Friday, July 4, 2014

Memetik Kisah Teladan Ayah Dari Musa


Tugas seorang ayah, apakah sebagai karyawan atau sebagai businesman sering menjadi pemisah antara ayah dan anak. Tidak jarang terjadi ayah berada di tempat yang lain, atau di luar negeri selama bertahun-tahun karena tugas.  Di kalangan keluarga menengah ke bawah sering terjadi ayah merantau ke kota besar untuk memperbaiki ekonomi keluarga, namun dalam perantauan tersebut sangat jarang sekali komunikasi.   Pada masa dulu alat komunikasi bagi keluarga  ekonomi menengah ke bawah hanya lewat surat.  Tetapi banyak sekali para ayah malas membuat surat sehingga selama bertahun-tahun di perantauan tidak pernah berkomunikasi dengan anak-anaknya selain mengirimkan uang untuk kebutuhan mereka.  Para ayah tidak dapat menjadi figur atau teladan bagi anak-anaknya karena tidak pernah dilihat/berkomunikasi/dibimbing  ayah, dan semua fungsi kepemimpinan jatuh kepada ibu. Alasan yang sering mengemuka jika ada pertanyaan demikian: mengapa Anda tidak membawa keluargamu ikut merantau ke kota besar ini? Kebanyakan menjawab, tidak mampu membiayai karena hidup di kota besar biayanya mahal, baik biaya sekolah, biaya sehari-hari, dan biaya lain-lainnya! Jika hanya saya saja merantau dan hidup dikota besar ini biayanya relatif kecil. Demikian juga alasan orang yang ekonomi menengah yang bekerja di luar negeri dan meninggalkan anak dan isterinya. Namun alasan itu sesungguhnya tidak cukup kuat, karena seorang ayah yang tidak bersama dengan anak-anaknya tentunya mengalami kesepian! Biasanya biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya untuk mengusir rasa sepi.  Maka tidak sedikit para ayah mencari hiburan dengan mengeluarkan biaya yang cukup mahal  untuk mengatasi rasa sepinya.  Keadaan inilah yang sering membuat para ayah lupa pada keluarganya, lupa pada anak-anak di kampung, di desa; mereka menjadi terlantar bukan hanya secara batin, tetapi juga secara materi karena sikap ayah yang sudah berubah sehingga tidak lagi menafkahi anak dan isteri.
Terpisahnya ayah dengan anak-anaknya karena tugas, pekerjaan atau bisnis itu menunjukkan ayah tidak dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya.  Dalam kitab Keluaran kita dapat mempelajari tentang ”Kisah teladan seorang Ayah yaitu Musa”.  Demikian yang tertulis dalam ayat Firman Tuhan ini, supaya mengilhami Anda sebagai ayah untuk menjadi teladan bagi anak-anak dan isteri. Kitab Keluaran pasal 4:20 dan Kitab Keluaran  pasal 18:2:  
Kel 4:20 ”Kemudian Musa mengajak isteri dan anak-anaknya lelaki, lalu menaikkan mereka ke atas keledai dan ia kembali ke tanah Mesir; dan tongkat Allah itu dipegangnya di tangannya”
Kel 18:2   ”Lalu Yitro, mertua Musa, membawa serta Zipora, isteri Musa -- yang dahulu disuruh Musa pulang” 
Dari pembacaan firman Tuhan ini kita dapat memetik  Kisah teladan Ayah dari Musa.  
Pertama, Musa menolak pisah dengan anak isterinya demi tugas.  Ketika itu Musa di utus Tuhan pergi ke Mesir untuk membawa ke luar bangsa Israel dari Mesir. Tentunya tugas yang berat ini akan dikerjakan Musa bukan dalam waktu yang sekejap. tetapi memerlukan waktu bertahun-tahun. 
Kemudian jarak dari Midian ke Mesir bukanlah suatu jarak yang dapat ditempuh sehari perjalanan tetapi dalam waktu yang cukup lama. Karena itulah Musa sebagai ayah teladan sudah memikirkan semuanya sebelum Ia siap menerima tugas itu dari Tuhan. Alkitab berkata, Musa membawa anak-anaknya berserta keluarganya ke Mesir ditempat ia akan bertugas. Musa tidak mau terpisah dari keluarganya karena ia harus memimpin, memelihara dan membimbing keluarganya.
Musa sebagai ayah terlihat di sini adalah ayah yang sangat peduli segala kebutuhan anak dan isterinya. Bisa saja Musa meninggalkan anak isterinya di rumah mertuanya, kemudian Musa mengirimkan biayanya setiap bulannya, tetapi Musa tidak mau memberikan tanggung-jawabnya sebagai ayah kepada pihak ketiga. Musa bertanggung-jawab terhadap tugas dan keluarganya.  Sebagai ayah, Anda tidak  cukup hanya memikirkan kebutuhan jasmani saja.  Uang yang Anda cari dan Anda berikan kepada anak-anak bukanlah jaminan bahwa Anda sudah mencukupi semua kebutuhan anak  atau isteri Anda.  Anak dan isteri Anda disamping memerlukan kebutuhan materi, mereka juga membutuhkan kebutuhan batiniah dari Anda, seperti membelai, menasehati, mengajar, membujuk, mengasihi, memperhatikan dan merawat mereka. Tanggung jawab Anda sebagai ayah adalah seluruh kebutuhan yang ada dalam rumah tangga Anda, maka barulah dikatakan sebagai ayah.  Musa melakukan itu, dan ia tidak menitip anaknya kepada mertuanya. Musa tidak menitip anaknya kepada orang tuanya, Musa tidak menitip anaknya kepada tetangga. Musa membawa anaknya bersamanya, dan anak serta isterinya nyaman, tenang dan damai bersamanya.
Kemudian yang kedua adalah:  Musa bertanggung-jawab atas keselamatan anak dan isterinya.  Selama bertugas Musa banyak mengalami pertentangan dari Firaun atau orang-orang Mesir dalam membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir.  Melihat tantangan itu bisa berakibat kepada anak dan isterinya,  Musa mengungsikan anak dan isterinya kembali ke Midian.  Musa menitipkan anak dan Isterinya kepada Yitro demi keselamatan ancaman bahaya yang sewaktu-waktu datang dari orang Mesir kepada orang Israel. Cara Musa ini adalah cara yang sangat bijaksana,  di tengah-tengah kesibukannya memikirkan dan memimpin bangsa Israel, ia masih sempat memikirkan keselamatan anak dan isterinya.  Oleh karena itu demi kebaikan anak dan isterinya maka dengan terpaksa Musa harus mengembalikan anak dan isterinya ke Midian ke tempat mertuanya untuk sementara. Maka pada saat Musa dan bangsa Irael berhasil ke luar dari Mesir dan mereka tinggal di padang gurun  sebagaimana tertulis dalam Kitab Keluaran pasal 18:2 dan 3 yang berkata bahwa Yitro membawa anak dan Isteri Musa dan menyerahkannya kepada Musa. Perhatikanlah bahwa ketika bertugas Musa tidak membawa bahaya pada keluarganya. Ia kembali harus bersama-sama dengan anak dan isterinya.  Inilah teladan Musa yang perlu kita teladani sebagai seorang ayah.  Ia tidak mau terpisah dari keluarganya oleh karena tugas, tetapi ia juga tidak mau keluarganya menjadi korban karena tugasnya.  Musa adalah orang berhikmat dalam menata tugas dan  tanggung jawabnya, baik di luar rumah tangganya mau pun dalam rumah tangganya. Musa adalah ayah yang menjadi teladan bagi kita saat ini supaya kita sebagai ayah memikirkan, memelihara dan merawat keluarga kita dengan bijaksana.  Kita tidak menjadi korban tugas, dan kita pun tidak menjadi korban keluarga.  Keseimbangan antara tugas dan keluarga inilah yang dijalankan oleh Musa. Ia mampu memimpin bangsa Israel, dan ia juga mampu memimpin anak dan isterinya.


Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Menjadi Ayah Yang Baik Dan Hangat


Di masa lalu yang namanya ayah itu selalu ditakuti. Ia juga figur yang dianggap sebagai penanggung jawab moral keluarga, yang menurunkan nilai-nilai penting pada anak-anaknya. Untuk itu ayah harus menakutkan! Kalau perlu, ayah tak perlu banyak bicara tapi anak takut.  Keadaan yang demikianlah yang membuat terputusnya komunikasi antara anak dengan ayah. Seorang ayah menjaga wibawanya sedangkan anak takut memberi pendapat, jadi hanya menerima apa saja yang diberikan oleh sang ayah! Kondisi demikian tidaklah memungkinkan untuk seorang ayah dapat menjalin persahabatan dengan anak-anaknya, dan sebaliknya anak-anak pun tidak dapat secara leluasa dan merdeka berpendapat dan bersikap. Oleh karena itu  ia dijauhi atau jauh dari anak-anaknya.  Sebuah kata bijak dari CICERO demikian, Kita tidak dapat mengasihi orang yang kita takuti dan orang yang takut terhadap kita”
Jika keadaannya sudah demikan parah, maka apa jadinya dengan masa depan keluarga. Apa jadinya dengan masa depan anak-anak, apa jadinya dengan relasi antar keluarga, apa jadinya dengan pertumbuhan mental anak-anak? Untuk  menyikapi inilah  maka akhir-akhir ini sejak tahun 1997 ada dorongan gerakan partisipasi laki-laki di dalam keluarga. Banyak ayah muda masa kini di berbagai belahan dunia merasa tidak adil kalau harus jadi sosok yang menakutkan.  "Masakan sosok seorang ayah harus ditakuti oleh anak-anaknya, sehingga ia dijauhi atau jauh dari anak-anaknya?" begitulah pikir mereka. Dari sini timbul kesadaran bahwa ayah masa kini  tidak ingin seperti ayah zaman dulu yang bersifat feodal, tetapi ayah masa kini harus bisa menjadi ayah yang baik dan hangat.
Menjadi ayah yang baik dan hangat haruslah berjuang, harus berani berkorban, harus rela melayani bukan menuntut untuk dilayani.
Pertanyaannya: bagaimana menjadi ayah yang baik dan hangat? Untuk menjadi ayah yang baik dan hangat, Anda harus mengubah sebuah paradigma dalam merawat, memelihara dan mengasuh anak-anak. Paradigma yang sering keliru adalah pandangan bahwa pengasuhan anak dalam keluarga adalah menjadi porsi ibu. Seorang ayah hanya bertanggung-jawab dalam mencari nafkah.  Paradigma yang salah ini harus diubah menjadi pengasuhan anak adalah tanggung jawab bersama orang tua, apakah ayah atau pun ibu, sesuai dengan konteks waktu dan kesempatan.  Jadi tidak ada pemisahan, apakah yang ini cocok untuk pekerjaan ibu dan yang itu cocok untuk pekerjaan ayah.  Dalam rangka pengasuhan, pemeliharaan  dan perawatan, ada hal-hal yang perlu dicermati oleh sang ayah supaya menjadi ayah yang baik dan hangat dalam pandangan anak-anak maupun Keluarga.
Pertama, dari segi waktu, luangkanlah  waktu Anda untuk aktivitas di rumah. Maksudnya, Anda mesti menerima bahwa kehadiran si kecil mengharuskan Anda mengurangi segala kebebasan dan hobi Anda, dan membagi waktu, membagi tenaga dan membagi pikiran  secara bijaksana pada si kecil, dan pada hobi dan tugas luar Anda. 
Kedua, untuk menjadi ayah yang baik dan hangat, Anda perlu menerjang asumsi yang sudah melekat pada masyarakat yang mengatakan: “Anak tidak boleh memegang kepala orang tua, hal itu dianggap kurang ajar, dan pegang kepala orang tua itu bisa kualat. Hal ini harus dibuang jauh-jauh, kemudian kembangkanlah konsep pertemanan di mana ayah tidak selalu memerintah atau pun melarang, tidak banyak tabu dan aturan-aturan yang kaku.
Sebagai orang tua mereka pun juga bisa ditegur atau diajak bermain!  Untuk diajak bermain ini adalah satu hal yang penting dalam membina hubungan yang mesra antara ayah dan anak?
Banyak yang bisa dilakukan, misalnya: dengan bermain bersama, membantu membuat pekerjaan rumah, bermain kuda-kudaan, berenang bersama di kolam renang, yang penting adalah dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas kebersamaan dengan anak di rumah maupun di luar rumah.  Saya variatif dalam membina kebersamaan dengan anak-anak.  Terkadang saya ajak anak-anak buat api unggun kecil-kecilan, terkadang bakar lilin ulang tahun seolah-olah sedang merayakan ulang tahun, dan juga kadang main petak umpet.  Semua yang saya lakukan ini bisa membawa kami dengan perasaan gembira, tertawa bersama dan hubungan kami dengan anak-anak sangat mesra sekali. Hubungan yang mesra antara saya dan anak-anak memungkinkan saya menginjak ke langkah berikutnya untuk menjadi ayah yang baik dan hangat, yaitu  menjalin komunikasi terbuka dengan  anak-anak.  Selain bermain tadi berikanlah  peluang seluas-luasnya bagi anak untuk bercerita dan didengarkan. Jadilah pendengar yang empati penuh perhatian.  Jika anak Anda membagikan masalahnya kepada Anda, haruslah Anda tanggapi dengan serius dan berusaha bersama untuk mencari  solusi.  Perlu Anda perhatikan jangan sekali-kali mengkritik, mempersalahkan dan menyuplai banyak nasehat kepada anak Anda tatkala ia sedang curhat, karena ia tidak membutuhkan itu. Tatkala anak membagikan masalahnya, yang ia butuhkan adalah perhatian Anda, reaksi Anda yang positif, dan dukungan Anda. Nasehat boleh Anda berikan nanti setelah emosional anak Anda mulai reda.  Ia sudah siap menerima nasehat dari Anda dan bersedia melakukannya. Perlu diingat, semakin besar dukungan Anda terhadap anak, semakin tinggi perilaku positif anak.  Itulah manfaatnya menjadi ayah yang hangat...








Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Kegemukan Pada Anak




Anak Gemuk Memang Lucu!  Banyak orang dewasa  menyukai bahkan gemas terhadap anak-anak yang gemuk.  Tidak heran kalau sebagian dari orang tua membuat program gemuk terhadap anak-anaknya.  Menyajikan makanan yang penuh dengan gizi supaya anak-anaknya  gemuk bak badut yang menyenangkan setiap orang. Tapi yang terjadi,  kegemukan adalah masalah kesehatan. Kemungkinan besar tidak lama lagi gangguan akan menimpa si anak “lucu” itu.  Pendeknya,  lebih dari usia satu tahun, bobot anak yang berlebihan bisa  menyimpan masalah kesehatan di kemudian hari.

Kegemukan pada anak-anak harus diantisipasi dan diatasi supaya tidak menjadi masalah bagi anak maupun bagi orang tua.  Untuk mengantisipasi dan mengatasi kegemukan pada anak anda perlu tahu ”Mengapa anak-anak bisa  kegemukan?”
Pada dasarnya, kegemukan atau yang disebut dengan  obesitas  terjadi karena ketidak-seimbangan antara masuk dan keluarnya energi. Akibatnya, terjadilah kelebihan energi, yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Sembilan puluh persen kegemukan adalah akibat makan berlebihan. Ini disebut kegemukan primer. Sepuluh persen sisanya kegemukan karena penyakit atau gangguan hormonal atau gangguan yang diturunkan. Mereka ini masuk kelompok kegemukan sekunder. Sebenarnya kegemukan primer dapat dikendalikan. Kuncinya, waspada sejak dini! Apalagi kegemukan jenis ini biasanya terjadi akibat interaksi berbagai faktor yang dikelompokkan jadi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik, berarti sudah bawaan si anak. Sementara faktor lingkungan yang ikut berperan besar adalah faktor nutrisi, mulai dari jenis makanan sampai perilaku makan yang berlebihan -- baik porsi maupun frekuensinya. Tentunya, aktifitas fisik yang kurang akibat obat (steroid), atau faktor gaya hidup juga amat berpengaruh.

Jika ada anjuran agar dampak kegemukan dievaluasi sejak dini bukannya tanpa dasar. Dari penelitiaaan, 40% anak kegemukan yang diperiksa melalui skrining USG hati ternyata mengalami gangguan penyakit hati  yang dapat berlanjut jadi pengerutan jaringan hati,  bahkan kanker hati. Penurunan berat badan diduga akan menormalkan kadar enzim hati dan juga ukuran hati. Tak hanya itu. Penyumbatan atau gangguan saluran pernapasan ketika tidur juga sering dialami si bongsor. Ini adalah suatu info  yang sangat menakutkan! Tapi ada baiknya, supaya kita terdorong untuk antisipasi dini.  Gejalanya adalah mulai dari mengompol sampai mengorok.  Ia juga bisa mengalami gangguan saluran pernapasan, akibat adanya penebalan jaringan lemak di tenggorokan yang seringkali diperberat oleh pembesaran jaringan amandel.  Penyumbatan saluran napas di malam hari yang terus-menerus ini menyebabkan si kecil tidur gelisah serta menurunkan asupan oksigen ke tubuhnya.  Akibatnya, ia akan mengantuk dan tampak lelah besoknya. Kalau sudah begini, ia akan merasa tidak nyaman.  Dan akan susah bagi si kecil untuk bertingkah lucu atau menggemaskan kalau keadaannya seperti itu bukan?            

Suatu informasi mengenai kasus kegemukan dan risiko yang terjadi akibat kegemukan di Indonesia, angka kejadian kegemukan di beberapa SD di Jakarta menunjukkan antara 10–30%.  Para Dokter sangat menganjurkan pencegahan ataupun penanganan dini! Untuk diketahui saja bahwa tekanan darah tinggi  atau hipertensi bisa ditemukan pada sekitar 20-30% anak yang kegemukan. Oleh karena itu,  segeralah timbang berat badan anak Anda.

Ada Beberapa Risiko yang bisa terjadi akibat kegemukan, antara lain:
·         Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti pembesaran jantung atau peningkatan  tekanan  darah
·         Gangguan metabolisme glukosa, misalnya intoleransi glukosa
·         Gangguan kedudukan tulang berupa kaki pengkor atau tergelincirnya bagian  sambungan tulang paha (terutama pada anak laki-laki)
·         Gangguan kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering bergesekan
·         Gangguan mata, seperti penglihatan ganda, terlalu sensitif terhadap cahaya, dan batas   pandangannya jadi lebih sempit

Batasan atau ciri-ciri bahwa anak sudah termasuk pada obesitas:(“Anatomi” Si Gemuk)
·         Wajah membulat
·         Pipi tembem
·         Dagu rangkap
·         Leher relatif pendek
·         Dada membusung
·         Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.
·         Kedua tungkai umumnya berbentuk X, dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan, dan bisa menimbulkan lecet.  

Jika lemak pada anak Anda lebih banyak berada di bagian atas tubuh, yaitu dada dan pinggang, maka bentuk tubuh yang seperti ini berisiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular, hipertensi dan diabetes. Sebagai orang tua segeralah bertindak, Anda berperan besar dalam menjaga kesehatan buah hati tercinta. Caranya?  
Atur pola makan si kecil. Ini berarti pilihan menu makanan si kecil harus sehat dengan zat-zat gizi yang seimbang. Juga jumlah makanannya mesti pas. Tidak terlalu banyak, namun tidak juga terlalu sedikit porsinya. Aturan ini tidak hanya berlaku untuk si balita Anda, tetapi juga seluruh keluarga. Cara lain adalah meluangkan waktu untuk mengajak si kecil lebih banyak beraktifitas fisik. Dengan beraktifitas fisik, energi yang keluar diharapkan bisa seimbang dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi.


Sebenarnya, pencegahan kegemukan bisa dimulai dari pemberian ASI secara eksklusif, sebab pemberian ASI tidak akan membuat jumlah susu yang masuk berlebihan. Sementara itu, jika balita diberi susu formula, orang tua cenderung memaksanya untuk menghabiskan semua susu yang sudah ada dalam botol. Ini bisa menyebabkan kegemukan.  Mencegah anak kegemukan dapat segera dilakukan sejak dini jika Anda memiliki prinsip hidup cukup.  Pengertian cukup adalah memberi menu yang cukup sesuai dengan kebutuhan anak-anak.  Ada sebuah kata bijak demikian:  Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah”.  Karena itu, cukupkanlah makanan atau minuman bagi anggota keluarga Anda supaya menjadi keluarga sehat dan hidup berbahagia. Selamat mencoba…
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Virus Polio



Sejumlah pertanyaan tentang penyakit polio ada di benak banyak keluarga muda.  Hal ini timbul antara lain karena terjadinya kelumpuhan yang di derita anak bila terserang penyakit ini, bahkan bisa menimbulkan kematian.  Tetapi ada juga sebagian keluarga yang tidak tahu dan tidak mau tahu dengan Virus Polio, khususnya mereka yang  tinggal di pedesaan, di pedalaman bahkan di perkotaan pun ada sejumlah orang tua yang kurang tanggap dengan virus ini.  Ketika diadakan imunisasi Polio di Posyandu, sebagian masyarakat perkotaan ekonomi menengah ke bawah ada yang  merasa takut dan tidak membawa anaknya untuk diimunisasi.  Mengapa? Karena ada pemberitaan yang tidak jelas  bahwa karena Polio ada anak yang mengalami kelumpuhan total dan kematian paska imunisasi  Polio. Padahal berita itu tidaklah benar, karena anak yang mengalami kelumpuhan atau kematian setelah imunisasi sesungguhnya sudah mengidap penyakit tertentu. Sudah saatnya bagi kita untuk mempunyai motto keluarga hidup sehat dan terbebas dari Virus Polio. Bagaimana caranya? 

Apa itu polio dan bagaimana polio ditularkan?
1.  Apakah polio itu? Poliomyelitis (polio) adalah penyakit yang menular, yang diakibatkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistim syaraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian dalam hitungan beberapa jam.
2.    Bagaimanakah polio ditularkan? Virus polio (secara ilmiah dikenal sebagai virus polio liar -WPV) memasuki tubuh melalui mulut, dan disebabkan oleh air atau makanan yang telah terkontaminasi tinja dari orang yang sudah terjangkit polio. Virus tersebut berkembang biak di dalam usus dan dikeluarkan oleh orang yang terjangkit melalui tinjanya yang kemudian dapat meneruskan virus itu kepada orang-orang lain.
3.    Apa saja gejala-gajala polio? Gejala-gejala awal polio adalah:
·         Demam
·         Rasa lelah
·         Muntah-muntah
·         Rasa kaku pada leher
·         Rasa sakit pada kaki atau tangan
4.  Siapakah yang berisiko terjangkit polio? Polio terutama menyerang anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita).
5.  Apakah akibat dari penyakit polio? Akibat-akibat dari polio adalah:
-      Satu dari 200 orang yang terjangkit polio akhirnya mengalami kelumpuhan yang tidak dapat disembuhkan (biasanya pada kakinya).
-      Di antara yang lumpuh itu, 5-10% meninggal dunia ketika otot-otot pernapasannya dilumpuhkan oleh virus tersebut.
6.  Apakah polio dapat disembuhkan? Tidak, polio tidak dapat disembuhkan! Polio hanya  dapat dicegah dengan imunisasi.           

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dan dilakukan berkaitan dengan polio:
·         Polio tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dicegah.  Polio adalah musuh yang berbahaya bagi anak-anak karena dapat menyebabkan kelumpuhan. Sekali pun tidak dapat disembuhkan, Polio bisa kita cegah dengan imunisasi.

·         Vaksin polio adalah satu-satunya senjata yang manjur, aman dan halal. Satu-satunya cara menghadapi polio adalah memberikan vaksin polio yang diteteskan ke mulut balita, biasa disebut Oral Polio Vaccine (OPV). Vaksin ini aman, efisien dan manjur untuk memberikan perlindungan seumur hidup. Imunisasi dengan vaksin OPV ini perlu diberikan beberapa kali.
·         Setiap anak balita harus datang ke Pekan Imunisasi Nasional. Jadi kalau ada PIN bawalah anak Anda,  atau ingatkan dan ajak juga para tetangga yang mempunyai anak balita untuk ikut PIN. Biasanya diadakan di Posyandu atau Puskesmas atau tempat lain yang disepakati. Melalui PIN ini anak akan diberikan vaksin atau suntikan yang diperlukan semasa balita, termasuk pencegahan polio ini. Jadi orang tua wajib membawa setiap anak balitanya ke pos-pos pelayanan imunisasi setiap kali PIN diselenggarakan.
·         Polio sangat menular! Satu anak saja yang tidak diimunisasi, maka seluruh anak yang ada di sekitarnya bisa terancam polio.
·         Sebenarnya selama 10 tahun Indonesia sudah bebas polio, tetapi kini Indonesia kembali diserang virus polio. Tiba-tiba saja polio masuk kembali ke Indonesia. Penyebaran penyakit ini begitu cepat, tanpa mengenal status sosial ataupun batas wilayah. Dan setiap anak yang belum diimunisasi berisiko terhadap penyakit polio.
·         Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membasmi polio dari Indonesia. Adalah tugas kita untuk melakukan usaha apa pun untuk melindungi anak-anak kita. Balita kita tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka bergantung kepada kita untuk bisa diselamatkan dari ancaman polio.
·         Anak kita berhak hidup sehat dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Merebaknya polio membuktikan betapa pentingnya imunisasi rutin terhadap berbagai penyakit yang menyerang anak. Anak-anak kita berhak hidup sehat, dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
·         Begitu banyak cara untuk menyampaikan dukungan Anda, dan pasti Anda bisa! Kita semua bisa: bergabung bersama menyebar-luaskan ajakan ini, agar semua anak bebas polio! Anda bisa menyebarkan kepada para teman dan tetangga Anda tentang bahaya polio. Ajarkan kepada anak-anak mengenai polio di sekolah. Bergabunglah dengan masyarakat di sekitar Anda pada Pekan Imunisasi Nasional untuk mendorong agar anak-anak diimunisasi.

Sekali lagi, polio tidak bisa diobati tetapi bisa dicegah. Satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah imunisasi. Bawalah balita Anda untuk mendapatkan imunisasi yang diperlukan semasa balita, karena akan sangat bermanfaat bagi perkembangan kesehatannya di masa mendatang. Jangan lupa kalau ada Pekan Imunisasi Nasional, ajaklah juga tetangga Anda yang punya anak balita untuk mengikutinya. Selamat hidup sehat...





Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.