirinya.

Saudara, burung rajawali adalah burung yang sangat kuat.  Tetapi apalah arti sebuah kekuatan kalau kekuatan itu tidak digunakan.  Mengapa kekuatan tidak digunakan? Karena tidak sadar bahwa ia adalah kuat.   Sebagaimana dongeng tadi, rajawali yang kuat harus hidup sebagai binatang yang lemah, karena  tidak menyadari dan tidak menggunakan kekuatannya.   Nah! berangkat dari dongeng ini, kita mengingat kaum  pria sebagai kaum yang kuat.  Namun tidak sedikit kaum pria hidup dan berjuang dalam kelemahan sama seperti burung rajawali tadi.  Mengapa demikian?  Karena ia tidak menyadari bahwa ia kuat, sehingga ia tidak menggunakan kekuatannya itu dalam menjawab setiap teka-teki kehidupan ini.  Pria kuat terbaring lemah diantara puing-puing kehancuran.  Kehancuran hidupnya, dan kehancuran keluarganya.  Ia yang kuat tidak bisa menjaga keluarganya, ia biarkan keluarganya dicabik-cabik oleh masalah hidup.  Saudara, sebagai pria anda harus menyadari dan menggunakan kekuatan yang ada di dalam diri anda.  Jika tidak anda gunakan maka anda tidak bisa membangun, keluarga maupun dunia anda.  Dunia ini beradab dalam genggaman anda. Baik buruknya masa depan dunia ini tergantung pada anda.  Ketika Adam tidak menggunakan kekuatannya, ia lemah pada  istrinya maka masa depan dunia ini rusak.  Sekarang bagi pria sudah terbuka jalan untuk memperbaiki dunia ini, karena sudah ada pria yang kuat yang memperbaiki dunia ini yaitu YESUS KRISTUS.

Saudara, sesungguhnya ada  dua kekuatan di dalam diri anda.  Kekuatan pertama dinamakan kekuatan “POSISI” , sedangkan kekuatan kedua dinamakan kekuatan “PERSONA.”  Kekuatan posisi itu adalah bentuknya  berupa pengaruh, kekuasaan, prestise dan otoritas yang kehadirannya nyata di dalam jabatan, riwayat pekerjaan, dan penghargaan yang di dapat karena keberhasilan.  Kekuatan persona itu adalah kemampuan untuk mengembangkan hubungan yang berbobot yang menyenangkan, kesediaannya untuk melakukan apa saja agar keluarga menjadi kokoh.  Aspek kekuatan persona adalah, kehangatan, kepekaan, dapat diandalkan, tekad, kasih sayang dan perhatian.
Saudar, kedua kekuatan ini dimiliki oleh pria.  Kekuatan ini merupakan anugerah dari Tuhan.  Namun perlu anda ketahui, kekuatan ini harus digunakan secara seimbang.  Jika hanya menggunakan salah satu kekuatan, seperti kekuatan posisi, maka anda belum boleh dikatakan sudah menggunakan kekuatan. Kegagalan banyak pria adalah tidak menggunakan kedua kekuatan itu secara seimbang.  Raja Saul, Raja Daud cenderung menggunakan kekuatan posisinya tapi tidak menggunakan kekuatan personanya.  Akhirnya apa yang terjadi.  Baik Saul maupun Daud sama-sama mengalami ketidak harmonisan dalam keluarganya.  Daud seorang yang kuat, tetapi tidak berdaya menghadapi keluarganya, mengapa demikian? Karena Daud tidak menggunakan kekuatan persona yang ada pada dirinya.  Jadi, idealnya pria dikatakan kuat, kalau ia menggunakan kekuatan posisi dalam dunia kerjanya dan kekuatan persona dalam relasinya.  Yesus dalam pelayanannya menyadari dan mengunakan kedua kekuatan secara seimbang dan tepat waktu.  Dalam kekuatan posisi, Yesus menyusuri desa dan kota dengan menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, meredakan tofan dan membangkitkan orang mati.  Tetapi disaat yang lain, Yesus juga menggunakan kekuatan personanya seperti, mendekati perempuan samaria di Sumur Yakub, mengasihi anak-anak kecil, mengasihi orang-orang berdosa yang di kucilkan oleh masyarakat, seperti orang kusta, pelacur dan pemungut cukai. Kekuatan posisi dan kekuatan persona tampak ketika  Yesus terbaring dikayu salib.  Bayangkan saudara, Yesus dengan kekuatanNya sebagai pria mampu menanggung beban dosa dunia ini.  Apapun dilakukan Yesus demi anak-anaknya yaitu anda dan saya.


Saudara, anda sebagai pria mungkin sekarang berada pada posisi merasa tidak berarti.   Anda belum terlambat.  Anda adalah seperti burung Rajawali yang memiliki kekuatan dan anda  bisa melayang-layang dengan kepak sayapmu karena kekuatan itu sudah dianugerahkan kepada anda.   Anda sebagai pria adalah harapan dari keluarga, maupun masyarakat.  Bagi anda sekarang sadarilah bahwa anda kuat, dan gunakanlah kekuatan posisi dan kekuatan persona itu secara seimbang. Jangan anda berputus asa, seperti rajawali tadi, dia mati seabagai ayam.  Sayangkan? Anda sebagaia pria dapat merubah dunia ini, jika anda mau, tergantung pada anda sendiri.  Anda adalah apa yang anda katakan.  Jika anda berkata bahwa anda ayam, maka jadilah seperti perkataan anda.  Tetapi jika anda berkata bahwa anda adalah rajawali maka anda pun akan seperti apa yang anda katakan.    Written by Pdt. Eslo Laudin Manik
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Friday, March 29, 2013

“PENYEMBAHAN”




Nats   :    YOHANES 4:16-24

4:16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
4:17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
4:18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
4:19 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.
4:20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
4:21 Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Dari nats ini saya renungkan bahwa titik permasalahan, kekacauan hidup manusia ada pada “PENYEMBAHAN.” Perempuan samaria ini RUMAH TANGGANYA hancur, Yesus Tahu itu sehingga Yesus menyuguhkan pertanyaan: “Pergilah, panggillah suamimu.”  Yesus masuk pada titik utama masalah perempuan itu.  Rupanya perempuan ini sudah 5 kali gonta-ganti suami tetapi tetap hidupnya kacau. Kondisi perempuan ini rupanya ada kaitannya dengan system penyembahannya.  Terbukti dari pengungkapan perempuan itu bahwa   nenek moyangnnya menyembah di atas gunung Gerizim. Nenek moyang’ perempuan Samaria itu berdosa dengan menyembah Allah di gunung Gerizim. Dengan mengikuti tradisi yang salah itu, perempuan Samaria itu juga berdosa.  Jadi ‘nenek moyang’ tidak bisa dipakai sebagai perisai.

Yesus memperbaiki konsep perempuan samaria itu tentang PENYEMBAHAN.  Yesus mengatakan bukan di gunung, bukan pula di Yerusalem tetapi menyembah Allah di dalam ROH dan kebenaran.  Allah itu bukan di gunung, bukan pula di Yerusalem.  SEbab Allah itu adalah ROH.  Barang siapa menyembahNya harus menyembahNYA didalam ROH DAN KEBENARAN.  Tidak hanya menyembah ROH saja, tetapi MENYEMBAH DI DALAM ROH DAN KEBENARAN.  Setelah YEsus memperbaiki konsep perempuan samaria itu, perempuan itu mengerti maka dan mengenal YESUS.  Secara diam-diam dia pergi bersaksi dan mengajak orang datang kepada Yesus.

Saudara yang kekasih, perempuan samaria itu kini tidak lagi datang bersembunyi pada waktu sepi ke sumur Yakub, tapi DIA  datang dengan membawa banyak orang untuk menyembah Allah di dalam ROH DAN KEBENARAN.  Sekarang pertanyaaannya???  BAGAIMANA MENURUT ANDA KEHIDUPAN DAN MASA DEPAN PEREMPUAN SAMARIA ITU???? APAKAH MASIH SAMA SEPERTI KETIKA IA BERJUMPA DENGAN YESUS DI SUMUR YAKUB??? ATAU SUDAH MENJADI BAIK KARENA DIA DAPAT MEMIMPIN BUKAN HANYA DIRI SENDIRI LAGI TETAPI MEMIMPIN ORANG BANYAK KEPADA YESUS.

Saudara, ketika situasi dalam hidup anda kacau, berantakan, hancur, gelisah dan tidak bermakna;  Maka perhatikan PENYEMBAHAN anda.  Mungkin penyembahan anda bukan ke gunung, tetapi ke benda lainnya barangkali.  MARI KITA PERBAIKI PENYEMBAHAN KITA SUPAYA HIDUP KITA TIDAK PERNAH HAUS KARENA YESUS MENJADI MATA AIR KEHIDUPAN DI DALAM  HIDUP KITA. SELAMAT SIANG, GMU all.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

"SAPU TANGAN"



NATS: KISAH PARA RASUL 19:12
 

bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jaha.t

Apa maksud ayat ini??? saputangan dan kain yang dipakai Paulus diletakkan atas orang sakit maka sembuh dan roh-roh jahat pun keluar. Sapu tangan yang berkuasa, atau Paulus?? atau Allahyang disembah Paulus??

Saudara yang kekasih, kalau kita membaca ayat sebelumnya pada ayat 11 dikatakan "Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa." Jadi, yang berkuasa adalah ALLAH yang memakai Paulus dan kepercayaan Penduduk Asia terhadap Firman Tuhan yang diberitakan oleh Paulus. Apa kaitannya dengan Saputangan dan Kain Paulus??? inilah yang memang agak rumit kita pahami. Tetapi, kalau kita renungkan Kasih Allah terhadap orang Yang mengasihiNYA! maka tidak rumit ataupun ribet. Sebab orang yang telah dimuliakan Allah seperti Paulus ini, maka apapun yang di pegang, dipakai diberkati oleh Tuhan. Prinsipnya adalah Hadirat Tuhan selalu menyertai Pribadi yg mengasihiNYA dan yg hidup benar. Biasanya kalau kita melihat baju seseorang yg berarti bagi kita maka Pribadinya seolah-olah hadir.

Saudara yang kekasih, Paulus yang melayani orang Asia baik orang Yahudi maupun orang Yunani selalu merindukan kehadiran Paulus, karena apa??? Kehadiran Paulus di dalam hidup umat manusia menghadirkan HADIRAT ALLAH yang memberkati. Karena itu pulalah, mereka sangat merindukan dan mengharapkan kehadirannya, bahkan hingga saputangan dan kainnya pun dipakai untuk memberkati.

Saudara yang kekasih, apakah kehadiran kita menghadirkan HADIRAT ALLAH???? Apakah kehadiran kita dirindukan banyak orang???? Ataukah alat atau sarana yang kita pernah pakai dipakai orang untuk memberkati????

Sebagai pelayan KRISTUS, harusnya kita menjadi berkat dan dirindukan, diharapkan ada ditengah-tengah umat. Bila kehadiran KITA tidak diharapkan karena kegagalan kita menghadirkan HADIRAT ALLAH ditengah-tengah umat, alangkah celakanya kita yg berpredikat HAMBA TUHAN. Sebabai suami/istri kita adalah HAMBA TUHAN ditengah-tengah keluarga, pertanyaannya??? Adakah kita dirindukan, diharapkan kehadiran kita ataukah kehadiran uang kita saja.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sunday, March 17, 2013

"PENGANIAYAAN GEREJA"


Kitab Kisah Para Rasul 8:1-8 menceritakan penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem. Lewat penganiayaan itulah gereja mulai bergerak Penginjilan dan tersebar ke Yudea dan Samaria. Saulus juga berusaha membinasakan umat Tuhan, memasuki rumah demi rumah dan menyeret perempuan dan laki-laki dan dipenjarakan. Mereka tersebar ke seluruh negeri, Filipus di Samaria memberitakan Mesias, dan banyak orang menjadi percaya kepada Yesus. Yang kerasukan roh jahat dibebaskan dan yang lumpuh disembuhkan.

Sobat, penganiayaan akan terjadi pada gerejaNYA bila gerejaNYA selalu ingin tidur dan memeluk bantal. TUHAN tidak menghendaki gerejaNYA menikmati sendiri kebebasan, kemerdekaan dan sukacita itu, tetapi harus di bagi kepada dunia, supaya dunia yang terbelenggu dibebaskan oleh INJIL. Bila sobat masih bersikukuh untuk berada dalam zona nyaman, jangan heran bila tsunami penderitaan meliputi hidup anda. Selamat sore sobat.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

"CELAKA"


1 Korintus 9:16 Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil
PAULUS tau persis konsekwensi bila tidak memberitakan Injil, sebab memberitakan Injil merupakan KEHARUSAN bagi setiap orang yang telah di tebus dari dosa. 

Sobat, tidak sedikit orang meremehkan tanggungjawab ini, mereka mengganggap bahwa Penginjilan adalah tugas Pendeta dan majelis saja, padahal sesungguhnya tugas setiap orang yang telah di tebus. Setiap jemaat Tuhan yg meremehkan tugas ini, tidak akan menikmati kebahagiaan, walaupun dia bergelimang harta. Stress adalah penganiayaan dari dalam diri pasti segera terjadi bila org mengabaikan pemberitaan Injil. Lihat sekelilingmu, sadarilah bahwa sekelilingmu menjerit, meronta, menangis pilu karena penderitaan dosa, mereka membutuhkan uluran tangan dan hatimu.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

"ENAM HARI LAMANYA CUKUP KAN????


KELUARAN 20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

Bagaimana sekiranya Tuhan tidak memberikan hari SABAT, semua manusia diwajibkan untuk kerja apa yang terjadi???? pasti sungut-sungut dan pembrontakan manusia semakin banyak. Nah! bagaimana kenyataan sekarang ini, ada hari sabat untuk masuk dalam hadiratNYA, menyembahNYA dan bersekutu sesama saudara si iman. Tidak sedikit juga mengatakan: SAYA SIBUK, GAK ADA WAKTU KE GEREJA, MAKLUMLAH SEBAB PEKERJAAN SAYA INI JUGA MELAYANI TUHAN SAMA SEPERTI PENDETA YANG BEKERJA PADA HARI MINGGU.

Sobat, apa pun alasan anda untuk membenarkan diri anda tetap tidak akan pernah benar sebab NATS di atas sudah memberi argumentasi bahwa "ENAM HARI CUKUP KAN??? Nah! satu hari persembahkanlah waktu itu untuk TUHAN, sesama dan diri sendiri. TUHAN kok yang memberi mandat kepada kita untuk bekerja, dan TUHAN memberikan kita perintah untuk bekerja enam hari mengapa kita tidak mentaatinya???kalau sobat masih terus bersikukuh bekerja selama 7 hari! hati-hatilah bisa saja dalam waktu dekat di usia masih muda anda pengsiun karena seluruh tubuh, pikiran sudah impoten.

Ssobat, Firman Tuhan ini fair loh. Tuhan tidak mengatakan jangan bekerja pada hari pertama sampai hari ke enam, melainkan Tuhan mengatakan hanya pada hari ke tujuh. Sama seperti firman Tuhan kepada Adam berkata dengan fair; "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas." Tuhan tidak berkata semua pohon dalam taman ini tidak boleh kau makan. Nah! manusia ini unik memilih pohon pengetahuan yang di larang itu. Sobat, sudah berhentilah membrontak dan taatilah firman Tuhan tanpa banyak berbantah, toh hasilnya sobat yang menikmati k eindahan, kedamaian bukan TUHAN. Selamat hari Minggu and selamat beribadah.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Merasa Sendiri, Sepi


Mazmur 142:5 Pandanglah ke kanan dan lihatlah, tidak ada seorang pun yang menghiraukan aku; tempat pelarian bagiku telah hilang, tidak ada seorang pun yang mencari aku. 1 Raja-Raja 18:22 "Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN
1 Raja-Raja 19:10 “…hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.”
1 Raja-Raja 19:14 “…hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku.”

Ada yang mengatakan bahwa masalah utama kebanyakan orang di dunia ini adalah kesepian. Kesepian merupakan bentuk kesedihan karena merasa berbeda dengan orang lain, merasa sendirian, tersisih, hidup terasa hampa, tidak ada yang peduli, tidak ada yang menemani, tidak dibutuhkan, dan tidak diinginkan.

Sobat fb, Elia nabi besar yang dipakai oleh Tuhan secara spektakuler tidak luput dari perasaan kesepian. Demikian juga seorang prajurit tangguh bernama Daud juga mengalami kesepian yang sangat mencekam. Elia merasa seorang diri di dalam melakukan pelayanan, demikian juga Daud merasa sendiri ketika menegakkan kebenaran yang membuatnya sembunyi di gua Adulan.

Sobat fb, bila anda saat ini sedang mengalami kesepian yang mencekam ketahuilah tidak hanya anda sendiri yang mengalami perasaan demikian. Masih banyak di jagat ini yg seperasaan dengan anda dan berjuang untuk melepaskan diri dari kesepian. Kesepian itu intinya merasa seorang diri, sekali lagi merasa; dan belum tentu seorang diri. Elia merasa seorang diri sebagai nabi yang tinggal padahal Tuhan mengatakan Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel yang tidak menyembah baal (1 Raja 19:18).

Sobat fb, pengalaman kesepian dialami oleh semua orang selama ia masih hidup di dunia ini. Saya sendiri pernah mengalami berkali-kali persaan itu dan karena itu saya dapat memahami dan empati terhadap orang yang sedang kesepian.

Suatu saat, saya mengunjungi seorang Pendeta (gembala sidang) yang stroke. Dia merasa tidak berguna lagi, merasa sendirian dan memang hampa dan mencekam. Biasanya pendeta tersebut menghibur dan dikerumuni oleh orang yang membutuhkannya. Kini, dia sendiri ditemani sebuah sahabat benda mati yaitu Televisi. Saya datang dengan seorang teman, membawa bingkisan untuknya,mendengarkannya, dan bercerita hingga kami larut dalam tawa bahagia. Kunjungan kami tidak sekedar datang lalu duduk beberapa saat kemudian pergi, tidak. Sengaja kami memberi waktu hadir di dalam kehidupan orang yang merasa tidak berguna lagi. Hampir 3 jam kami bercerita, makan bersama, minum kopi tanpa menghakimi apa yang dialaminya. Kami hanya mendengar dan bercerita.

Sobat fb, ternyata kunjungan yang tulus membangkitkan semangat pendeta tersebut. Bisa membawa dia larut dalam tawa bahagia. Dia akhir kunjungan kami, saya ajak berdoa, memuji Tuhan layaknya seperti kebaktian biasa. Sungguh luar biasa, tetesan air mata mengalir dari kelopak matanya pertanda dia terharu dan menikmati HADIRAT TUHAN yang telah menyentuhnya, menyembuhkan kesepiannya.

Sobat fb, dari cerita ini semoga menguatkan anda dan meneguhkan anda bahwa kesepian yang anda alami sangat berguna bagi diri anda dan bagi orang lain. Anda tidak sendiri, pendahulu kita pun sudah mengalami kesepian, sebab itu sudah bagian dari hidup manusia. Bangkitlah, setting perasaan dan pikiran anda, bahwa seorang diri sesungguhnya hanyalah perasaan bukan yang sebenarnya, sebab Yesus beserta anda dan mendengarkan keluh kesah anda. Selamat malam sobat, and selamat mencari jalan keluar tentang masalah anda.

Yohanes 16:32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Saturday, March 16, 2013

Jadilah Kuat!



Sering kali pria diolok-olok karena keberadaannya sebagai pria. Ada berbagai sebutan untuk pria.  Ada yang menyebut pria itu tak berperasaanlah, pemarah dan ada juga yang menyebutnya cengeng, karena kenyataannya tidak sedikit pria berlindung dibawah naungan wanita ( kita sebut mereka itu golongan pria lemah).  Penyebutan ini memang sangat disayangkan dan sangat memalukan bagi kaum pria.  Tetapi, sebagai pria jangan dulu terburu-buru menepis sebutan itu, karena sebutan itu  mungkin ada benarnya atau mungkin anda berada diantaranya.  Saya mau cerita kepadatentang seorang pria yang sudah berkeluarga. Dan cerita saya ini adalah kenyataan tentang seorang pria yang pernah saya kenal.   Sebutlah ia bernama DADANG dan istrinya bernama TITINMereka mempunyai anak, kalau tidak salah anaknya ada 3 orang. Dadang postur tubuhnya kekar, tinggi dan secara phisik sehat.  Keluarga ini punya usaha kecil-kecilan yaitu usaha  Tambal Ban.
Pertama kali saya mengenal DADANG,  saya sangat kagum pada postur tubuhnya yang atletis dan orangnya komunikatif (suka bercanda).  Perasaan saya mengatakan bahwa orang ini adalah pria yang kuat, yang sejati, bertanggungjawab terhadap keluarganya.  Tetapi ketika saya sekali waktu ke rumahnya, alangkah kagetnya saya, karena tidak percaya melihat pemandangan  bahwa Istrinya sedang bekerja keras sedang membongkar ban motor dan mobil, sedangkan Dadang santai sambil merokok dan baca Koran.  Melihat itu, saya tegur pak Dadang dan berkata;  Pak Dadang, itu tolongin istrinya pak. Apa? tanya pak Dadang. Ah!! Itu sudah biasa, setiap hari pekerjaannya ya begitu itu? Nah!! Pak Dadang tidak terkejut! tetapi saya sebagai pria sungguh kaget dengan peristiwa itu.  Semenjak saat itu, perasaan kagum saya runtuh.  Dimata saya Pak Dadang adalah pria yang berhati wanita yang lemah yang menggantungkan seluruh hidupnya kepada istrinya.  Barangkali kalau istri pak Dadang meninggal, mungkin juga pak Dadang terlunta-lunta.
Cerita ini hanya satu dari sekian banyak pria yang saya perhatikan menggantungkan hidupnya kepada  wanita.  Dalam satu buku yang saya baca berjudul Kekerasan Terhadap Istri yang ditulis oleh salah satu penulisnya Dr. Hj Fathul Djannah, SH dalam penelitiannya bersama team peneliti yaitu Pusat Studi Wanita IAIN Sumut, memaparkan bahwa terjadinya  kekerasan (rumah tangga)  bukan karena tiadanya kemandirian ekonomi pada istri, sebaliknya kemandirian istri tidak mencegah mereka dari kekerasan yang dilakukan oleh suami.   Berdasarkan pengamatan saya dan penelitian Pusat Studi IAIN  yang baru saya paparkan tadi, jelaslah bahwa  ada sebagian pria yang berpredikat cengenglah, tidak berperasaanlah, pemarah dan berbagai olokan lainnya.  Sebagai pria! anda dan saya tidak perlu malu atau pun gusar.  Kalau  sudah tidak bisa lagi berkelit.  Yang penting sekarang bukan soal menolak atau menerima.  Yang penting adalah anda sebagai pria  ”JADILAH KUAT!”
Mungkin anda ingin berubah dan ingin keluar dari kelemahan tersebut, pertanyaannya bagaimana caranya menjadi kuat?  Untuk menjadi kuat, kita harus belajar kepada oknum yang Maha kuat yaitu Allah sendiri.  Musa! sebelum belajar kepada Allah ia adalah orang yang lemah.  Melakukan kekerasan kepada orang mesir dengan cara membunuhnya kemudian ia harus menjadi pelarian di Midian. Di Midian lah Musa belajar kepada oknum yang kuat yaitu Allah sendiri.   Setelah Musa   meninggal, maka Yosua akan menggantikannya untuk memimpin bangsa Israel.  Karena itu Tuhan meneguhkannya dan berfirman kepada Yosua teartulis di kitab Yosua 1:6-9 demikian firman Tuhan;  ”Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.  Hanya! kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi."
Ada beberapa  hal yang kita ketahui dari firman Tuhan ini supaya menjadi kuat. Sebagai pria yang menjadi pemimpin haruslah menyelaraskan setiap tindakannya dengan firman Tuhan, harus merenungkan firman Tuhan itu siang dan malam. Artinya firman Tuhan harus mendarah daging di dalam hidupnya, yang terakhir harus percaya akan penyertaaan Tuhan.   Semua syarat yang disampaikan Tuhan kepada Yosua dilakukannya sehingga Yosua menjadi kuat dalam memimpin bangsa Israel.   Demikian juga bagi anda akan berlaku, bahwa anda akan mampu memimpin istri, anak-anak anda atau jemaat yang anda layani jika melakukan seperti firman Tuhan yang datang kepada Yosua.  Anda sebagai pria akan menjadi pelindung, pemelihara, pelayan dan penasehat bagi anak-anak, istri, keluarga, gereja bahkan bagi masyarakat.  Anda akan kuat menghadapi segala rintanganm, tantangan, hambatan dari berbagai sudut karena kekuatan dari Tuhan sudah ada pada diri anda, tatkala anda melakukan apa yang Tuhan firmankan dan percaya kepadaNya.   Sebagaimana Tuhan menyeartai Musa, Yosua, Elia dan nabi-nabi lainnya, mereka menjadi pria yang kuat, demikian pula Tuhan akan menyertai anda.  Oleh karena itu jadilah kuat.  Sebagai ayat penutup saya akan membacakan bagi  dari Surat  I Korintus 16 : 13, 14 demikian firman Tuhan,   Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat! Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih.
Written by Pdt. Eslo L. Manik, S.Th
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Kekuatan Melintasi Badai



Di dalam Alkitab ada seorang tokoh klasik pria yang terkenal kuat dan tangguh.  Mengapa ia dikatakan kuat, mengapa ia dikatakan tangguh,  karena ia sukses menghadapi terjangan badai.  Kira-kira, anda  bisa tebak siapa dia?  Ia adalah Ayub.   Alkitab berkata  bahwa ia adalah orang yang baik dan beribadah kepada Tuhan, namun ia pun tidak luput dari badai kehidupan yang dialami oleh semua manusia. Seluruh pasal dalam kitab ini menguraikan pengalaman Ayub menghadapi terpaan badai atas dirinya.   Badai yang pertama yang menerpa dirinya adalah orang Syeba merampas keledai dan lembu sapinya serta memukul penjaganya.  Yang kedua, "Api dari langit menyambar dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga.”  Yang ketiga,  "Orang-orang Kasdim menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang.” Yang keempat,  : "Anak-anak yang lelaki dilanda  angin ribut, sehingga mereka mati.”  Dan yang terakhir, ”Ayub ditimpa dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.”  Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
Coba kita membayangkan kehidupan Ayub sebelum diterpa oleh badai.  Alkitab mencatat bahwa Ayub orang terkaya di timur.  Memiliki harta benda, pegawai, anak-anak dan istri.  Tentunya dalam bayangan kita Ayub sangat enak, tentram hidupnya, dan serba lengkap. Punya harta dan punya anak.  Ada orang punya harta tetapi tidak punya anak.  Sebaliknya ada orang punya banyak anak tetapi tidak punya harta.  Namun Ayub sempurna.  Ayub adalah orang yang saleh dan tentunya banyak orang menyukainya.  Banyak orang yang ingin berkenalan dengan dia.  Banyak orang yang selalu berada disekitarnya.  Tetapi babak itu telah berakhir dengan adanya badai menerpanya.
Sekarang mari kita bayangkan, Ayub yang kini ia tinggal seorang diri duduk ditengah-tengah batu bergumul dengan penyakit barahnya. Dan badai yang paling dasyat adalah perkataan istrinya yang menghinanya.  Nah! dengan membayangkan hal itu, saya pikir kita akan berkata: pria mana yang mampu bertahan terhadap terpaan badai yang sedemikian rupa?  Bukankah kita banyak medengar beberapa para konglomerat yang jatuh langsung serta merta mengutuki Allah dan dirinya sendiri, dengan cara apa ia mengutuki Allah? dengan cara melakukan bunuh diri.  Sebagai pria anda harus kuat dan tangguh dalam menghadapi badai hidup ini.  Jadikanlah Ayub menjadi inspirasi bagi anda untuk menghadapai segala badai yang mungkin akan anda hadapi atau yang mungkin sekarang anda sedang  alami.
Mungkin anda bertanya dalam hati, mengapa Ayub mampu melakukan itu semua,  apakah ini hanya isapan jempol? Atau kebetulan.?  Saya beritahu anda,  pengalama Ayub bukan isapan jempol dan bukan kebetulan, tetapi kenyataan dan itu ditulis oleh Alkitab yang diilhamkan Allah. Supaya dunia tahu bahwa segala tantangan dapat dihadapi jika manusia kuat dan tangguh.   Mungkin anda mengejar pertanyaan demikian;  ”Bagaimana Ayub bisa kuat dan setangguh itu? ” Ayub  kuat menghadapi badai karena kekuatan sudah dimiliki setiap orang.  Tuhan telah menganugerahkan itu kepada manusia.  Disamping itu kekuatan yang ada pada diri Ayub dikombinasikan dengan ketaatannya kepada Tuhan.  Alkitab berkata,  Ayub1:22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah sebagai biang kerok atas masalahnya.  Kemudian, bagaimana Ayub bisa kuat dan tangguh?  Karena Ia  menerima kenyataaan hidup, serta tidak bersungut-sungut.  Ayub 2:10 mencatat dialog Ayub dengan istrinya demikian:  Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Kesadaran Ayub mengenai kenyataan hidup begitu tinggi. Iklim hidup memang selalu berubah-ubah, terkadang hujan dan terkadang panas.  Kesadaran yang tinggi dan pemahaman mengenai realita hidup inilah factor kekuatan Ayub.
Tidak sedikit para  pria menjadi lemah,  tatkala badai menerpa hidupnya. Banyak yang menghindar dengan cara bunuh diri, mengambil tindakan-tindakan pengecut yang seharusnya itu dilakukan oleh orang yang tidak berdaya.  Sejatinya kekuatan ada pada diri anda, jika anda menyadarinya.  Tuhan Allah sudah  mengaruniakan itu kepada anda, tinggal bagaimana anda mengelola kekuatan itu secara tepat dan benar.  Kekuatan itu akan menjadi kekuatan adikodrati tatkala anda mengkombinasikannya dengan ketaatan kepada Tuhan.   Sama seperti Ayub, kuat berdiri dan berjalan ditengah badai, yang secara rasio manusia, hal itu tidak akan mungkin, tetapi itu semua dilalui oleh Ayub.   Ayub adalah manusia biasa, anda pun dapat kuat berdiri ditengah badai jika anda menggunakan kekuatan yang dianugerahkan Tuhan itu secara baik.  Bagaimana dapat menggunakan kekuatan itu secara baik?  Anda harus bekerjasama dengan Tuhan yang menganugerahkan kekuatan itu pada anda.  Saya yakin anda akan kuat menghadapi badai dan anda akan menang,   Anda tidak akan pernah menghindar dari badai, dan anda tidak akan pernah menangis dalam badai dan anda tidak akan pearnah meminta Tuhan menyingkirkan badai itu, tetapi anda akan lebih senang  berdiri ditengah badai itu dengan kekuatan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepada anda.    Anda akan menjadi pria yang selalu mengharapkan badai untuk mendorong anda melejit maju ke depan seperti peselancar dapat menari-nari diatas ombak karena terpaan  angin.  Saya akan mengakhiri tulisan ini dengan membacakan satu Doa dari Douglas Mac Arthur.
”Tuhan!  jadikan saya, seorang yang cukup kuat untuk menyadari kalau saya sedang lemah dan cukup tabah untuk menghadapi diri sendiri kalau saya sedang takut, yang akan bangga dan tidak putus asa kalau kalah secara jujur, dan rendah hati serta lembut dalam kemenangan.  Jadikan saya seorang yang bukan Cuma bisa berharap, tetapi juga yang mampu berbuat, seorang yang mengenal Engkau dengan benar.  Janganlah bawa saya ke jalan yang serba mudah dan serba enak, tetapi biarlah saya berdiri di tengah badai dan biarlah saya belajar merasakan penderitaan orang-orang yang gagal.  Jadikan saya seorang yang berhati jernih, yang cita-citanya tinggi, seorang yang dapat mengendalikan diri sendiri sebelum mencoba mengendalikan orang lain, yang meraih masa depan tetapi tidak melupakan masa lalu.  Dan kalau itu semua sudah menjadi milik saya, saya mohon agar saya diberi rasa humor, berilah saya kerendahan hati, supaya saya selalu ingat kesederhanaan dari keagungan sejati, keterbukaan dari kebijaksanaan sejati dan kelemahan dari kekuatan sejati.”
Written by Pdt. Eslo Laudin Manik, S.Th
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tindakan Kekerasan Emosi



Kekerasan terhadap anak sering dipahami terbatas kepada kekerasan secara phisik, dengan memukul, menendang, mencubit atau yang menyakiti secara phisik.  Namun kekerasan kepada anak sering dilakukan dengan menyakiti  emosi anak.  Kekerasan secara emosi kerap  dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya secara sadar maupun tidak sadar.  Kekerasan secara emosi sama beratnya dengan kekerasan secara phisik.   Kekerasan secara phisik dapat membunuh, kekerasan secara emosi juga dapat membunuh.
Sebagai dasar berpijak dari pembahasan ini Kitab  2 Samuel 14 : 23 - 33  firman
”Lalu bangunlah Yoab, ia pergi ke Gesur dan membawa Absalom ke Yerusalem. Tetapi berkatalah raja: "Ia harus pergi ke rumahnya sendiri, jangan ia datang ke hadapanku." Jadi pergilah Absalom ke rumahnya sendiri dan tidak datang ke hadapan raja.  Setelah Absalom diam di Yerusalem genap dua tahun lamanya, dengan tidak datang ke hadapan raja, maka Absalom menyuruh memanggil Yoab untuk diutus kepada raja. Tetapi ia tidak mau datang kepadanya. Kemudian disuruhnya memanggil dia lagi, untuk kedua kalinya, tetapi ia tidak mau datang. Lalu berkatalah ia kepada hamba-hambanya: "Lihat, ladang Yoab ada di sisi ladangku dan di sana ada jelainya. Pergilah, bakarlah itu." Maka hamba-hamba Absalom membakar ladang itu. Lalu Yoab pergi mendapatkan Absalom ke rumahnya, dan bertanya kepadanya: "Mengapa hamba-hambamu membakar ladang kepunyaanku itu?" Jawab Absalom kepada Yoab: "Ya, aku telah menyuruh orang kepadamu mengatakan: datanglah ke mari, supaya aku mengutus engkau kepada raja untuk mengatakan: apa gunanya aku datang dari Gesur? Lebih baik aku masih tinggal di sana. Maka sekarang, aku mau datang ke hadapan raja. Jika aku bersalah, biarlah ia menghukum aku mati."
Apa itu kekerasan emosi? Kekerasan emosi adalah ketika anak membutuhkan perhatian tetapi tidak memenuhinya. Dari pembacaan firman Tuhan di atas, saya dapat simpulkan bahwa Daud melakukan kekerasan emosi kepada Absalom anaknya.  Kekerasan emosi yang bagaimana dilakukan Daud kepada Absalom.?  Daud melarang anaknya Absalom menghadap dia, sementara Absalom sangat membutuhkan perhatian ayahnya setelah 3 tahun tidak berjumpa dengannya. Ketika itu Absalom bersembunyi ke Gesur setelah peristiwa pembunuhan kakaknya Amnon.  Namun dalam pelariannya tentu ia merindukan ayahnya Daud, oleh Yoab akhirnya Daud diperbolehkan kembali ke Israel, tetapi tidak diperkenankan menghadap Raja.  2 Tahun lamanya Absalom tidak menghadap raja atau dengan kata lain tidak berkomunikasi dengan ayahnya.  Peristiwa itu melukai hati Absalom yang berujung pada pembakaran ladang Yoab.  Absalom berkata kepada Yoab, apa gunanya aku ada di Israel kalau tidak bisa berkomunikasi dengan ayah, kalau saya salah biarlah saya dihukum mati.  Pernyataan Absalom ini adalah pernyataan kerinduan akan perhatian sang ayah.
Daud secara tidak sadar telah menganiaya emosi Absalom. Coba bayangkan selama 2 tahun Absalom setelah dimaafkan oleh Daud tidak berkomunikasi dengan Absalom.  Betapa tersiksanya Absalom berada di Israel tetapi tidak bisa menghadap ayahnya.  Mengapa Daud melakukan itu? Kalau memang Daud melakukan disiplin, baik kiranya Absalom dihukum karena perbuatannya, tetapi bukan dengan cara memutuskan komunikasi.
Ketika kecil saya pernah melakukan kesalahan kepada ayah saya, kesalahan saya tidak terlalu berat, yah bagaimana layaknya anak kecil.  Waktu itu ayah tidak bertegor sapa dengan saya selama satu minggu.  Saya merasa tersiksa, saya salah tingkah dan rasanya hendak minggat dari rumah.  Tetapi keinginan minggat tidak terwujud karena takut terlantar, yah!!! saya bertahan saja dengan siksaan tersebut. Maklum, saya anak-anak yang tidak berdaya, menerima apa saja perlakuan orang tua.
Berangkat dari Perlakuan Daud terhadap Absalom dengan tidak bertegor sapa, mungkin juga pernah anda lakukan kepada anak-anak anda.  Anak anda mungkin menjengkelkan anda berkali-kali dan tidak berubah, akhirnya anda jengkel dan anda aksi tutup mulut.  Perilaku seperti itu adalah tindakan kekerasan secara ”emosi.”  Jika anak-anak anda salah dan menjengkelkan, bijaksananya adalah berikan hukuman sesuai dengan kesalahannya.  Ingat pernyataaan Absalom, ”jika saya salah biarlah saya dihukum mati.”   Artinya kekerasan emosi yang dialami oleh Absalom lebih sakit dari pada disiksa secara phisik.  Nah! Banyak orang tua yang kurang menyadari hal ini.  Mungkin dengan cara aksi tutup mulut, anak-anak akan berubah dari sikapnya  yang salah. Cara demikian adalah keliru, justru cara demikian akan membuat kepahitan dalam diri anak-anak anda. Justru membuat anak-anak anda menjadi pembrontak, seperti Absalom menjadi pembrontak.
Jangan memutuskan komunikasi dengan anak-anak oleh karena pelanggaran mereka.  Sebagai orang tua yang bijak, lebih jentlemen memberikan sanksi kepada anak-anak jika mereka melakukan pelanggaran.  Jika kita mengasihi anak-anak maka tindakan kekerasan secara emosi tidak akan pernah ada dalam pikira, karena hal itu bukanlah bertentangan dengan Prinsip Kerajaan  allah.  Bagaimana supaya kekerasan emosi tidak menguasai kita.? Kita harus lebih mengasihi Tuhan ketimbang mengasihi diri sendiri.   Membangun relasi yang baik dengan Tuhan adalah cara untuk menghindari kekerasan dalam rumah tangga.  Saya percaya, anda pasti mengasihi  anak-anak anda. Untuk dapat mengasihi anak secara murni harus belajar dari Allah yang mengasihi umatnya secara tulus.  Amsal 16:29  berkata; ”Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik.”  Bila firman Tuhan memenuhi hati kita, maka kelembutan, kerendahan hati yang akan mewarnai pendidikan di dalam rumah tangga bahkan di dalam masyarakat.  Tuhan Yesus memberkati.
Written by Pdt. Eslo Laudin manik.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Mendidik Anak Cerdas Emosi



Pendidikan terhadap anak masa kini lebih memprioritaskan  kecerdasan intelektual. Dimana mana orang tua berlomba untuk memberikan anak-anak mereka pelayanan pendidikan yang baik. Fenomena ini membuat sekolah-sekolah bertumbuh dimana-mana. Taman kanak-­kanak pun berdiri dengan berbagai rupa, di kota hingga ke desa. Kursus-kursus kilat untuk anak-­anak pun juga bertaburan di berbagai tempat. Tawaran berbagai macam bentuk pendidikan ini amat beragam. Mulai dari yang puluhan ribu hingga jutaan rupiah per bulannya. Dari kursus yang dapat membuat otak anak cerdas dan pintar berhitung, cakap berbagai bahasa, hingga fisik kuat dan sehat melalui kegiatan menari, main musik dan berenang. Dunia pendidikan saat ini betul-­betul penuh dengan denyut kegairahan. Penuh tawaran yang menggiurkan dan kerapkali menguras isi kantung orangtua.  Orang tua tidak perduli itu semua yang penting anak-anaknya cerdas secara Intelektual.
Ada  kasus yang pernah dimuat majalah New Yorker tahun 1930 tentang kisah seorang anak pintar yang bernama William James Sidis, putra seorang psikiater. Kecerdasan otaknya membuat anak itu segera masuk Harvard College walaupun usianya masih 11 tahun. Kecerdasannya di bidang matematika begitu mengesankan banyak orang. Prestasinya sebagai anak jenius menghiasi berbagai media masa. Namun apa yang terjadi kemudian ? James Thurber seorang wartawan terkemuka. pada suatu hari menemukan seorang pemulung mobil tua, yang tak lain adalah William James Sidis, si anak ajaib yang begitu dibanggakan dan membuat orang banyak berdecak kagum pada beberapa waktu silam.
Sebuah pertanyaan muncul, Mengapa William James Sidis yang cerdas secara intelektual hanya menjadi seorang pemulung mobil tua? Sangat berbeda dengan Einstein yang mengalami kesulitan belajar hingga kelas 3 SD. Dia dijuluki sebagai anak bebal yang suka melamun. Tetapi, bagaimana masa depan Einstein? semua kita mengetahui bahwa pada akhirnya Einstein berhasil mengguncang dunia dengan penemuannya.  Ada apa dengan kedua anak ini.
Daniel Goleman dengan teori Kecerdasan Emosinya menjelaskan mengapa beberapa orang yang  Intelektual-nya tinggi mengalami kegagalan, sementara banyak lainnya dengan Intelektual yang biasa saja bisa berkembang pesat. Goleman memberikan bukti, bahwa selain Intelektual, kita semua mempunyai Kecerdasan Emosi. Kecerdasan Emosi yang memungkinkan kita untuk berempati dengan orang lain, menunda rasa gembira, mengendalikan dorongan–dorongan hati, sadar diri, bertahan, dan bergaul secara efektif dengan orang lain. Goleman juga menegaskan bahwa dalam kehidupan, Kecerdasan Emosi lebih penting daripada Kecerdasan Intelektual.  William James Sidis ternyata cerdas secara intelektual, tetapi tidak cerdas secara Emosi.  Itulah yang membuat William James Sidis tidak sukses dalam hidupnya.  Kenyataan ini memang tidak dapat disangkal.  Kemampuan dan nilai akademis yang tinggi dapat membuka banyak pintu bagi kesuksesan seseorang. Akan tetapi kenyataannya, baik dalam dunia kerja, pribadi, maupun proses belajar mengajar, kecerdasan emosi  sangat berperan untuk mencapai kesuksesan seseorang. Lapangan kerja yang semakin bersaing dan spesialis, membuat tidak seorang individu atau institusi manapun yang dapat mencapai tujuan mereka tanpa harus bekerja sama dalam tim karena setiap orang dipaksa untuk bekerja sama dengan orang lain.  Melihat kenyataan ini kita sebagai orang tua harus memperhatikan dan mendidik kecerdasan emosi  anak-anak kita.
Sebelum kita beranjak terlalu jauh, kita perlu mengerti apa itu kecerdasan Emosi.  Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi, baik emosi dirinya sendiri maupun emosi orang lain, dengan tindakan konstruktif, yang mempromosikan kerja sama sebagai tim yang mengacu pada produktivitas dan bukan pada konflik.  Di dalam Alkitab kita menemukan seorang ibu bernama  Maria sebagai pendidik Emosi yang handal bagi Yesus.  Mari kita melihat Kitab Injil Lukas 2 : 48,49 demikian firman Tuhan.  “Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Pendidikan Emosi yang diberikan oleh Maria kepada Yesus adalah berupa kemampuan Maria mengelola emosinya dan mengenali emosi Yesus.  Kisah ini  terjadi tatkala Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Yerusalem, biasa ini dilakukan tiap tahun pada hari raya paskah.  Menjelang pulang, setelah satu hari perjalanan ternyata Yesus tidak ada diantara rombongan yang bersama-sama dengan mereka.  Yusuf dan Maria mengira bahwa Yesus ada diantara rombongan itu, ternyata tidak ada.  Karena itu Yusuf dan Maria berusaha mencari Yesus dan kembali ke Yerusalem dan setelah 3 hari lamanya mencari Yesus kemudian mereka menemukan Yesus di Bait Allah di Yerusalem.  Maria menghampiri Yesus dan bertanya  "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Saya ingin anda memperhatikan ayat ini. Jika maria dan Yusuf tidak pandai mengelola emosinya dan tidak mencari tahu apa penyebabnya Yesus terpisah dari rombongan, besar kemungkinan Maria marah kepada Yesus, karena sudah lelah selama 3 hari mencari-cari.  Tetapi kita lihat  bagaimana Maria dengan cantik memberikan pendidikan emosi kepada Yesus, lewat  pengelolaan emosinya dan mengenali emosi Yesus.  Maria berusaha mengenali emosi Yesus, tatkala Yesus memberi jawab atas pertanyaan Maria dengan berkata, "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”  Perhatikan! jawaban Yesus ini sebenarnya tidak rasional dan dapat memancing emosi. Sebab bapa dan ibuNya adalah Yusuf dan Maria, namun Yesus memberi jawab yang tidak dapat  diterjemahkan oleh rasio.  Walaupun demikian Maria yang cerdas emosi mampu mengenali emosi  Yesus dan empati terhadap perasaan Yesus sehingga pada ayat 51 berkata; dan ibunya yaitu Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.  Artinya Maria memahami Yesus dan karakternya sebagai manusia 100%  dan sebagai Allah 100%.
Mendidik anak Cerdas Emosi tidak ada sekolah khusus secara formal, tetapi mendidik anak cerdas Emosi dapat dilakukan secara non formal, oleh orang tua, oleh guru atau oleh siapapun.  Mendidik anak cerdas Emosi dapat dilakukan dengan empati terhadap perasaan anak, memberikan pujian secara tepat dan dalam waktu yang tepat serta sesuai dengan porsinya tidak melebih-lebihkan. Mendidik anak cerdas emosi dapat  dilakukan lewat penamaan emosi itu.  Misalnya ketika anak menangis, ketika anak marah, ketika anak tertawa, kita sebagai orang tua memberi nama dengan berkata; nak! Mengapa Kamu mengangis ,Nak! Mengapa kamu marah! Nak! Mengapa kamu tertawa. Ini disebut penamaan supaya anak mengenali emosi yang sedang terjadi padanya. Tentunya saat penamaan emosi ini harus berlangsung dengan  lembut, agar pembelajaran itu merupakan simulasi alamiah yang hidup yang terekam dalam memori anak. Peringatan bagi kita orang tua yaitu jangan sekali-kali  terseret kepada emosi anak.   Pendidikan emosi ini harus disadari dan dikondisikan supaya  kita melakukannya dalam kesabaran dan memahami emosi anak-anak kita, sebagaimana Maria sabar dan memahami emosi Yesus yang hatinya sedang berkobar-kobar berjumpa dengan BapaNya di Bait Allah.
Bila kita  mendidik anak-anak  kecerdasan emosi, tentu anak-anak kita akan bertumbuh dengan kepercayaan diri dan menjadi anak yang berempati kepada  orang lain yang memungkinkan anak-anak kita trampil secara sosial.  Maria berhasil mendidik Yesus cerdas secara emosi, buktinya ada pada Injil Lukas 2 : 52 yang berkata;  “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” Dalam pelayananNya, kita menyaksikan bagaimana Yesus berempati terhadap semua orang dan Yesus trampil secara sosial.  Ketrampilan Yesus secara  sosial membuat Dia dikasihi oleh Allah dan dikasih oleh manusia, Yesus dapat bergaul terhadap setiap orang baik dari kelas bawah  kelas atas dan Ia menjadi pemimpin yang diperhitungkan oleh dunia.
Written by Pdt. Eslo Laudin Manik.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Mendidik Anak Cerdas Emosi



Pendidikan terhadap anak masa kini lebih memprioritaskan  kecerdasan intelektual. Dimana mana orang tua berlomba untuk memberikan anak-anak mereka pelayanan pendidikan yang baik. Fenomena ini membuat sekolah-sekolah bertumbuh dimana-mana. Taman kanak-­kanak pun berdiri dengan berbagai rupa, di kota hingga ke desa. Kursus-kursus kilat untuk anak-­anak pun juga bertaburan di berbagai tempat. Tawaran berbagai macam bentuk pendidikan ini amat beragam. Mulai dari yang puluhan ribu hingga jutaan rupiah per bulannya. Dari kursus yang dapat membuat otak anak cerdas dan pintar berhitung, cakap berbagai bahasa, hingga fisik kuat dan sehat melalui kegiatan menari, main musik dan berenang. Dunia pendidikan saat ini betul-­betul penuh dengan denyut kegairahan. Penuh tawaran yang menggiurkan dan kerapkali menguras isi kantung orangtua.  Orang tua tidak perduli itu semua yang penting anak-anaknya cerdas secara Intelektual.
Ada  kasus yang pernah dimuat majalah New Yorker tahun 1930 tentang kisah seorang anak pintar yang bernama William James Sidis, putra seorang psikiater. Kecerdasan otaknya membuat anak itu segera masuk Harvard College walaupun usianya masih 11 tahun. Kecerdasannya di bidang matematika begitu mengesankan banyak orang. Prestasinya sebagai anak jenius menghiasi berbagai media masa. Namun apa yang terjadi kemudian ? James Thurber seorang wartawan terkemuka. pada suatu hari menemukan seorang pemulung mobil tua, yang tak lain adalah William James Sidis, si anak ajaib yang begitu dibanggakan dan membuat orang banyak berdecak kagum pada beberapa waktu silam.
Sebuah pertanyaan muncul, Mengapa William James Sidis yang cerdas secara intelektual hanya menjadi seorang pemulung mobil tua? Sangat berbeda dengan Einstein yang mengalami kesulitan belajar hingga kelas 3 SD. Dia dijuluki sebagai anak bebal yang suka melamun. Tetapi, bagaimana masa depan Einstein? semua kita mengetahui bahwa pada akhirnya Einstein berhasil mengguncang dunia dengan penemuannya.  Ada apa dengan kedua anak ini.
Daniel Goleman dengan teori Kecerdasan Emosinya menjelaskan mengapa beberapa orang yang  Intelektual-nya tinggi mengalami kegagalan, sementara banyak lainnya dengan Intelektual yang biasa saja bisa berkembang pesat. Goleman memberikan bukti, bahwa selain Intelektual, kita semua mempunyai Kecerdasan Emosi. Kecerdasan Emosi yang memungkinkan kita untuk berempati dengan orang lain, menunda rasa gembira, mengendalikan dorongan–dorongan hati, sadar diri, bertahan, dan bergaul secara efektif dengan orang lain. Goleman juga menegaskan bahwa dalam kehidupan, Kecerdasan Emosi lebih penting daripada Kecerdasan Intelektual.  William James Sidis ternyata cerdas secara intelektual, tetapi tidak cerdas secara Emosi.  Itulah yang membuat William James Sidis tidak sukses dalam hidupnya.  Kenyataan ini memang tidak dapat disangkal.  Kemampuan dan nilai akademis yang tinggi dapat membuka banyak pintu bagi kesuksesan seseorang. Akan tetapi kenyataannya, baik dalam dunia kerja, pribadi, maupun proses belajar mengajar, kecerdasan emosi  sangat berperan untuk mencapai kesuksesan seseorang. Lapangan kerja yang semakin bersaing dan spesialis, membuat tidak seorang individu atau institusi manapun yang dapat mencapai tujuan mereka tanpa harus bekerja sama dalam tim karena setiap orang dipaksa untuk bekerja sama dengan orang lain.  Melihat kenyataan ini kita sebagai orang tua harus memperhatikan dan mendidik kecerdasan emosi  anak-anak kita.
Sebelum kita beranjak terlalu jauh, kita perlu mengerti apa itu kecerdasan Emosi.  Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi, baik emosi dirinya sendiri maupun emosi orang lain, dengan tindakan konstruktif, yang mempromosikan kerja sama sebagai tim yang mengacu pada produktivitas dan bukan pada konflik.  Di dalam Alkitab kita menemukan seorang ibu bernama  Maria sebagai pendidik Emosi yang handal bagi Yesus.  Mari kita melihat Kitab Injil Lukas 2 : 48,49 demikian firman Tuhan.  “Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Pendidikan Emosi yang diberikan oleh Maria kepada Yesus adalah berupa kemampuan Maria mengelola emosinya dan mengenali emosi Yesus.  Kisah ini  terjadi tatkala Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Yerusalem, biasa ini dilakukan tiap tahun pada hari raya paskah.  Menjelang pulang, setelah satu hari perjalanan ternyata Yesus tidak ada diantara rombongan yang bersama-sama dengan mereka.  Yusuf dan Maria mengira bahwa Yesus ada diantara rombongan itu, ternyata tidak ada.  Karena itu Yusuf dan Maria berusaha mencari Yesus dan kembali ke Yerusalem dan setelah 3 hari lamanya mencari Yesus kemudian mereka menemukan Yesus di Bait Allah di Yerusalem.  Maria menghampiri Yesus dan bertanya  "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Saya ingin anda memperhatikan ayat ini. Jika maria dan Yusuf tidak pandai mengelola emosinya dan tidak mencari tahu apa penyebabnya Yesus terpisah dari rombongan, besar kemungkinan Maria marah kepada Yesus, karena sudah lelah selama 3 hari mencari-cari.  Tetapi kita lihat  bagaimana Maria dengan cantik memberikan pendidikan emosi kepada Yesus, lewat  pengelolaan emosinya dan mengenali emosi Yesus.  Maria berusaha mengenali emosi Yesus, tatkala Yesus memberi jawab atas pertanyaan Maria dengan berkata, "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”  Perhatikan! jawaban Yesus ini sebenarnya tidak rasional dan dapat memancing emosi. Sebab bapa dan ibuNya adalah Yusuf dan Maria, namun Yesus memberi jawab yang tidak dapat  diterjemahkan oleh rasio.  Walaupun demikian Maria yang cerdas emosi mampu mengenali emosi  Yesus dan empati terhadap perasaan Yesus sehingga pada ayat 51 berkata; dan ibunya yaitu Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.  Artinya Maria memahami Yesus dan karakternya sebagai manusia 100%  dan sebagai Allah 100%.
Mendidik anak Cerdas Emosi tidak ada sekolah khusus secara formal, tetapi mendidik anak cerdas Emosi dapat dilakukan secara non formal, oleh orang tua, oleh guru atau oleh siapapun.  Mendidik anak cerdas Emosi dapat dilakukan dengan empati terhadap perasaan anak, memberikan pujian secara tepat dan dalam waktu yang tepat serta sesuai dengan porsinya tidak melebih-lebihkan. Mendidik anak cerdas emosi dapat  dilakukan lewat penamaan emosi itu.  Misalnya ketika anak menangis, ketika anak marah, ketika anak tertawa, kita sebagai orang tua memberi nama dengan berkata; nak! Mengapa Kamu mengangis ,Nak! Mengapa kamu marah! Nak! Mengapa kamu tertawa. Ini disebut penamaan supaya anak mengenali emosi yang sedang terjadi padanya. Tentunya saat penamaan emosi ini harus berlangsung dengan  lembut, agar pembelajaran itu merupakan simulasi alamiah yang hidup yang terekam dalam memori anak. Peringatan bagi kita orang tua yaitu jangan sekali-kali  terseret kepada emosi anak.   Pendidikan emosi ini harus disadari dan dikondisikan supaya  kita melakukannya dalam kesabaran dan memahami emosi anak-anak kita, sebagaimana Maria sabar dan memahami emosi Yesus yang hatinya sedang berkobar-kobar berjumpa dengan BapaNya di Bait Allah.
Bila kita  mendidik anak-anak  kecerdasan emosi, tentu anak-anak kita akan bertumbuh dengan kepercayaan diri dan menjadi anak yang berempati kepada  orang lain yang memungkinkan anak-anak kita trampil secara sosial.  Maria berhasil mendidik Yesus cerdas secara emosi, buktinya ada pada Injil Lukas 2 : 52 yang berkata;  “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.” Dalam pelayananNya, kita menyaksikan bagaimana Yesus berempati terhadap semua orang dan Yesus trampil secara sosial.  Ketrampilan Yesus secara  sosial membuat Dia dikasihi oleh Allah dan dikasih oleh manusia, Yesus dapat bergaul terhadap setiap orang baik dari kelas bawah  kelas atas dan Ia menjadi pemimpin yang diperhitungkan oleh dunia.
Written by Pdt. Eslo Laudin Manik.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Istri Yang Bijaksana



Pribadi orang bijaksana itu mempesona, mempunyai daya tarik yang tinggi dan tegas.  Mempesona karena apa? karena tutur katanya halus, santun, teratur, dan berkualitas.  Bicaranya tidak meledak-ledak seperti auman harimau, mudah dipahami, runtut, dan tidak mengulang-ulang.  Pemazmur berkata  Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu. Kebijaksanaan berhubungan erat dengan Tuhan, karena Tuhan Maha bijaksana.  Menjadi Istri yang bijaksana tidak dapat dipisahkan dengan hubungannya dengan Tuhan sebab perilakunya diilhami oleh Tuhan.
Seorang isteri yang bijaksana di catat dalam Kitab I Samuel 25:2-34. ”Ketika itu ada seorang laki-laki di Maon, yang mempunyai perusahaan di Karmel. Orang itu sangat kaya: ia mempunyai tiga ribu ekor domba dan seribu ekor kambing.  Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.  Daud menyuruh sepuluh orang dan kepada orang-orang itu Daud berkata: "Pergilah ke Karmel dan temuilah Nabal. atas namaku, dan sampaikanlah salam ini kepadanya: Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya: "Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu?  Kemudian berkatalah Daud kepada orang-orangnya: "Kamu masing-masing, sandanglah pedang!" Lalu mereka masing-masing menyandang pedangnya; Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah.  Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini. Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh. Lalu berkatalah Daud kepada Abigail: "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini; terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Tetapi demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu -- jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-laki pun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing."
Setelah menyimak pembacaan firman Tuhan di atas,  sosok Abigail ditampilkan sebagai seorang Istri yang bijaksana sedang berdampingan dengan seorang suami yang kasar dan jahat.  Mari kita kaji lebih dalam firman  Tuhan ini.  Mengapa Alkitab mencatat Abigail adalah seorang yang cantik dan bijaksana.  Apanya yang bijaksana dan perilaku  apa yang menonjol sehingga Abigail dikatakan   istri yang bijaksana.
Pertama, Abigail mampu mempertahankan rumahtangganya  padahal suaminya Nabal kasar dan jahat.  Tentunya kalau seseorang dijuluki  kasar dan jahat, biasanya ia gemar bertindak kasar dan sangat egois, kepada orang lain dan juga kepada orang yang dekat dengan dia, dalam hal ini adalah istri.  Saya yakin, bahwa keutuhan rumah tangganya terletak pada Abigail.  Kalau pada Nabal tidak mungkin! karena kecenderungannya melakukan kekerasan dalam rumah tangganya. Lebih cenderung memikirkan diri sendiri ketimbang orang lain.  Demikian juga dalam pembacaan firman Tuhan tadi,  Nabal sama sekali tidak memikirkan nasib Daud dan prajuritnuya. Ia juga kurang memperhatikan istrinya Abigail,  Ia hanya tertarik dengan kesenangan dirinya sendiri. Pasa 25:36 membuktikan   bahwa Nabal mengadakan perjamuan di rumahnya yaitu pesta pora, seperti perjamuan raja-raja. Nabal riang gembira dan mabuk sekali sampai fajar menyingsing.  Saya pikir perlakuan  Nabal ini sudah menjadi tabiat, sehingga Alkitab mencatat bahwa ia kasar dan jahat.  Apa mungkin seorang peminum dan pemabuk memiliki sikap yang lemah lembut, santun, sopan, itu hanya mimpi! Nah!!! Kembali kepada Abigail.  Ketika Abigail sampai di rumahnya lalu menemukan suaminya sedang pesta pora dan mabuk,  Nah!! Bagaimana kalau anda sebagai istri menjumpai suami di rumah sedang terjadi pestapora mabuk-mabukan.  Apa sikap anda? Mungkin anda marah-marah, bentak suami atau mengusir semua orang dalam rumah itu.  Bukankah tindaka demikian mengundang pertengkaran.? Abigail tidak bertindak bodoh. Alkitab mencatat bahwa ia tidak marah-marah bahkan   dengan sikap yang bijak, segala masalah rumahtangganya (yaitu amarah Daud) dia hadapi sendiri. Abigail tidak menceritakan masalah itu kepada suaminya pada malam itu karena suaminya sedang mabuk.  Abigail sabar menunggu sampai suaminya sadar dari mabuknya baru diceritakan permasalahan rumah Tangganya.
Memiliki istri seperti Abigail dapat menetralisir suhu panas atau dingin atau konflik dalam rumah tangga. Abigail adalah  sosok istri yang menyelesaikan masalah bukan mencari masalah.  Untuk apa bersitegang leher, marah-marah,  memprotes orang bebal seperti Nabal. Itu   hanya mengundang pertengkaran. Sifat Abigail yang bijaksana dapat menyelamatkan keluarganya dari ancaman Daud dan prajuritnya.  Secara inflisit Alkitab menjelaskan bahwa Abigail selalu bertindak persuasif terhadap suaminya maupun terhadap orang lain, contohnya kepada Daud.  Abigail selalu mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.  Kejahatan apa? Kejahatan suaminya yang menyulut kemarahan Daud.  Firman Tuhan berkata,  Roma 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.
Kedua, Sikap Abigail mampu mencegah pertumpahan darah antara Daud dan Nabal. Mengapa pertumpahan darah akan terjadi, karena Daud dihina oleh Nabal,  sehingga Daud dan Prajuritnya marah dan  siap menggempura Nabal.  Nah!! Mendengar kemarahan Daud ini,  Abigail berusaha untuk menyelesaikan masalah itu tanpa melibatkan Nabal suaminya. Abigail tidak memberitahukan kepada Nabal bahwa Daud sedang marah kepada Nabal. Mengapa? karena kalau diberitahukpun kepada Nabal, mungkin Nabal akan memberi perlawanan juga sehingga tidak menyelesaikan masalah.  Dengan bijaksana Abigail menjumpai Daud, Abigail sujud pada kaki Daud serta meminta maaf atas kesalahan suaminya.  Abigail berkata, memang sifat suami saya  persis seperti namanya Nabal bebal orangnya.  Janganlah kiranya tuanku melihat itu, tetapi lihatlah saya dan ampunilah kiranya kecerobohan hamba mu ini.  Melihat pernyataan Abigail, maka luluhlah hati Daud sehingga ia membatalkan niatnya untuk menggempur Nabal.  Bukan hanya itu saja, lewat sikap Abigail ini, Daud disadarkan  sehingga Daud berkata,  “terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Tetapi demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu -- jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-laki pun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing."
Sikap Abigail yang bijaksana menyelamatkan banyak orang karena  tidak terjadi pertumpahan darah. Abigail  Menjadi penasehat secara tidak langsung kepada orang yang sedang marah membara yaitu Daud. Dengan tutur katanya yang sejuk, manis dan merendah. Abigail mampu menetralisir keadaan tegang  dan panas dari Daud kepada Nabal.  Abigail tidak hanya menyelamatkan keluarganya tetapi juga menyelamaatkan orang-orang disekitar Nabal dan Daud.  Oleh karena itu sangat pantas diberi sanjungan kepada istri yang bijaksana lebih dari permata.  Kitab Amsal berkata,   Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?  “Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya”
Kebijaksanaan isteri yang diwakili oleh Abigail ini, kiranya dapat menjadi inspirasi bagi ara istri, untuk hidup lebih bijaksana.  Menjadi istri yang bijaksana tidaklah rugi, tetapi perlu perjuangan dan pengorbanan.  Jika anda sebagai istri yang menginginkan rumah tangga yang baik tentunya meneladani sikap Abigail adalah sangat tepat dan benar.  Suami-suami yang kasar dan jahat akan takluk kepada anda, takluk dalam arti positif. Penyebabnya apa? Penyebabnya adalah sikap anda yang sopan, lemah lembut, rendah hati dapat meluluhkan hati yang  kasar, tegar tengkuk, sikap sombong dari suami anda. Firman Tuhan dalam Surat Roma 12:21 berkata,  Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!  Kejahatan apa yang anda lihat dari suami anda? Kalahkanlah itu dengan kebaikan seperti nasehat firman Tuhan, niscaya anda akan berbahagia dan diberi gelar ”Istri yang bijaksana.”
Written by Pdt. Eslo Laudin Manik
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.