Monday, June 30, 2014

Monogami bukan Poligami


Berbicara tentang monogami dan poligami tentunya sebagian di antara kita sudah mengerti artinya.  Monogami yaitu sistem yang hanya memperbolehkan seorang laki-laki mempunyai satu istri; sedangkan poligami adalah sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya.  Kalau ada pertanyaan kepada Anda seperti ini, manakah  yang paling anda sukai, monogami atau poligami? Mungkin sebagian di antara Anda menjawab: monogamy, dan sebagian juga diantara anda menjawab: poligami.  Jawaban Anda yang berbeda-beda itu  tentunya punya alasan sendiri bukan? Apakah jawaban itu subjektif atau objektif?  Pembenaran mengenai monogami dan poligami jika ditinjau dari alasan pribadi maka tidak heran kalau kita menemukan perselisihan yang tajam antara pro monogami dan pro poligami. Dialog antara pro monogami  dan pro poligami tidak pernah bertemu pada satu titik persamaan.   Masing-masing akan sepenuhnya membenarkan pandangannya sendiri.  Sesungguhnya  bagaimana pandangan Allah mengenai monogami dan poligami? Inilah sebenarnya yang harus dipertanyakan, bukan bolehkah berpoligami?
Ketika Yesus ditanya oleh orang Farisi: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?" Apa jawab Yesus? Dia tidak menjawab boleh dan tidak, akan tetapi Yesus mengembalikan pertanyaan itu kepada pemahaman orang Farisi mengenai Firman Allah yang mereka geluti setiap hari.  Demikian juga dengan pertanyaan bolehkah berpoligami? Maka saya pun tidak menjawab boleh atau tidak, akan tetapi saya akan mengajak anda untuk mempelajari kembali  apa kata firman Allah mengenai pertanyaan itu. Kitab Kejadian pasal 1:27-28 berkata,  1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranak-cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi.”  Pada ayat ini kita menemukan hal yang prinsip mengenai monogami dalam pernikahan. Ayat ini tidak menjelaskan bahwa  Allah  menciptakan satu laki-laki dan banyak perempuan, akan tetapi Allah menciptakan satu laki-laki dan satu perempuan yaitu Adam dan Hawa.  Kemudian ayat 28 menjelaskan Allah mempersatukan dan  memberkati satu laki-laki dan satu perempuan. Apakah anda puas dengan penjelasan ayat ini? Atau masih belum,  atau mungkin dalam hati anda muncul alasan demikian?  Waktu itu kan manusia hanya dua yaitu Adam dan Hawa, sekarang kan beda!  Yah! Wajarlah kalau sekarang manusia berpoligami!  Betul, waktu itu memang manusia hanya Adam dan Hawa, tetapi dari ayat ini kita mendapat penjelasan bahwa rencana dan kehendak Allah bagi manusia adalah monogami. Itulah sebabnya Allah menciptakan satu laki-laki dan satu perempuan. Kalau kehendak Allah seperti kehendak manusia zaman sekarang ini, tentunya Allah menciptakan satu laki-laki dan banyak  perempuan, atau banyak laki-laki dan satu perempuan. Jadi prinsip yang dapat ditarik dari pelajaran di Kitab Kejadian pasal 1 ini adalah: dari sejak semula Allah berkenan dengan sistem monogami bukan poligami!  Artinya, hubungan suami isteri yang Tuhan maksud adalah hubungan antara satu laki-laki dan satu perempuan. Mengenai monogami dan poligami itu sudah menjadi kasus yang tidak dapat dipecahkan hingga saat ini lewat perdebatan/dialog, itulah sebabnya ketika orang Farisi ingin memancing perdebatan dengan Yesus mengenai kasus perceraian, Yesus tidak melayani maksud orang Farisi itu.
Yesus memberi solusi lewat Firman Tuhan yang  orang farisi fahami secara teoritis. Perdebatan mengenai perceraian dan poligami adalah suatu perdebatan yang hangat, suatu perdebatan yang emosional, mengapa? Karena di sana ada kepentingan dan kenikmatan duniawi yang tidak  dapat dipisahkan dari orang-orang yang tidak dapat menahan hawa nafsunya.

Selanjutnya mari kita pelajari Alkitab dari Injil Matius pasal 19:5,6  demikian Firman Tuhan: ”Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."    Ayat ini benar-benar meneguhkan kita bahwa Tuhan menginginkan pernikahan yang sifatnya monogami. Di situ tertulis, "Mereka bukan lagi dua, melainkan satu”.  Bukan tiga jadi satu atau empat jadi satu, seperti dalam poligami. Dalam ayat ini juga dinyatakan bahwa perceraian tidak pernah ada dalam kamus Allah. Apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia. Apakah Anda dapat menerima penjelasan ini?  Atau mungkin Anda mengejar saya lagi dengan pertanyaan? Kalau begitu mengapa Allah mengizinkan Abraham, Yakub bahkan Daud, Salomo berpoligami? Dan  mengapa Musa memberikan surat cerai? Kalau dalam benak Anda bertanya demikian, maka pertanyaan Anda hampir sama dengan pertanyaan: mengapa Allah mengizinkan manusia memakan  pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu? Dari sejak penciptaan, Allah menciptakan manusia dengan kehendak bebas, bebas memilih yang baik dan yang jahat.  Pada prinsipnya Allah memberikan FirmanNya untuk melindungi manusia untuk tidak memilih yang jahat. Dalam kasus perceraian dan poligami, Allah juga sudah memberikan FirmanNya kepada manusia mengenai kehendak Allah yang baik dan yang mulia mengenai monogami,  tetapi dalam sejarah Perjanjian Lama hingga kini ternyata manusia banyak memilih kehendaknya sendiri, bukan kehendak Allah. Manusia menjalankan pikirannya sendiri bukan mengikuti pikiran Allah.  Oleh karena manusia menjalankan dan mengikuti pikirannya sendiri, itulah sebabnya damai sejahtera Allah yang Allah rencanakan kepada manusia terusir dari dalam hidupnya, bahkan manusia sama seperti Adam terusir dari kedamaian dan kenyamanan di Taman Eden karena tidak mengikuti pikiran Allah dengan kehendak bebasnya. Apa pun alasan kita untuk berpoligami, apakah  argumentasi kita masuk akal  atau dapat diterima sekian banyak orang, atau berpoligami sudah diterima dalam suatu masyarakat tertentu dan syah secara hukum, namun itu bukanlah batu ujian yang tepat bahwa itu adalah benar. Suatu batu ujian yang murni adalah sejauh mana Anda dan pasangan Anda dan anggota rumah tangga Anda dan masyarakat menikmati damai sejahtera.   Sejauh mana pasangan Anda secara spontan bersukacita tatkala Anda beritahukan bahwa sebentar lagi Anda akan memperoleh isteri atau suami yang baru?  Sejauh mana anak-anak Anda secara spontan bersukacita, berjingkrak-jingkrak, tatkala mendengar bahwa  papa atau mamanya akan menikah lagi. Atau sejauh mana Anda sendiri bersukacita/damai sejahtera tatkala mendengar pasangan Anda akan menikah lagi?  Kalau memang perasaan itu yang dirasakan oleh setiap orang, maka berpoligami merupakan hal yang baik. Tetapi kalau sebaliknya yang terjadi, maka berpoligami merupakan hal yang tidak baik. Segala sesuatu diuji oleh hati nurani bukan berdasarkan teori-teori agama yang sudah disalah tafsirkan. Allah berbicara juga melalui hati nurani. Kalau Anda tergoda untuk berpoligami, mari pelajari Firman Allah! Dan dengarkanlah hati nurani Anda jangan rasio Anda, maka Anda akan dapat mengambil sikap yang obyektif dan tentunya akan menyelamatkan Anda dan keluarga! Sekali lagi Allah menghendaki monogami bukan poligami.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Keluarga Yang Melayani Tuhan


Hidup hanya untuk diri sendiri sesungguhnya bukan hidup, karena hal itu melawan kodrat manusia.  Mengapa dikatakan demikian? Karena kodrat manusia adalah saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.  Manusia hidup saling melengkapi, manusia hidup saling memberi dan menerima, hal ini sudah menjadi realita hidup dan tidak ada satu manusia super pun di dunia ini yang dapat menentangnya. Manusia tidak dapat mengisolir diri dari manusia lainnya kecuali kalau ia ingin membunuh diri sendiri.  Berdasarkan kodrat manusia yang saling membutuhkan ini, kita dapat berkata bahwa manusia dipanggil oleh Tuhan untuk melayani.  Dalam konteks keluarga misalnya, suami dipanggil untuk melayani isteri dan anak-anak, isteri dipanggil untuk melayani suami dan anak-anak, dan anak-anak dipanggil untuk melayani orang tua.   Itulah inti hidup. Namun ada hal yang perlu direnungkan, seperti apakah Keluarga Yang Melayani Tuhan itu.?
Kita akan belajar dari Firman Allah yang terambil dari Yohanes 11:1–5, dan pasal 12:1-3 
11:1 Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta.
11:2 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. 
11:3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."         
11:4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." 
11:5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.  
Juga dalam Yohanes 12:1-3 yang berbunyi demikian:
12:1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. 
12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. 
12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Firman Tuhan di atas memberikan pengertian bahwa Maria, Marta dan Lazarus adalah tiga bersaudara, namun Alkitab tidak menginformasikan siapa ayah dan ibu mereka.
Tidaklah perlu untuk melacak hal itu, namun yang pasti kita melihat ada tiga bersaudara yang boleh disebut sebagai satu keluarga  yang punya hati melayani Tuhan.  Alkitab menginformasikan beberapa kali bagaimana Maria dan Marta menerima Tuhan Yesus.  Misalnya dalam Injil Lukas 10:38-42 Tuhan Yesus dan murid-muridnya diterima oleh Marta di rumahnya dan Marta melayani Yesus dengan kesibukannya di dapur sedangkan Maria melayani Yesus dengan duduk mendengarkan Yesus.  Kemudian dalam pembacaan nats di atas, Yesus dan murid-murid diterima di Rumah Lazarus di Betania.  Maria, Marta dan Lazarus ambil bagian dalam pelayanan ini sesuai dengan talenta ketiga bersaudara ini.
Maria, Marta dan Lazarus adalah satu keluarga yang melayani Tuhan.  Tiga bersaudara ini yang tidak jelas ayah dan ibu mereka rupanya sudah terpola dalam melayani Tuhan, yaitu dengan melihat dari cara mereka menyambut dan menerima Yesus dan murid-muridnya.  Marta sebagai kakak mengambil bagian dalam pelayanan meja.  Dua kali dicatat hal ini sebagai bukti.   Memang dalam Injil Lukas di sana dicatat bahwa Yesus menegur Marta karena cemburu terhadap Maria yang mengambil pelayanan duduk di kaki Yesus. Itu bukti bahwa Marta memiliki talenta di bidang jasa boga. Sedangkan Maria peka mempersiapkan hari penguburan Yesus.  Jika informasi dari Yohanes ini dihubungkan dengan informasi dari Lukas, dapat disimpulkan bahwa Maria begitu tekun mendengar pengajaran Yesus, sehingga Maria mengerti Firman Allah dan melakukannya sedangkan murid-muridNya sama sekali tidak mengerti.  Itulah sebabnya ketika Maria  mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya, maka Yudas Iskariot tidak setuju dengan persembahan yang diberikan oleh Maria kepada Yesus.  Kemudian kita tengok sejenak Lazarus, apa yang dilakukannya, Lazarus menemani Yesus makan.  Berbicara tentang menemani seseorang makan bukanlah dilihat dari sekedar ada teman, tetapi itu dapat dilihat dari sisi penghormatan, pelayanan dan memperhatikan  kira-kira apa yang dibutuhkan  dan diinginkan oleh  orang yang kita layani.   Dalam hal ini pelayanan Lazarus adalah memperhatikan, dan memberi suasana tenang dan rileks bagi Yesus dan murid-murid dalam santap bersama.
Seperti apakah keluarga yang melayani Tuhan itu? Pertanyaan tadi sudah terjawab.  Keluarga yang melayani Tuhan adalah keluarga yang memberi hati, pikiran hanya kepada Yesus.   Maria, Marta dan Lazarus mengarahkan segenap hati dan pikiran mereka kepada Yesus.   Maria, Marta dan Lazarus tidak gusar ketika Yudas Iskariot mengkritik apa yang diperbuat oleh Maria, justru Yesus membela pelayanan yang dilakukan oleh Maria kepadanya.  Maria, Marta dan Lazarus sebagai satu team yang solid, ketiga bersaudara ini mencintai Yesus dan pelayananNya.  Ketiga bersaudara ini mengerahkan tenaga dan pikirannya untuk melayani Yesus dan hal itu terbukti dari pemanfaatan karunia atau talenta yang ada pada mereka.
Maria, Marta dan Lazarus adalah keluarga yang melayani Tuhan dengan dasar cinta kasih, karena itu mereka tidak kehilangan upah. Upah yang pertama adalah Yohanes 11:5 dikatakan  Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Upah yang kedua adalah Yohanes 11:33-35 di sana dicatat bahwa ketika Yesus melihat Maria menangis karena Lazarus sudah meninggal maka Yesus pun menangis merasakan penderitaan Maria yang dikasihinya.   Artinya, Yesus sangat peduli terhadap orang yang melakukan pelayanan kasih kepadaNya. 
Upah yang ketiga adalah Yesus memberi kebahagiaan yang tiada tara, tiada terukur, dan tiada terbatas yaitu dengan menghidupkan kembali Lazarus adik mereka yang mereka kasihi.  Jadi, keluarga yang melayani Tuhan dengan cinta kasih akan menikmati kebahagiaan yang tiada tara, akan mendapatkan perhatian Tuhan dan akan dikasihi oleh Tuhan.  Sungguh mengharukan ketika kita membaca Yohanes 11:35 yang berkata ”maka menangislah Yesus”.  Kata menangis dalam terjemahan Yunani memiliki pengertian yaitu tersedu-sedu, terisak-isak.  Dari pengertian ini dapat disimpulkan betapa empatinya Yesus kepada Maria, Marta dan Lazarus.
Anda pun akan mendapatkan upah dari Tuhan, Tuhan akan mengasihi Anda, Tuhan akan memberikan kebahagiaan kepada Anda dan Tuhan akan perduli atau empati terhadap masalah Anda.  Oleh karena itu layanilah Tuhan, lakukanlah pekerjaan yang dihadiahkan kepada Anda, maka sikap Yesus yang ditumpahkan kepada Maria, Marta dan Lazarus akan Anda alami, karena Yesus mengasihi orang-orang yang mengasihiNya, jadilah Keluarga yang melayani Tuhan, mulailah melayani suami/isteri anak orang tua dan mertua, baru kemudian lebih meluas ke seluruh dunia.                                                                                                   



Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tatkala Kedua Orang Tua Menjadi TKI


Sebuah berita menceritakan bahwa ada dua ekor anak harimau yang ditolak induknya karena lahir albino berhasil menemukan ibu baru yaitu seekor anjing. Kedua anak harimau ini hidup rukun dengan saudara barunya anjing dan menyusu dari induk barunya.  Seekor anjing di Brasil mengasuh dua anak harimau bengali. Ini bukan kisah fiksi. Dokter hewan di Rio de Janeiro, tak lama berselang mengatakan bahwa ini adalah kasus kesekian anjing betina mengasuh hewan lain. Saat ini, anjing dan dua anak harimau itu hidup rukun dan tidak terpisahkan. Dua anak harimau itu menyusu bersama anjing yang baru dilahirkan induk anjing.  Binatang pun membutuhkan kerukunan supaya mereka dapat hidup dan bertumbuh.
Dalam keluarga  kerukunan adalah hal yang tertinggi supaya   setiap anggota rumah tangga dapat saling sapa, saling menyayangi dan saling menolong. Kerukunan rumah tangga dapat memberi inspirasi terhadap kegiatan-kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan yang bermanfaat bagi kehidupan rumah tangga. Namun, mengapa sebuah kerukunan rumah tangga sangat langka. Yang banyak terjadi kita lihat kejadian  dalam rumah tangga adalah perselisihan, kecemburuan dan fitnah bahkan perceraian. Dalam Perjanjian Lama banyak kita temukan contoh-contoh dari  keluarga-keluarga yang tidak hidup rukun, seperti Kain dan Habel
Landasan Firman Tuhan diambil dari Mazmur 133:1-3 demikian Firman Tuhan: Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.  Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Mazmur ini ditulis oleh Daud.  Daud adalah Raja Israel yang bijaksana dan sangat berhasil dalam kepemimpinannya.  Daud adalah Raja yang hidup berdasarkan pimpinan Tuhan.  Daud adalah seorang Raja berlatar belakang seorang gembala.  Daud memiliki sejuta pengalaman  dalam hidupnya hingga Ia menjadi pemimpin tertinggi di Israel.  Dari pengalaman hidupnya, ia membawa bangsa Israel ke puncak kejayaan melewati banyak konflik, melewati banyak pertentangan, melewati banyak peperangan, pertempuran dan pemberontakan. Masa-masa menghadapi segala pemberontakan, pertempuran  dan peperangan tidaklah memungkinkan Daud dapat hidup tenang dan damai.  Yang ada adalah tangisan, kesedihan, dan kemarahan.  Saya berpikir mazmur ini ditulis berangkat dari pengalaman Daud yang penuh dengan ketidak-nyamanan dalam perjalanan hidupnya.
Daud memulai di ayat pertama dengan berkata, sungguh alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Apa artinya perkataan ini? Baiklah mari kita kupas kata “diam bersama.”  Diam bersama adalah orang yang tinggal bersama-sama dalam satu tempat, komunitas atau pun negara. Biasanya orang yang diam bersama rawan konflik karena kedekatan  Sebagai contoh kecil  adalah suami istri.  Suami yang diam bersama dengan istri memungkinkan terjadinya penampakan ke permukaan secara jelas dan nyata perbedaan-perbedaan dan kelemahan-kelemahan. Ini merupakan celah untuk terjadinya perpecahan antar suami istri, jika masing-masing tidak melihat keberbedaan itu sebagai suatu kekayaan yang saling mengisi. Perpecahan yang terjadi akan menguras habis waktu dan  energi untuk mengatasinya. 
Berarti selama mengatasi permasalahan perpecahan itu, tentunya kita tidak menikmati kebaikan dan keindahan.  Bukankah kita sering menyaksikan berita-berita miring para artis yang bercerai?  Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun mereka terjerat dalam masalah itu dan sekaligus menghancurkan rumah tangga dan kariernya. Berdasarkan efek dari perpecahan apakah itu keluarga, gereja, organisasi, masyarakat firman Tuhan menasihati kita supaya diam bersama dengan rukun. Rukun berarti baik dan damai tidak bertengkar dan bersatu hati. 
Saya pernah menyaksikan suami istri, dalam satu bulan terjadi 2 kali pertengkaran.   Jika terjadi pertengkaran, si suami menghancurkan perabot dalam rumahnya, sedangkan si istri minggat dari rumah tentunya menghabiskan uang dan menghambat aktivitasnya bekerja.  Saya perhatikan hidup mereka tidak mengalami kemajuan baik secara ekonomi maupun spiritual. Hari-hari mereka lalui dengan kegersangan dan keputus-asaan. 
Hidup rukun sesungguhnya membawa berkat baik itu bagi masyarakat, gereja dan keluarga.  Raja Daud  dalam Mazmur ini  berkata, Tuhan akan memerintahkan berkat kepada saudara-saudara yang hidup rukun.  Ia menggambarkan berkat itu mengalir seperti minyak yang  baik di atas kepala meleleh ke janggut, seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion.  Artinya setiap orang yang hidup dengan rukun berkat-berkat otomatis mengalir, tidak ada yang dapat menghalangi seperti minyak yang meleleh ke janggut dengan lancar.
Berkat-berkat akan mengalir dalam rumah tangga kita, jika kita sebagai suami istri, orang tua dan anak, anak menantu dengan mertua diam bersama dengan hidup rukun.  Allah akan memberkati pekerjaan suami, Allah akan memberkati sawah ladang kita, Allah akan memberkati toko, perusahaan dan segala pekerjaan yang kita lakukan.   Tebarkanlah kasih di dalam rumah Anda, berikan kasih kepada anak-anak, kepada istri, suami dan juga kepada tetangga.  Jadilah ekspresi hidup dari kebaikan-kebaikan Tuhan, kebaikan hati di wajah Anda, kebaikan hati dalam senyuman Anda.  Maka Rumah Tangga Yang Hidup Rukun adalah merupakan pengalaman manis tiap-tiap detik hidup Anda, dan segala berkat akan mengalir, melimpah meluap dan keluarga Anda menjadi berkat bagi dunia ini.






Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

TKI Dan Perceraian


Yakuza adalah salah satu organisasi kriminal yang ada di Jepang.  Organisasi ini mirip Triad di Cina dan Mafia di Sisilia.  Kebiasaan Yakuza adalah membunuh, merampok dan memeras.  Dan syarat untuk menjadi anggota keluarga Yakuza adalah harus ahli berbuat kejahatan, pembunuh berdarah dingin dan cerdas dalam rupa-rupa kejahatan.  Hampir semua anggota Yakuza mempunyai latar belakang keluarga yang miskin. Sebab itu mereka mencari perlindungan kepada kumpulan Yakuza itu, menjadikan mereka satu keluarga yang besar dengan perasaan selamat untuk terus hidup dalam damai sejahtera.  Namun ada kesaksian seorang Yakuza demikian: ”Dua puluh tahun aku jadi Yakuza, aku jadi bandar narkoba, terlibat hampir semua kejahatan kecuali membunuh dan merampok, aku duduk di posisi yang tinggi dalam salah satu sindikat Yakuza terbesar di Jepang. Aku dibanjiri uang dan aku punya semuanya, kecuali damai sejahtera. Aku selalu merasa ketakutan.” 
Damai sejahtera Allah  tidak dapat ditemukan dalam dunia ini. Manusia boleh-boleh saja mencari harta sebanyak-banyaknya, mencari kekuasaan demi keamanan dan mencari kedudukan untuk kehormatan, tetapi damai sejahtera Allah tidak ada di sana.  Sesungguhnya damai sejahtera Allah itu hanya ada jika Allah memberikannya kepada manusia.  Upaya manusia untuk mencarinya adalah sia-sia, karena ia hanya menemukan imitasi damai sejahtera.  Untuk mengerti dan mengenal damai sejahtera Allah kita belajar dari firman Allah yang terambil dari Yohanes 20:19–23 demikian Firman Tuhan,....
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersuka cita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."
Kita mengetahui bahwa murid-murid sudah menjadi satu keluarga di bawah pimpinan Yesus Kristus.  Para murid dan orang Israel umumnya mengharapkan damai sejahtera yaitu lewat kemerdekaan mereka atas kekuasaan Romawi.  Para murid mengikut Yesus supaya mereka beroleh damai sejahtera, beroleh kemerdekaan, beroleh ketenteraman lewat perjuangan sang pemimpin mereka yaitu Yesus Kristus. Para murid  dalam mengharapkan damai sejahtera itu masih sebatas pemikiran manusiawi.  Para murid belum dapat menangkap damai sejahtera Ilahi, sehingga perjalanan iman para murid masih tertuju kepada Yesus yang adalah manusia.  Ketika Yesus terkapar di kayu salib dan secara manusia tidak dapat berbuat banyak untuk melepaskan dirinya hingga mati di kayu salib, membuat para murid kehilangan harapan, para murid putus asa, para murid ketakutan. Alkitab mencatat  bahwa pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid di suatu tempat dengan pintu-pintu terkunci karena mereka ketakutan terhadap orang-orang Yahudi.
Ketakutan para murid, keputus-asaan mereka teratasi bukan diukur karena sudah tiga tahun mengikut Yesus, namun ketakutan dan keputus-asaan mereka teratasi tatkala lewat anugerah kematian dan kebangkitanNya.  Alkitab mencatat bahwa Yesus hadir di tengah-tengah para murid sementara pintu-pintu terkunci rapat.  Kehadiran Yesus Kristus menganugerahkan kepada para murid yaitu damai sejahtera.  Saudara pendengar, damai sejahtera Yesus diberikan kepada murid-murid, kepada orang pilihanNya, kepada orang yang masuk dalam keluarga Allah.  Artinya kepada orang-orang yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat.
Apa yang menjadi pergumulan Anda, apakah Anda dalam pencarian damai sejahtera itu namun Anda hanya menemukan imitasi damai sejahtera?  Anda mencari uang, kedudukan, kekuasaan dan semuanya itu Anda dapat, tetapi pada kenyataannya Anda selalu merasa ketakutan seperti yang dialami oleh para murid, atau seperti yang dialami oleh pemimpin Yakuza yang saya ceritakan di atas. Anda takut  dengan masa depan anak-anak, Anda takut dengan masa depan usaha atau pekerjaan Anda, dan Anda pun takut akan ke mana nanti setelah kehidupan ini.   Damai sejahtera Allah itu akan hadir di tengah-tengah kehidupan Anda dan kehidupan keluarga Anda, tatkala Yesus sudah hadir di hidup  saudara, Yesus sudah menjadi Raja dalam hati dan dalam keluarga Anda.  Tatkala Yesus dalam kuasa kebangkitanNya hadir di tengah-tengah para murid, dan Yesus mengingatkan kembali FirmanNya yang sudah pernah Ia ajarkan kepada para murid, maka setelah para murid menyadarinya dan mengingatnya kembali maka Alkitab berkata “bersuka citalah mereka.”  Jadi, sukacita para murid adalah sukacita berdasarkan anugerah damai sejahtera yang bersifat kekal.  Sukacita para murid adalah sukacita berdasarkan Firman Allah yang sudah diterima oleh para murid.  Dan damai sejahtera Allah yang bersumber dari Yesus menembus segala ruang dan waktu.
Di mana pun anda berada, dan dalam situasi apa pun damai sejahtera Allah menembus segala ruang dan waktu. Kehadiran Yesus Kristus di tengah-tengah keluarga Anda merupakan jaminan damai sejahtera dalam rumah tangga Anda.  Untuk itu, sebagai keluarga yang nota bene damai sejahtera itu sudah dianugerahkan oleh Tuhan kepada kita, perlu kita pelihara supaya damai sejahtera itu selalu mewarnai kehidupan rumah tangga kita.  Bagaimana kita memelihara damai sejahtera Allah itu?  Kita dapat memelihara damai sejahtera itu di tengah-tengah keluarga kita dengan menaati perintah-perintahNya.  Firman Tuhan berkata dalam Yesaya 48:18,19  demikian, .... “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku." Jadi, keluarga Anda akan selalu menikmati damai sejahtera, hidup selalu harmonis antara suami dan istri orang tua dan anak dan anak menantu dengan mertua.  Masing-masing senang hidup berdampingan, masing-masing rindu untuk saling berkomunikasi, masing-masing saling memberi diri untuk melayani dan untuk memberi hormat, karena apa? Karena Firman Tuhan yang ada di dalam hati menuntun untuk melakukan apa yang Allah perintahkan itu dengan penuh kasih.  Damai sejahtera Allah tidak akan pernah beranjak dari tengah-tengah keluarga Anda karena Anda menaati FirmanNya.  
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Beda Agama Dalam Pernikahan


Firman Tuhan dalam Kitab Kejadian 2:18 di sana TUHAN Allah berkata: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.  Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."  Siapa yang sepadan itu? Kita tentu mengetahuinya bukan? Isterilah  yang dimaksudkan oleh Tuhan.  Berbicara tentang Peran Seorang Ibu Dalam Pembentukan Kepribadian Anak adalah berbicara juga mengenai peran isteri yang menjadi penolong yang sepadan bagi suami dalam menjalankan tugas yang Allah mandatkan kepada manusia.  Dalam Rumah tangga, suami adalah pemimpin dan inisiator bagi terciptanya karakter-karakter yang baik untuk seisi rumahnya.  Apakah dalam rumah tangga itu terdiri dari sanak saudara, anak, isteri bahkan pembantu. Pertanyaan yang mendasar perlu saya ajukan di sini adalah, bagaimana tatkala terjadi bila suami tidak dapat menjalankan fungsinya ataupun telah tiada.
Untuk menjawab pertanyaan ini baiklah kita belajar dari Firman Tuhan yang terambil dari Kitab 2 Raja-raja 22:1–8 demikian Firman Allah;
22:1 Yosia berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga puluh satu tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yedida binti Adaya, dari Bozkat.
22:2 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
3 Dalam tahun yang kedelapan belas zaman raja Yosia maka raja menyuruh Safan bin Azalya bin Mesulam, panitera itu, ke rumah TUHAN, katanya :
4 "Pergilah kepada imam besar Hilkia; suruhlah ia menyerahkan seluruh uang yang telah dibawa ke dalam rumah TUHAN yang telah dikumpulkan dari pihak rakyat oleh penjaga-penjaga pintu;
5 baiklah itu diberikan mereka ke tangan para pekerja yang diangkat untuk mengawasi rumah TUHAN, supaya diberikan kepada tukang-tukang yang ada di rumah TUHAN untuk memperbaiki kerusakan rumah itu,
6 yaitu kepada tukang-tukang kayu, tukang-tukang bangunan dan tukang-tukang tembok, juga bagi pembelian kayu dan batu pahat untuk memperbaiki rumah itu.
7 Tetapi tidak usahlah mengadakan perhitungan dengan mereka mengenai uang yang diberikan ke tangan mereka, sebab mereka bekerja dengan jujur."
8 Berkatalah imam besar Hilkia, kepada Safan, panitera itu: "Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya.
Nats tersebut di atas menjelaskan pada kita bahwa Yosia sudah menjadi  Raja dalam usianya yang sesungguhnya belum pantas  untuk menjadi pemimpin dalam suatu kerajaan. Tapi itulah tradisi Kerajaan zaman dahulu, untuk menjadi Raja sebagai pengganti ayah adalah anak, sekalipun itu masih tergolong belia.  Kerajaan merupakan warisan, jadi yang menjadi ahli waris adalah anak Raja.  Tradisi Kerajaan memang sudah demikian di mana saja.  Dinasti Chin misalnya  bahkan Raja-raja di wilayah Indonesia juga demikian, bahwa anak baru usia  belia bisa diangkat menjadi Raja sebagai pewaris kerajaan.  Mungkin yang menjadi pertanyaan lebih tepatnya adalah;  mungkinkah seorang Raja yang masih muda belia berhasil memimpin sebuah kerajaan?  Secara logika jelas tidak.  Untuk itulah mari kita teruskan sejarah Yosia ini. 
Firman Tuhan sebelumnya menjelaskan bahwa Amon adalah Raja Israel sebelum Yosia, dan Amon adalah ayahnya Yosia suaminya Yedida binti Adaya dari Bozkat.  Alkitab berkata bahwa Amon memerintah di Yerusalem sangat singkat yaitu hanya 2 tahun saja.  Amon melakukan yang jahat di mata Tuhan, dan Amon terbunuh di istananya oleh persekongkolan pegawai-pegawainya. Berangkat dari fakta ini, dapdisimpulkan bahwa tidaklah mungkin bagi Amon untuk membina anaknya Yosia agar memiliki kepribadian yang baik, karena ia sendiri jahat.  Kedua, di usianya yang relatif singkat tidaklah mungkin baginya untuk membina Yosia. Jadi, dapat dipastikan bahwa Yedida ibunya Yosia sangat berperan dalam pembentukan kepribadian Yosia.  Mungkin Anda bertanya dalam hati demikian, seseorang dapat membina dengan baik, jika seseorang itu takut akan Tuhan.  Bagaimana dengan Yedida apakah dia adalah seorang yang  takut akan Tuhan? Marilah kita memikirkan tentang nama Yedida.  Yedida dari kata Yadiydah  artinya adalah kekasih atau orang yang dicintai. Orang yang dicintai pada umumnya adalah orang yang berperilaku baik, dan takut akan Tuhan.  Dalam Injil Lukas 2:52, dikatakan bahwa Yesus dikasihi oleh Allah dan dikasihi oleh manusia.  Tentunya sebagai orang yang dikasihi oleh manusia ada alasan yang mendasar untuk itu,  yaitu perilakunya baik.  Alasan berikutnya bahwa Yedida takut akan Tuhan, Alkitab tidak mencatat bahwa Yedida melakukan yang jahat di mata Tuhan, lain halnya dengan Atalya ibunya Ahazya, Alkitab mencatat segala kejahatannya. Kemudian, di dalam Istana Yosia ada  imam Hilkia, Ahikam, dan Akhbor. Para imam ini menunjukkan betapa Istana Yosia dipelihara oleh kebenaran firman Allah. Jika Yedida bukanlah orang yang takut akan Tuhan maka ia akan melenyapkan para imam-imam Tuhan itu, dan tidak membiarkan kebenaran ada dalam kerajaan, karena kebenaran biasanya bertolak belakang dengan hawa nafsu ataupun ego.
Dengan alasan-alasan yang diuraikan di atas, kita yakini bahwa Yedida adalah seorang ibu yang takut akan Tuhan, yang sangat berperan sekali dipakai Tuhan dalam pembentukan karakter anaknya Yosia.  Alkitab berkata, Yosia selama 31 tahun memerintah di Yerusalem melakukan yang benar di mata Tuhan   dan hidup seperti Daud tidak menyimpang ke kanan atau pun kekiri. Pada tahun ke delapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Tuhan. Coba perhatikan bahwa pada usia 8 tahun Yosia menjadi raja, dan pada ke 8 tahun pemerintahannya berarti usia Yosia  16 tahun ia mulai mencari Tuhan.  Berarti kita dapat melihat, bahwa Yedida membina Yosia semenjak dari kandungan hingga ia diangkat menjadi Raja dan lahirnya keinginan dalam hatinya untuk mencari Tuhan. Nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan sudah ditanamkan oleh Yedida sehingga Yosia anaknya bertumbuh menjadi orang yang takut akan Tuhan. Yedida berhasil membentuk karakter Yosia sehingga Yosia menjadi Raja yang bijaksana.  Oleh karena peran Yedida seorang ibu yang membentuk kepribadian Yosia, sehingga Alkitab memeteraikan, menuliskan nama Yedida dalam sejarah Alkitab.   Dalam Alkitab, tidak semua ibu disebut namanya.  Bila nama ibu disebut dalam riwayat seorang raja, berarti ibu itu berpengaruh besar terhadap anak, baik itu pengaruh yang positif atau pun pengaruh yang negatif.  Dalam hal ini Yedida memiliki pengaruh yang postif dan ia memiliki andil yang besar dalam kehidupan Yosia.
Jika Anda seorang ibu yang takut akan Tuhan, namun suami Anda sebaliknya atau mungkin suami Anda  telah tiada, tidak perlu berputus-asa.  Anda punya pengaruh yang besar dalam pertumbuhan karakter anak-anak Anda.  Anda punya andil yang besar dalam pembentukan kepribadian anak-anak Anda.  Ukurannya bukanlah tergantung pada suami saja, karena Anda adalah penolong yang sepadan bagi suami Anda.  Tatkala suami Anda alpa dalam pembentukan karakter itu, ingatlah Anda adalah penolong yang sepadan yang berfungsi aktif di mata Tuhan untuk pembentukan kepribadian anak-anak Anda.  Hanya pertanyaannya, adakah Anda adalah orang yang takut akan Tuhan? Seperti Yedida?  Pertanyaan ini sangat penting untuk kasus yang saya sebutkan tadi.  Susana Wesley adalah  seorang ibu yang takut akan Tuhan, dan ia adalah  seorang ibu dari 19 anak  yang berhasil dipakai Tuhan dalam pembentukan karakter anak-anaknya. Dia mendedikasikan semua anak-anaknya kepada Tuhan, dan dia berhasil sehingga kita kenal beberapa anaknya menjadi hamba Tuhan seperti John Wesley. Jadi sesungguhnya ibu sangat berperan dalam pembentukan karakter anak.  




Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tuesday, June 24, 2014

Keluarga atau Karir


Antara keluarga dan karir boleh dikatakan sama-sama penting.  Tidak mungkin keluarga dapat terpelihara, kalau tidak ada karir.  Tapi tidak mungkin karir menjadi baik, kalau keluarga tidak terpelihara.  Keberhasilan seseorang dalam karirnya tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan keluarga, dan keberhasilan keluarga juga karena keberhasilan bidang  karir.  Yang sering menjadi masalah adalah seseorang rela mengorbankan keluarga demi karir.  Kasus demikian banyak  dialami oleh orang yang kurang pandai mengemudikan kedua hal ini secara seimbang.  Memang sebagian dari antara mereka berkata, walaupun saya seorang karier tetapi saya masih bisa membagi waktu untuk mereka, toh "kualitas pertemuan dengan anak lebih penting dari kuantitas"  Tapi fakta membuktikan bahwa terlalu banyak keluarga terlantar karena pernyataan tadi hanya untuk menghibur hati saja, karena pada akhirnya kebanyakan orang tergoda  memilih karir ketimbang keluarga.  Berikut ini ada sebuah kisah nyata  dari seorang wanita karier yang bernama ibu Melany.    

Saya seorang ibu dengan dua orang anak, mantan direktur sebuah Perusahaan multinasional. Mungkin anda termasuk orang yang menganggap saya orang yang berhasil dalam karir namun, jika seandainya saya boleh memilih maka saya akan berkata kalau lebih baik saya tidak seperti sekarang dan menganggap apa yang saya raih sungguh sia-sia. Semuanya berawal ketika putri saya satu-satunya yang berusia 19 tahun baru saja meninggal karena overdosis narkotika. Sungguh hidup saya hancur berantakan karenanya, suami saya saat ini masih terbaring di rumah sakit karena terkena stroke dan mengalami kelumpuhan karena memikirkan musibah ini. Putera saya satu-satunya juga sempat mengalami depresi berat dan sekarang masih dalam perawatan intensif sebuah klinik kejiwaan, dia juga merasa sangat terpukul dengan kepergian adiknya. Sungguh apa lagi yang bisa saya harapkan. Kepergian Maya dikarenakan dia begitu guncang dengan kepergian Bik Inah pembantu kami. Hingga dia terjerumus dalam pemakaian Narkoba. Mungkin terdengar aneh kepergian seorang pembantu bisa membawa dampak begitu hebat pada putri kami. Harus saya akui bahwa bik Inah sudah seperti keluarga bagi kami, dia  telah ikut bersama kami sejak 20
tahun yang lalu saat Doni masih berumur 2 tahun. Bahkan bagi Maya dan Doni, bik Inah sudah seperti ibu kandungnya sendiri. Ini semua saya ketahui dari buku harian Maya yang saya baca setelah dia meninggal. Maya begitu cemas dengan sakitnya bik Inah, berlembar-lembar buku hariannya berisi hal ini. Dan ketika saya sakit (saya pernah sakit karena kelelahan dan diopname di rumah sakit selama 3 minggu) Maya hanya menulis singkat sebuah kalimat di buku hariannya "Hari ini Mama sakit di Rumah sakit" , hanya itu saja. Sungguh hal ini menjadikan saya semakin terpukul. Tapi saya akui ini semua karena kesalahan saya. Begitu sedikitnya waktu saya untuk Doni, Maya dan suami saya. Waktu saya habis di kantor, otak saya lebih banyak berpikir tentang keadaan perusahaan dari pada keadaan mereka. Berangkat jam 07:00 dan pulang di rumah 12 jam kemudian, bahkan mungkin lebih. Ketika sudah sampai rumah rasanya sudah begitu capai untuk memikirkan urusan mereka.  Memang setiap hari libur kami gunakan untuk acara keluarga, namun sepertinya itu hanya seremonial dan rutinitas saja, ketika hari Senin tiba saya dan suami sudah seperti "robot" yang terprogram untuk urusan kantor. Sebenarnya ibu saya sudah berkali-kali mengingatkan saya untuk berhenti bekerja sejak Doni masuk SMA namun selalu saya tolak, saya anggap ibu terlalu kuno cara berpikirnya. Memang Ibu saya memutuskan berhenti bekerja dan memilih membesarkan kami enam orang anaknya.
Padahal sebagai seorang sarjana ekonomi karir ibu waktu itu katanya sangat baik. Dan ayah pun ketika itu juga biasa-biasa saja dari segi karir dan penghasilan. Meski jujur saya pernah berpikir untuk memutuskan berhenti bekerja dan mau mengurus Doni dan Maya, namun selalu saja perasaan bagaimana kebutuhan hidup bisa terpenuhi kalau berhenti bekerja, dan lalu apa gunanya saya sekolah tinggi-tinggi? Meski sebenarnya suami saya juga seorang yang cukup mapan dalam karirnya dan penghasilan. Dan biasanya setelah ada nasehat ibu saya menjadi lebih perhatian pada Doni dan Maya namun tidak lebih dari dua minggu semuanya kembali seperti asal urusan kantor dan karir fokus saya. Dan kembali saya menganggap saya masih bisa membagi waktu untuk mereka, "kualitas pertemuan dengan anak lebih penting dari kuantitas" selalu menjadi patokan saya. Sampai akhirnya semua terjadi dan di luar kendali saya dan berjalan begitu cepat sebelum saya sempat tersadar. Maya berubah dari anak yang begitu manis menjadi pemakai Narkoba. Dan saya tidak mengetahuinya! Ditambah lagi, Bik Inah tiba-tiba jatuh sakit kurang lebih dua minggu, bik Inah akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit. Dari buku harian Maya saya juga baru tahu kenapa Doni malah pergi dari rumah ketika bik Inah di Rumah Sakit. Memang Doni pernah memohon pada ayahnya agar bik Inah dibawa ke Singapore untuk berobat setelah dokter di sini mengatakan bahwa bik Inah sudah masuk stadium 4 kankernya. Dan usul Doni kami tolak hingga dia begitu marah pada kami. Dari sini saya kini tahu betapa berartinya bik Inah buat mereka, sudah seperti ibu kandungnya, menggantikan tempat saya yang seolah hanya bertugas melahirkan mereka saja ke dunia. Tragis! Setelah bik Inah meningga, Maya begitu terguncang dan shock, kami sempat merisaukannya dan membawanya ke psikolog ternama di Jakarta. Namun sebatas itu yang kami lakukan setelah itu saya kembali berkutat dengan urusan kantor. Dan di halaman buku harian Maya penyesalan dan air mata tercurah, Maya menulis : "Ya Tuhan kenapa bik Inah meninggalkan Maya, terus siapa yang bangunin Maya, siapa yang nyiapin sarapan Maya, siapa yang nyambut Maya kalau pulang sekolah, siapa yang ngingetin Maya buat berdoa, siapa yang Maya cerita kalau lagi kesel di sekolah, siapa yang nemenin Maya kalo nggak bisa tidur..........Ya Tuhan Maya kangen banget sama bik Inah" bukankah itu seharusnya tugas saya sebagai ibunya, bukan bik Inah? Sungguh hancur hati saya membaca itu semua, namun semuanya sudah terlambat tidak mungkin bisa kembali, seandainya semua bisa berputar ke belakang saya rela berkorban apa saja untuk itu.


Kesaksian ibu Melany ini kiranya dapat membangunkan Anda yang sedang tertidur dalam karir kemudian memperbaiki diri.  Untuk apalah dunia ini Anda genggam namun keluarga Anda hancur berkeping-keping.  Jika kelurga Anda goncang saat ini karena karir, cepatlah selamatkan keluargamu. Carilah Tuhan supaya Anda diberikan petunjuk bagaimana menyelamatkan bahtera rumah tangga Anda.  Firman Tuhan dalam Injil Matius 6:33 berkata, carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.   Dengan petunjuk Allah, maka Anda akan diberikan hikmat untuk mengemudikan karir dan keluarga Anda.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Mengkritik Kesalahan Anak


Ada satu cerita tentang orang tua yang selalu mengkritik kesalahan anaknya.  Seorang anak bernama  Andi, berusia delapan tahun, ia disuruh ibunya membuat surat terimakasih kepada neneknya.  Setelah selesai, Ibunya meminta agar diperlihatkan kepadanya surat itu.  Dengan enggan Andi menyodorkan surat itu kepada ibunya. Wow, Andi, betapa jelek tulisanmu. Mengapa kamu tidak bisa menulis dengan lurus? Ada tiga kata yang salah tulis. Ini dia.  Perbaiki.  Kamu tidak bisa mengirim surat yang penuh kesalahan seperti ini kepada nenekmu.  Kemudian Ibunya membetulkan kata yang salah tulis tadi dan Andi mulai menulisnya lagi.  Namun Andi tetap saja membuat lebih banyak lagi kesalahan, membuang lembar demi lembar surat karena salah, sampai akhirnya Andi menangis dan membanting fulpennya ke lantai. Kemudian berkata: Saya tidak bisa membetulkannya, Bu!  Kemudian ibunya menimpali, masa nulis saja tidak becus ayoh nanti kamu perbaki lagi ya?  Kemudian pada hari-hari yang lain juga  Andi sedang belajar bagaimana mencuci gelasnya sendiri, ia ambil sabun dan mencoba mencuci gelasnya.  Pada waktu Andi mengangkat gelas dan menaruh buih sabun, kemudian gelas dari tangan Andi terjatuh ke lantai lalu pecah berkeping-keping.  Dari ruang tamu Ibu Andi mendengar lalu beranjak menghampiri Andi ke dapur.  Ibu Andi tersentak melihat pecahan beling gelas.  Ibu Andi berkata, Andi, bagaimana sih sampai memecahkan gelas itu, coba lihat karena ulahmu beling gelas itu berhamburan. Lain kali kalau nyuci gelas jangan dibanting  ya? Sana ke ruang tamu, biar ibu beresin pecahan beling itu.

Penekanan kita pada kesalahan anak sangat membahayakan.  Saya pikir, kesalahan Andi bisa membuat neneknya senang, karena ditulis dengan kepolosan dan keterbatasan seorang anak kecil.  Dan bagi Andi menulis surat demikian merupakan kesenangan sendiri karena ia bebas dan percaya diri berkreasi.  Tetapi tatkala ibunya menunjukkan kesalahannya, si ibu mengalihkan perhatiannya dari yang positif ke hal yang negatif.  Andi menjadi takut membuat kesalahan. Ketakutan itu menguasai diri Andi sehingga  malah membuatnya semakin banyak melakukan kesalahan.  Akhirnya Andi menjadi putus asa lalu menangis.  Andi tidak bergairah, dan merasa tidak dihargai sama sekali.  Peristiwa mencuci gelas tadi juga pasti membuat Andi tidak bergairah dalam berkreativitas.  Andi bermaksud mencuci gelas, ibunya menuduhnya membanting gelas. Apalah arti sebuah gelas, ketimbang kreativitas anak terbunuh.  

Jika anda fokus pada kesalahan anak, mencecar dengan kritikan maka itulah awal bencana bagi anak-anak Anda.

Allah tidak fokus kepada kesalahan manusia, Allah tidak berusaha membredel kesalahan-kesalahan manusia, tetapi Allah  fokus kepada perubahan, perbaikan atau pertobatan manusia.  Ketika Adam melakukan kesalahan di Taman Firdaus,  Allah datang mencarinya kemudian mencari tahu mengapa mereka takut?  Setelah Allah mendapatkan penjelasan dari Adam dan Hawa bahwa mereka melakukan kesalahan, apa yang diperbuat Allah? TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.  Dari firman Tuhan ini, kita dapat membuktikan bahwa Allah fokus kepada perbaikan, pertobatan, bukan pada kesalahan.  Dalam Perjanjian Baru, Yesus pun tidak mengkritik kesalahan anak-anaknya.  Yesus fokus kepada perbaikan dan pertobatan.
Ketika  ahli-ahli Taurat  membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah, dan menempatkan perempuan itu di tengah-tengah untuk dihakimi, apa pendapat Yesus? Apakah Yesus fokus kepada kesalahan perempuan tersebut?  Ternyata tidak.  Yohanes 8:10-11 berkata,   "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Seandainya Allah fokus kepada kesalahan manusia, maka Allah akan banyak menjumpai manusia yang tidak bergairah dan yang putus asa. Dan  tidak seorang pun manusia yang dapat hidup dalam perbaikan dan kebenaran.  Demikian halnya dengan Anda sebagai orang tua.  Kalau Anda fokus kepada kesalahan anak-anak Anda, dipastikan  anak-anak Anda tidak akan bertumbuh dalam pengetahuan, kebajikan dan kebenaran, melainkan mereka akan menjadi orang yang  mudah frustrasi. Mengapa? Karena  anak mendapat kesan bahwa jika ia tidak melakukan sesuatu secara sempurna ia tidak punya nilai apa-apa.

Semua kita membuat kesalahan, dan dari kesalahan demi kesalahan kita menyempurnakan diri. Sebab itu janganlah selalu mengkritik kesalahan anak-anak Anda, tetapi biarkanlah ia belajar dari kesalahan itu untuk memperbaiki diri.  Mari kita berdoa, Tuhan, ajarlah kami untuk membangun kepribadian anak-anak kami.  Tolong kami supaya tidak fokus kepada kesalahan anak-anak kami, supaya kami tidak menuntut kesempurnaan anak-anak kami. Biarlah  kami lebih focus kepada perbaikan  dan pertumbuhan anak-anak kami. Terima kasih, dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.







Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Saturday, June 21, 2014

Istri Yang Bijaksana


Seseorang dikatakan bijaksana atau tidak itu tampak dari kepribadiannya. Pribadi orang bijaksana itu mempesona, dan mempunyai daya tarik yang tinggi. Mempesona karena apa? Karena tutur katanya halus, santun, teratur, dan berkualitas.  Bicaranya tidak meledak-ledak seperti auman harimau, mudah dipahami, runtut, dan tidak mengulang-ulang.  Pemazmur berkata
Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu. Kebijaksanaan sangat berhubungan dengan Tuhan, karena Tuhan adalah Maha Bijaksana.  Menjadi Istri yang bijaksana akan menjadi berkat bagi keluarga, gereja, dan masyarakat.

Landasan Firman Tuhan diambil dari Kitab I Samuel 25:2-34, yang berbunyi demikian:
Ketika itu ada seorang laki-laki di Maon, yang mempunyai perusahaan di Karmel. Orang itu sangat kaya: ia mempunyai tiga ribu ekor domba dan seribu ekor kambing.  Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.  Daud menyuruh sepuluh orang dan kepada orang-orang itu Daud berkata: "Pergilah ke Karmel dan temuilah Nabal. atas namaku, dan sampaikanlah salam ini kepadanya: Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya: "Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu?  Kemudian berkatalah Daud kepada orang-orangnya: "Kamu masing-masing, sandanglah pedang!" Lalu mereka masing-masing menyandang pedangnya; Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah.  Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini. Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh. Lalu berkatalah Daud kepada Abigail: "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini;
terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Tetapi demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu -- jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-laki pun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing."

Setelah menyimak Firman Tuhan di atas,  kita menemukan sosok Abigail seorang istri yang bijaksana yang berdampingan dengan seorang suami yang kasar dan jahat. Baiklah kita kaji lebih dalam firman Tuhan ini, mengapa Alkitab mencatat Abigail adalah seorang yang cantik dan bijaksana.  Apanya yang bijaksana dan perilaku  apa yang menonjol sehingga Abigail dikatakan   istri yang bijaksana?
Pertama, Abigail mampu mempertahankan rumah-tangganya  sekalipun suaminya Nabal kasar dan jahat.  Tentunya kalau seseorang dijuluki  kasar dan jahat, biasanya ia gemar bertindak kasar dan sangat egois, kepada orang lain dan juga kepada orang yang dekat dengan dia, dalam hal ini adalah istri.  Dapat dipastikan bahwa keutuhan rumah tangga ini terletak pada Abigail. 
Kalau pada suaminya tidak mungkin karena kecenderungannya adalah melakukan kekerasan dalam rumah tangganya. Lebih cenderung memikirkan diri sendiri ketimbang orang lain.  Demikian juga dalam pembacaan Firman Tuhan di atas,  Nabal sama sekali tidak memikirkan nasib Daud dan prajuritnuya. Ia juga kurang memperhatikan istrinya Abigail, Ia hanya tertarik dengan kesenangan dirinya sendiri. Pasal 25:36 membuktikan  bahwa Nabal mengadakan perjamuan di rumahnya yaitu pesta pora, seperti perjamuan raja-raja. Nabal riang gembira dan mabuk sekali sampai fajar menyingsing.  Perilaku  Nabal ini sudah menjadi tabiat, sehingga Alkitab mencatat bahwa ia kasar dan jahat.  Apa mungkin seorang peminum dan pemabuk memiliki sikap yang lemah lembut, santun, sopan? Pasti itu hanya mimpi!  Kembali kita kepada Abigail.  Ketika Abigail sampai di rumahnya lalu menemukan suaminya sedang pesta pora dan mabuk. Bagaimana kalau Anda sebagai istri menjumpai suami di rumah sedang terjadi pesta pora mabuk-mabukan.  Apa sikap Anda? Mungkin Anda marah-marah, bentak suami atau mengusir semua orang dalam rumah itu.  Kalau demikian adanya pertengkaran pasti terjadi. Abigail tidak bertindak bodoh. Alkitab mencatat bahwa ia tidak marah-marah bahkan dengan sikap yang bijak, segala masalah rumahtangganya (yaitu amarah Daud) Ia hadapi sendiri tidak diceritakannya kepada suaminya pada malam itu karena suaminya sedang mabuk. Abigail sabar menunggu sampai suaminya sadar dari mabuknya baru Dia ceritakan permasalahan rumah tangganya.

Memiliki istri seperti Abigail dapat menetralisir suhu panas atau dingin dalam rumah tangga. Abigail adalah  sosok istri yang menyelesaikan masalah bukan mencari masalah.  Untuk apa bersitegang leher, marah-marah, memprotes orang bebal seperti Nabal. Itu  hanya mendatangkan pertengkaran.  Karena sifat Abigail yang bijaksana inilah yang menyelamatkan keluarganya dari ancaman Daud dan prajuritnya. Secara implisit Alkitab menjelaskan bahwa Abigail selalu bertindak persuasif terhadap suaminya maupun terhadap orang lain, contohnya kepada Daud.  Abigail selalu mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.  Kejahatan apa? Kejahatan suaminya yang menyulut kemarahan Daud.  Firman Tuhan berkata,  Roma 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.

Yang kedua, dari perilaku Abigai yang menonjol sehingga ia dikatakan istri yang bijaksana, adalah sikap Abigail yang mampu meredam pertumpahan darah antara Daud dan Nabal. Mengapa pertumpahan darah akan terjadi? Karena Daud dihina oleh Nabal,  sehingga Daud dan prajuritnya marah dan  siap menggempur Nabal.  Mendengar kemarahan Daud ini,  Abigail berusaha untuk menyelesaikan masalah itu tanpa melibatkan Nabal suaminya. Abigail tidak memberitahukan kepada Nabal bahwa Daud sedang marah kepada Nabal. Mengapa? Karena kalau Nabal diberitahu kemungkinan Nabal akan memberi perlawanan juga sehingga tidak menyelesaikan masalah.  Secara bijaksana Abigail menjumpai Daud dan dengan rendah hati Ia sujud pada kaki Daud serta meminta maaf atas kesalahan suaminya.  Abigail berkata, memang sifat suami saya  persis seperti namanya Nabal bebal orangnya.  Janganlah kiranya tuanku melihat itu, tetapi lihatlah saya dan ampunilah kiranya kecerobohan hamba mu ini.  Melihat pernyataan Abigail, maka luluhlah hati Daud sehingga ia membatalkan niatnya untuk menggempur Nabal.  Bukan hanya itu saja, lewat sikap Abigail ini, Daud disadarkan  sehingga Daud berkata,  “terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Tetapi demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu -- jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-laki pun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing."
Sikap Abigail ini menyelamatkan banyak orang yaitu tidak terjadinya pertumpahan darah. Abigail  Menjadi penasehat secara tidak langsung kepada orang yang sedang marah membara yaitu Daud. dengan tutur katanya yang sejuk, manis dan merendah, Abigail mampu menetralisir keadaan tegangnya Daud kepada Nabal.  Abigail yang bijaksana, tidak hanya menyelamatkan keluarganya tetapi juga menyelamaatkan orang-orang di sekitar Nabal dan Daud.  Oleh karena itu sangat pantas diberi sanjungan kepada istri yang bijaksana lebih dari permata.  Kitab Amsal berkata,   Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?  “Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya”

Perilaku Abigail ini, kiranya dapat menjadi inspirasi bagi Anda sebagai istri, untuk hidup lebih bijaksana.  Menjadi istri yang bijaksana tidaklah rugi, tetapi perlu perjuangan dan pengorbanan.  Jika Anda sebagai istri yang menginginkan rumah tangga yang baik tentunya meneladani sikap Abigail adalah sangat tepat dan benar.  Suami-suami yang kasar dan jahat akan takluk kepada Anda, takluk dalam arti positif. Karena apa? Karena sikap Anda yang sopan, lemah lembut, rendah hati dapat menghancurkan sikap kasar, tegar tengkuk, sikap sombong dari suami Anda. Firman Tuhan dalam Surat Roma 12:21 berkata,  Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!  Kejahatan apa yang Anda lihat dari suami Anda? Kalahkanlah itu dengan kebaikan seperti nasehat Firman Tuhan, niscaya Anda akan berbahagia dan diberi gelar istri yang bijaksana. 




Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Sunday, June 15, 2014

Tindakan Kekerasan Anak Secara Seksual



Kekerasan seksual kepada anak kerap kali terjadi pada zaman dulu dan juga pada akhir-akhir ini.  Ada banyak penyebabnya, antara lain adalah minuman dan narkoba yang membuat orang dewasa tidak lagi dapat berpikir waras dalam perilaku seksnya.  Kemudian akibat seringnya menonton CD porno bahkan suka pergi ke tempat-tempat pelacuran yang mengakibatkan perilaku moralnya menjadi bejat.  Anak-anak adalah objek yang paling lemah dan mudah diberdayakan untuk pemuas nafsu bejatnya.

Landasan Firman Tuhan terambil dari Kitab Imamat 18:10 & 19:29  yang berbunyi demikian, Mengenai aurat anak perempuan dari anakmu laki-laki atau anakmu perempuan, janganlah kausingkapkan auratnya, karena dengan begitu engkau menodai keturunanmu. Janganlah engkau merusak kesucian anakmu perempuan dengan menjadikan dia perempuan sundal, supaya negeri itu jangan melakukan persundalan, sehingga negeri itu penuh dengan perbuatan mesum. 

Kitab Imamat pasal 18 ini  berbicara tentang penentangan terhadap percabulan yang merajalela di antara bangsa-bangsa sekitar bangsa Israel. Kitab Imamat pasal 19 dan pasal 20 merupakan daftar nasihat dan daftar hukuman yang amat panjang gunanya untuk mengatur segala sesuatu guna kebaikan bangsa Israel. Firman Tuhan ini disampaikan kepada Musa supaya bangsa Israel tidak dicemari oleh nafsu rendah bangsa-bangsa di luar bangsa Israel. Nafsu rendah itu mengenai percabulan yang wajar dan yang tidak wajar. Tindakan kekerasan kepada anak-anak secara seksual  yaitu dengan menodai anak perempuannya dan eksploitasi seksual.

Tindakan kekerasan secara seksual rupanya sudah berlangsung sejak zaman Alkitab. Perilaku seksual yang tidak wajar antara ayah dan ibu rupanya itu bukan berita baru. Sebagai contoh Lot dengan kedua putrinya. Alkitab memang mencatat, inisiatif seksual itu bukan datang dari Lot tetapi dari kedua putrinya.  Namun, hal itu bukan berarti tidak ada akses dari Lot dalam perilaku seks abnormal. Lot diberi anggur oleh kedua putrinya sampai mabuk. Dalam kemabukanlah Lot melakukan inses kepada kedua putrinya tersebut. Menjadi pertanyaan saya, bukankah setelah sadar Lot harusnya tidak mengulangi lagi perbuatan itu kalau itu memang dianggap sebagai kenakalan dari kedua putrinya. Yang jelas, tindakan kekerasan seksual kepada kedua putrinya itu adalah dari Lot, apakah itu langsung atau tidak langsung.  Setiap orang yang melakukan hubungan seksual dengan sedarah atau kerabat itu tergolong kekerasan, sekali pun dari masing-masing pihak saling mau. Tanggung-jawab untuk hidup benar ada pada pria.

Tindakana kekerasan anak secara seksual masa kini semakin merajalela.  Ayah dengan anak kandungnya sendiri, kakek dengan cucunya, orang dewasa dengan anak tetangga, bahkan bayi pun tidak luput dari kekerasan seksual dari orang dewasa.  Media cetak dan media elektronik memberitakan secara terbuka tindakan kekerasan seksual yang terjadi kepada anak-anak.  Sebagai salah satu contoh yaitu kasus Eka usia 9 tahun, selama setahun menerima kekerasan seksual dari paman tirinya Ambo Ase.  Eka bukan hanya diperkosa namun juga disodomi. 
Eka tidak berani melapor kepada ayahnya karena ayahnya juga gemar mabuk-mabukan.  Akhirnya Eka harus meregang nyawa dengan kekerasan dari ibu dan paman tirinya.

Hal yang dikemukakan di atas merupakan salah satu contoh dari sekian banyak kasus kekerasan seksual kepada anak-anak. Melihat kenyataan ini, timbullan pertanyaan dalam benak saya, mengapa kekerasan seksual kepada anak kerap kali terjadi.  Bukankah ayah sebagai orang yang paling dekat sebagai pelindung? Pertanyaan ini selalu berulang-ulang bergema di dalam hati saya. Akhirnya  saya menemukan jawabannya setelah saya mempelajari firman Tuhan ini. Tuhan berfirman kepada Musa melarang bangsa Israel bergaul dengan bangsa-bangsa Kanaan, bahkan untuk kawin campur dilarang keras. Orang Kanaan adalah orang yang menyembah berhala, otomatis mereka tidak mengenal kebenaran. Kebenaran yang menjadi patokan bagi mereka yaitu apa yang dianggap mereka itu baik itulah kebenaran.  Jadi tidak ada aturan atau pun rem bagi mereka dalam berperilaku.  Tidak heran, bangsa-bangsa di luar bangsa Israel melakukan kekerasan seksual sebagai budaya.  Ayah melakukan hubungan seks, menyodomi putrinya sendiri itu merupakan hal biasa.  Tak heran, Lot dengan kedua putrinya juga melakukan kekerasan seksual karena hal itu sudah biasa mereka saksikan di Sodom sebelum ditunggang-balikkan oleh Allah.  Oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih pergaulan, karena pergaulan  yang  tidak   baik dapat merusak perilaku. Firman Tuhan dalam Surat I Korintus 15:33 berkata, Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.  Lot dan kedua putrinya berperilaku buruk juga karena pengaruh dari pergaulan buruk selama mereka ada di Sodom.

Jauhilah pergaulan yang buruk, kesenangan-kesenangan orang yang tidak mengenal Allah seperti menyaksikan CD porno dan lain sebagainya. Lebih baik tidak bergaul sama sekali ketimbang bergaul dengan orang fasik. Anda sebagai orang tua, perhatikanlah dan kontrol lingkungan pergaulan anak-anak Anda supaya ia tidak mencemari seisi keluarga seperti kedua putri Lot.


Bergaul dengan Allah adalah langkah bijaksana, supaya kekuarga anda diisi dengan Firman Tuhan sebagai terang yang menerangi seluruh hidup pribadi maupun keluarga.  Percayalah jika terang itu hadir dalam keluarga Anda, maka kegelapan, tindakan kekerasan, akan menyingkir dari hidup Anda. 
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Tindakan Kekerasan Anak Secara Ekonomi




Landasan Firman  Tuhan terambil dari Kitab Kejadian 31:38-41, yang berbunyi demikian:
 “…Selama dua puluh tahun ini aku bersama-sama dengan engkau; domba dan kambing betinamu tidak pernah keguguran dan jantan dari kambing dombamu tidak pernah kumakan. Yang diterkam oleh binatang buas tidak pernah kubawa kepadamu, aku sendiri yang menggantinya; yang dicuri orang, baik waktu siang, baik waktu malam, selalu engkau tuntut dari padaku. Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan waktu malam, dan mataku jauh dari pada tertidur. Selama dua puluh tahun ini aku di rumahmu; aku telah bekerja padamu empat belas tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat ternakmu, dan engkau telah sepuluh kali mengubah upahku.

Firman Tuhan di atas adalah kisah pertengkaran antara Yakub dan Laban pamannya.  Mengapa terjadi pertengkaran itu? Untuk lebih jelasnya kronologi kejadiannya adalah demikian: Yakub berselisih keras dengan kakaknya Esau, untuk menghindari situasi lebih buruk maka Yakub diungsikan oleh Ishak ke rumah saudara istrinya yaitu Laban. Di rumah Laban inilah Yakub bekerja siang dan malam. Selama 7 tahun Yakub harus bekerja keras dengan upah yaitu Lea, kemudian ia harus bekerja keras lagi bagi Yakub untuk mendapatkan Rahel. Selama 6 tahun Yakub bekerja pada Laban namun tidak mendapatkan upah yang pantas seperti dari pengakuan Yakub kepada Laban dalam suatu pertengkaran puncak.  Dari pembacaan firman Tuhan ini dapat disimpulkan bahwa tindakan kekerasan secara ekonomi sudah terjadi kepada Yakub yang dilakukan oleh pamannya sendiri.  Di sini Laban berfungsi sebagai ayah pengganti Ishak, dan Yakub sebagai anak. Dari segi hubungan darah tidak sepantasnya Yakub harus bekerja untuk mendapatkan Rahel, tetapi itulah kenyataan bahwa selama 20 tahun Laban tidak berlaku adil kepada Yakub. Dari pembacaaan Kejadian 31:38–41 ini Yakub memrotes Laban bahwa Laban sudah melakukan ketidak adilan ekonomi kepadanya. Yakub sebagai anak keponakan sepantasnya dapat perlindungan kesejahteraan dari Laban karena itu merupakan tanggung-jawabnnya sebagai pengganti Ishak.  Tetapi kenyataan itu justru terbalik, Laban justru mengeksploitasi tenaga Yakub demi kepentingan dirinya.

Sosok Laban masa kini terlalu banyak. Di kota-kota besar sangat banyak model ayah seperti Laban ini mengeksploitasi anak-anaknya demi kepentingan dirinya.  Sebut saja di kota Jakarta, banyak anak-anak disuruh mengemis, disuruh mengamen dan tidak sedikit jumlahnya yang bekerja di pabrik-pabrik adalah anak-anak yang masih di bawah umur.  Yang lebih tidak masuk akal adalah anak-anak berubah fungsi menjadi pencari nafkah dan orang tua tenang-tenang di rumah menunggu anak-anaknya bekerja. Semua hasil dari perolehan anak-anak dalam bekerja diambil dan dimanfaatkan oleh orang tua untuk kesenangan pribadinya, anaknya hanya cukup makan dan minum seadanya. Kejadian seperti ini berlangsung bertahun-tahun banyak dialami oleh anak-anak di kota-kota besar dalam tingkat taraf ekonomi bawah. Lain halnya dengan anak-anak yang tingkat ekonomi menengah, tindakan kekerasan ekonomi juga kerap  kali terjadi. Orang tua sering memperalat anak putrinya sebagai umpan kepada Oom-oom, kepada lelaki hidung belang demi uang.  Perlakuan itu terus berlangsung dan orang tua bertindak sebagai germo terhadap anak-anaknya sendiri.
Syukur-syukur anaknya diberi uang dari hasil bekerja hina, tetapi kembali kepada perkataan tadi  eksploitasi tenaga terhadap anak-anak. Jadi tindakan kekerasan secara ekonomi kerap kali terjadi di bumi ini, sejak sejarah manusia ada.

Bagaimanakah situasi Anda sekarang ini, mungkinkah Anda adalah sosok orang tua yang selalu melakukan kekerasan ekonomi kepada anak-anak Anda!? Berubahlah karena Alllah tidak setuju dengan tindakan Anda.  Allah menghendaki supaya Anda sebagai orang tua memelihara anak-anak Anda dengan sebaik-baiknya.  Memberikan segala keperluannya termasuk kesejahteraan hidup (sandang, pangan dan papan).  Bukan hanya itu saja, Anda dituntut Allah untuk memberikan perhatian yang maksimal kepada anak-anak Anda, baik itu perhatian terhadap pendidikan, sosial dan segala keperluan anak-anak Anda baik materil maupun spiritual.  Semua kebutuhan keluarga Anda akan tercukupi jika Anda sebagai sosok orang tua bertanggung-jawab dan berdedikasi untuk melakukannya. Sesungguhnya Allahlah yang memelihara semua mahluk di bawah matahari ini, namun Ia mau melakukannya bekerjasama dengan manusia. Berhentilah untuk melakukan kekerasan ekonomi kepada anak-anak Anda, karena Tuhan memperhatikan semua tingkah laku umat manusia. Termasuk tingkah laku Laban kepada Yakub yang selama 20 tahun melakukan kekerasan ekonomi kepada Yakub.  Tiba pada masanya Tuhan membela dan menolong Yakub, yang akhirnya Yakub beserta anak-anaknya harus meninggalkan Laban karena mereka tidak tahan dengan perilaku Laban.  Laban harus terpisah dengan anak-anaknya serta cucunya dan hartanya harus diambil oleh Yakub dengan pertolongan Tuhan. Orang yang melakukan kekerasan akan beroleh kekerasan juga. Siapa melakukan kebaikan akan beroleh kebaikan. Tuhan adalah pembalas setiap perbuatan baik atau perbuatan jahat manusia.  Firman Tuhan pada Kitab Amsal 11:25-27 berkata, Siapa mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang, tetapi siapa mengejar kejahatan akan ditimpa kejahatan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum.


Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.