"PEMULIHAN HATI"
Kejadian 12:10 Ketika kelaparan timbul di negeri itu,
pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat
kelaparan di negeri itu. Pada ayat pertama di pasal ini menjelaskan Pemanggilah Abram
meninggalkan negeri dan sanak saudaranya menuju tanah yang di janjikan Tuhan
padanya. Abram pun bersegera menyambut panggilan itu, meninggalkan Haran dan
membawa Istri dan kemenakannya Lot serta harta dan budak-budaknya. Setelah tiba
di Kanaan di ayat 7 TUHAN meneguhkan panggilannya kepada Abram menampakkan diri
dan Berfirman lagi untuk meneguhkan Abram dan berkata: : "Aku akan
memberikan negeri ini kepada keturunanmu.
Sahabat, sekiranya pengalaman Abram ini anda alami wauuuu!!
betapa bahagia, bahagia, bahagiaaaaaaaaaaaanya.
Itulah sebabnya Abram mendirikan Mezbah di situ. Tetapi kalau kita
teruskan membaca ayat 10, timbul
kelaparan di Kanaan (tanah perjanjian) kelaparan yang hebat. Bagaimana reaksih Abram?????
Sunggu cara dia mencari jalan keluar tidak jauh beda dengan
cara kita sekarang ini. Abram pergi ke Mesir keluar dari tanah
perjanjian. Di Mesir Abram bahkan
menjual Sarai istrinya kepada Firaun. Kejadian 12:16 Firaun menyambut Abram dengan
baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing
domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai
betina dan unta.
Sahabat, sampai demikianlah pengalaman Abram dalam menyambut
panggilan Tuhan. Abram tiba di Kanaan disambut dengan Kelaparan hebat. Abram ke Mesir untuk menyelamatkan diri,
karena ketakutan terpaksa dia menjual Sarai istrinya kepada Firaun. Pengalaman yang sangat memahitkan dan kalau
itu pengalaman anda bagaimana kira-kira tanggapan anda terhadap panggilan
Tuhan??
Sahabat, lewat sejarah Abram ini kita disadarkan bahwa
meresponi panggilan Tuhan ternyata tidak dimanjakan dengan berkat-berkat Materi
seperti yang diajarkan oleh Teologi Kemakmuran.
Kelaparan dipakai oleh TUHAN untuk memulihkan hati Abram. Ingat, Abram itu orang kaya loh perhatikan
harta benta yang dibawanya dari Haran.
Orang kaya biasanya sulit melupakan kekayaanya sebab hatinya berada di
sana. TUHAN tidak mau hati umat nya
terpaut kepada materi buatan tangan Allah. Ia mau umatnya TOTAL menyembah DIA.
SahabaT, kalau kita perhatikan pada pasal-pasal selanjutnya
setelah kelaparan ini usai Abram memiliki hati yang lembut dan berserah kepada
Tuhan bukan lagi kepada HARTA.
Sahabat, kalau sekarang ini sedang mengalami LAPAR (makan,
uang, sahabat, kerabat) ketahuilah ALLAH turut bekerja disana untuk memulihkan
hati sahabat. Hati ini tidak mungkin
kita yang memulihkannya, hanya TUHAN dari sorgalah yang mampu memulihkannya. Bersabarlah dalam pembentukan TUHAN, sebab
sama seperti Abram pada akhirnya indah di Kanaan bersama dengan Tuhan Allah.
“MENGGUNAKAN KEKUATAN”
Ada satu dongeng yang sangat menarik demikian
ceritanya. Seekor lelaki pada suatu hari
menemukan sebuah telur burung rajawali dan dia meletakkan telur itu bersama
dengana telur-telur ayam di sarang seekor induk ayam peliharaan yang sedang
mengeram. Telur itu menetas bersama telur
ayam yang lain, dan anak burung itu
tumbuh bersama anak-anak ayam diasuh oleh induk ayam itu. Selama hidupnya burung rajawali itu bertingkah laku sama
seperti ayam, dan mengganggap dirinya ayam peliharaan. Dia mengais tanah untuk mencari cacing dan
serangga. Dia berkotek dan berkokok. Dia akan mengepak-ngepakkan sayapnya dan
terbang beberapa meter di udara. Tahun
berlalu dan burung rajawali itu menjadi tua.
Suatu hari dia melihat seekor burung yang sangat gagah terbang di
angkasa yang tak berawan. Burung itu
melayang dengan anggun dan berwibawa dalam hembusan angin yang kuat, dia hanya
membentangkan sayapnya dan jarang sekali menggerakkan sayapnya itu. Rajawali tua itu terpesona memandang ke atas.
Siapakah itu? Tanyanya. Itu adalah burung rajawali, raja dari segala
burung, kata ayam yang ada didekatnya.
Dia penghuni langit , dan kita penghuni bumi, kita adalah ayam. Demikianlah rajawali itu hidup terus dan mati
sebagai seekor ayam, karena begitulah anggapannya tentang dirinya.
Sahabat, burung rajawali adalah burung yang
sangat kuat. Tetapi apalah arti sebuah
kekuatan kalau kekuatan itu tidak digunakan.
Mengapa kekuatan tidak digunakan? Karena tidak sadar bahwa ia adalah
kuat. Sebagaimana dongeng tadi,
rajawali yang kuat harus hidup sebagai binatang yang lemah, karena tidak menyadari dan tidak menggunakan
kekuatannya.
Sahabat, berangkat dari dongeng ini kita
mengingat kaum pria sebagai kaum yang
kuat, namun tidak sedikit kaum pria
hidup dan berjuang dalam kelemahan sama seperti burung rajawali tadi. Mengapa demikian? Karena ia tidak menyadari bahwa ia kuat,
sehingga ia tidak menggunakan kekuatannya itu dalam menjawab setiap teka-teki
kehidupan ini. Pria kuat terbaring lemah
diantara puing-puing kehancuran.
Kehancuran hidupnya, dan kehancuran keluarganya. Ia yang kuat tidak bisa menjaga keluarganya,
ia biarkan keluarganya dicabik-cabik oleh masalah hidup. Saudara pendengar, sebagai pria anda harus
menyadari dan menggunakan kekuatan yang ada di dalam diri anda. Jika tidak anda gunakan maka anda sebagai
pria tidak bisa membangun keluarga maupun dunia anda. Dunia ini beradab dalam genggaman anda. Baik
buruknya masa depan dunia ini tergantung pada anda. Ketika adam tidak menggunakan kekuatannya, ia
lemah pada istrinya maka masa depan
dunia ini rusak. Sekarang bagi pria
sudah terbuka jalan untuk memperbaiki dunia ini, karena sudah ada pria yang
kuat yang memperbaiki dunia ini yaitu Yesus.
Sahabat, kekuatan anda sebagai pria yang ada
pada diri anda ada dua kekuatan. Kekuatan
pertama dinamakan kekuatan POSISI,
sedangkan kekuatan kedua dinamakan kekuatan PERSONA. Kekuatan posisi
itu adalah bentuknya berupa pengaruh,
kekuasaan, prestise dan otoritas yang kehadirannya nyata di dalam jabatan,
riwayat pekerjaan, dan penghargaan yang di dapat karena keberhasilan. Kekuatan persona itu adalah kemampuan untuk
mengembangkan hubungan yang berbobot yang menyenangkan, kesediaannya untuk
melakukan apa saja agar keluarga menjadi kokoh.
Aspek kekuatan persona adalah, kehangatan, kepekaan, dapat diandalkan,
tekad, kasih sayang dan perhatian.
Sahabat,
kedua kekuatan ini dimiliki oleh pria.
Kekuatan ini merupakan anugerah dari Tuhan. Namun perlu anda ketahui, kekuatan ini harus
digunakan secara seimbang. Jika hanya
menggunakan salah satu kekuatan, seperti kekuatan posisi, maka anda belum boleh
dikatakan sudah menggunakan kekuatan. Kegagalan banyak pria adalah tidak
menggunakan kedua kekuatan itu secara seimbang.
Raja Saul, Raja Daud cenderung menggunakan kekuatan posisinya tapi tidak
menggunakan kekuatan personanya.
Akhirnya apa yang terjadi. Baik
Saul maupun Daud sama-sama mengalami ketidak harmonisan dalam keluarganya. Daud seorang yang kuat, tetapi tidak berdaya
menghadapi keluarganya, mengapa demikian? Karena Daud tidak menggunakan
kekuatan persona yang ada pada dirinya. Jadi,
idealnya pria dikatakan kuat, kalau ia menggunakan kekuatan posisi dalam dunia
kerjanya dan kekuatan persona dalam relasinya.
Yesus dalam pelayanannya menyadari dan mengunakan kedua kekuatan secara
seimbang dan tepat waktu. Dalam kekuatan
posisi, Yesus menyusuri desa dan kota dengan menyembuhkan orang sakit, mengusir
setan, meredakan tofan dan membangkitkan orang mati. Tetapi disaat yang lain, Yesus juga
menggunakan kekuatan personanya seperti, mendekati perempuan samaria di Sumur
Yakub, mengasihi anak-anak kecil, mengasihi orang-orang berdosa yang di
kucilkan oleh masyarakat, seperti orang kusta, pelacur dan pemungut cukai.
Kekuatan posisi dan kekuatan persona tampak ketika Yesus terbaring dikayu salib. Bayangkan saudara, Yesus dengan kekuatanNya
sebagai pria mampu menanggung beban dosa dunia ini. Apapun dilakukan Yesus demi anak-anaknya
yaitu anda dan saya. Saudara pendengar,
anda sebagai pria mungkin sekarang berada pada posisi merasa tidak berarti. Anda belum terlambat. Anda adalah seperti burung Rajawali yang
memiliki kekuatan dan anda bisa
melayang-layang dengan kepak sayapmu karena kekuatan itu sudah dianugerahkan
kepada anda. Anda sebagai pria adalah
harapan dari keluarga, maupun masyarakat.
Bagi anda sekarang sadarilah bahwa anda kuat, dan gunakanlah kekuatan
posisi dan kekuatan persona itu secara seimbang. Jangan anda berputus asa,
seperti rajawali tadi, dia mati seabagai ayam.
Sayangkan? Anda sebagaia pria dapat merubah dunia ini, jika anda mau,
tergantung pada anda sendiri. Anda
adalah apa yang anda katakan. Jika anda
berkata bahwa anda ayam, maka jadilah seperti perkataan anda. Tetapi jika anda berkata bahwa anda adalah
rajawali maka anda pun akan seperti apa yang anda katakan.
Saudara Terimakasih atas perhatian anda, semoga
bermanfaat dan membangun. Jika anda diberkati dengan tulisan ini
atau ingin bertanya kepada kami seputar masalah rumah tangga, masalah
perceraian, masalah pendidikan seks, masalah kenakalan anak-anak dalam rumah
tangga, layangkan surat anda kepada kami, dengan senang hati kami
akan menjawab setiap surat-surat anda, dan setiap surat-surat anda
alamatkan kepada Agape Xaris, email: eslolaudinmanik@yahoo.com
”JADILAH KUAT”
Hari
ini saya membahas tentang kaum pria, dalam hubungannya dengan rumah
tangganya, pekerjaannya serta peran dan tanggungjawabnya dalam keluarga maupun
masyarakat. Pria mempunyuai peran yang besar dan
pengaruh yang luar biasa pada keluarga dan dunianya. Jika pegaruh
itu baik maka pengaruhnya akan menjadi berkat, tetapi jika pengaruhnya buruk
maka dapat menghadirkan bencana. Kiranya lewat tulisan ini para pria
dapat menjadi bijak di dalam setiap sisi kehidupannya. Baiklah
sebelum membahas topik ini saya ingin menyajikan kata bijak dari Douglas
Malloch yang berjudul “Bila Engkau”
”Bila
engkau tidak bisa menjadi pohon cemara dibukit, Jadilah belukar yang indah
ditepi parit. Bila engkau tidak bisa menjadi belukar, jadilah rumput
yang membuat jalan-jalan semarak. Bila engkau tidak bisa menjadi
gurami, jadilah teri yang terindah di tambak. Bila engkau tidak bisa menjadi
komandan, jadilah prajurit yang tangguh. Bukan kebesaran yang
menentukan menang atau kalah, yang penting jadilah wajar, apa adamu dan menjadi
dewasa.”
Kita
sering juga mendengar pria diolok-olok karena keberadaannya sebagai pria. Ada
berbagai sebutan untuk pria. Ada yang menyebut pria itu tak
berperasaanlah, pemarah dan ada juga yang menyebutnya cengeng, karena
kenyataannya tidak sedikit pria berlindung dibawah ketiak wanita ( kita sebut
mereka itu golongan pria lemah). Penyebutan ini memang sangat
disayangkan dan sangat memalukan bagi kaum pria. Tetapi, sebagai
pria jangan dulu terburu-buru menepis sebutan itu, karena sebutan itu mungkin
ada benarnya atau mungkin anda berada diantaranya. Saya mau cerita
kepada saudara, tentang seorang pria yang sudah berkeluarga. Dan cerita saya
ini adalah kenyataan tentang seorang pria yang pernah saya kenal. Sebutlah
ia bernama DADANG dan Istrinya bernama TITIN. Mereka mempunyai
anak, kalau tidak salah anaknya ada 3 orang. Dadang postur tubuhnya kekar,
tinggi dan secara phisik sehat. Keluarga ini punya usaha
kecil-kecilan yaitu usaha Tambal Ban. Pertama kali
saya mengenal DADANG, saya sangat salut melihat postur tubuhnya yang
atletis dan orangnya komunikatif (suka bercanda). Perasaan saya
mengatakan bahwa orang ini adalah pria yang kuat, yang sejati, bertanggungjawab
terhadap keluarganya. Tetapi ketika saya sekali waktu ke rumahnya,
alangkah kagetnya saya, karena tidak percaya melihat pemandangan bahwa
Istrinya sedang bekerja keras sedang membongkar ban motor dan mobil, sedangkan
Dadang santai sambil merokok dan baca Koran. Melihat itu, saya tegur
pak Dadang dan berkata; Pak Dadang, itu tolongin istrinya pak. Apa
Jawab pak Dadang, ah!! Itu sudah biasa, setiap hari pekerjaannya ya begitu itu?
Nah!! Pak Dadang tidak kaget, tetapi saya sebagai pria sungguh kaget dengan
peristiwa itu. Semenjak dari situ perasaan salut saya kepada pak
Dadang runtuh seketika. Dimata saya Pak Dadang adalah pria yang
berhati wanita yang lemah yang menggantungkan seluruh hidupnya kepada istrinya. Barangkali
kalau istri pak Dadang meninggal, mungkin juga pak Dadang terlunta-lunta.
Saudara,
cerita ini hanya satu dari sekian banyak pria yang saya perhatikan
menggantungkan hidupnya kepada wanita. Dalam satu buku
yang saya baca berjudul Kekerasan Terhadap Istri yang ditulis oleh salah satu
penulisnya Dr. Hj Fathul Djannah, SH dalam penelitiannya bersama team peneliti
yaitu Pusat Studi Wanita IAIN Sumut, memaparkan bahwa terjadinya kekerasan
(rumah tangga) bukan karena tiadanya kemandirian ekonomi pada istri,
sebaliknya kemandirian istri tidak mencegah mereka dari kekerasan yang
dilakukan oleh suami. Saudara, berdasarkan pengamatan saya dan
penelitian Pusat Studi IAIN yang baru saya paparkan tadi, jelaslah
bahwa ada sebagian pria yang berpredikat cengenglah, tidak
berperasaanlah, pemarah dan berbagai olokan lainnya. Sebagai pria!
anda dan saya tidak perlu malu atau pun gusar. Kalau itu sudah
kenyataan mau mengelak bagaimana. Yang penting sekarang bukan soal
menolak atau menerima. Yang penting adalah anda sebagai pria JADILAH
KUAT.
Saudara,
mungkin anda ingin berubah dan ingin keluar dari kelemahan tersebut,
pertanyaannya bagaimana caranya menjadi kuat? Saudara untuk menjadi
kuat, kita harus belajar kepada oknum yang kuat yaitu Allah sendiri. Musa,
sebelum belajar kepada Allah ia adalah orang yang lemah. Melakukan
kekerasan kepada orang mesir dengan cara membunuhnya kemudian ia harus menjadi
pelarian di Midian. Di Midian lah Musa belajar kepada oknum yang kuat yaitu
Allah sendiri. Setelah Musa meninggal, maka
Yosua akan menggantikannya untuk memimpin bangsa Israel. Karena itu
Tuhan meneguhkannya dan berfirman kepada Yosua teartulis di kitab Yosua 1:6-9
demikian firman Tuhan;
Kuatkan
dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki
negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk
diberikan kepada mereka.
Hanya,
kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati
sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku
Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke
mana pun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab
Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati
sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian
perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah
telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut
dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau
pergi."
Saudara,
ada beberapa hal dari firman Tuhan ini supaya menjadi Kuat. Sebagai
pria yang menjadi pemimpin haruslah menyelaraskan setiap tindakannya dengan
firman Tuhan, harus merenungkan firman Tuhan itu siang dan malam. Artinya
firman Tuhan harus mendarah daging di dalam hidupnya, yang terakhir harus
percaya akan penyertaaan Tuhan. Saudara, Semua syarat yang
disampaikan Tuhan kepada Yosua dilakukannya sehingga Yosua menjadi kuat dalam
memimpin bangsa Israel. Demikian juga bagi anda akan berlaku,
bahwa anda akan mampu memimpin istri, anak-anak anda atau jemaat yang anda
layani jika melakukan seperti firman Tuhan yang datang kepada Yosua. Anda
sebagai pria akan menjadi pelindung, pemelihara, pelayan dan penasehat bagi
anak-anak, istri, keluarga, gereja bahkan bagi masyarakat. Anda akan
kuat menghadapi segala rintanganm, tantangan, hambatan dari berbagai sudut
karena kekuatan dari Tuhan sudah ada pada diri anda, tatkala anda melakukan apa
yang Tuhan firmankan dan percaya kepadaNya. Sebagaimana Tuhan
menyeartai Musa, Yosua, Elia dan nabi-nabi lainnya, mereka menjadi pria yang
kuat, demikian pula Tuhan akan menyertai anda. Oleh karena itu ”JADILAH
KUAT!” Surat I Korintus 16 : 13, 14 sebagai
ayat penutup, demikian firman Tuhan, Berjaga-jagalah!
Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap
kuat! Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! Mari
kita berdoa.
Saudara Terimakasih atas perhatian anda, semoga bermanfaat dan membangun. Jika anda diberkati dengan tulisan ini atau ingin bertanya kepada kami seputar masalah rumah tangga, masalah perceraian, masalah pendidikan seks, masalah kenakalan anak-anak dalam rumah tangga, layangkan surat anda kepada kami, dengan senang hati kami akan menjawab setiap surat-surat anda, dan setiap surat-surat anda alamatkan kepada Agape Xaris, email: eslolaudinmanik@yahoo.com
“CINTA ITU INDAH SETELAH IA PERGI”
Pengkhotbah 3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. 3:2 Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; 3:4 ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari. 3:8 ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
Masa pacaran adalah masa-masa yang sangat indah. Setiap orang bercita-cita suatu hari kelak masa pacaran ditingkatkan ke masa pertunangan. Bila tiba waktunya maka masa pertungan ingin segera diakhir masuk ke dalam dunia Pernikahan. Dimasa pernikahan inilah semua bersatu padu. Kedekatan yang semakin dekat bahkan tidak ada jarak lagi karena sudah disatukan di dalam BERKAT PERNIKAHAN.
Keluarga blessing, issu-issu konplik dalam pernikahan bukanlah suatu cerita rahasia lagi, tetapi sudah menjadi issu yang terbuka. Pada awal pernikahan, gairah cinta semakin membara sebab tubuh jiwa sudah menjadi satu dalam kesatuan pernikahan. Di dalam dunia yang baru inilah segala sesuatu yang tertutup pada dunia pacaran akan menjadi terbuka seluas-luasnya. Kelebihan yang dilihat melalui kaca mata pacaran kini berubah menjadi kekurangan. Kekurangan pada masa pacaran kelihatan suatu kelebihan. Tidak heran dialog seperti ini terjadi dalam pernikahan. “Dulu! masa pacaran kamu itu cekatan sekarang lamban sekali, kata suami.” Demikian juga isteri berkata; “Dulu kamu bersihan dan penuh etika, sekarang kamu sembarangan orangnya.! dengan nata ketus. Mengemukalah segala kekurangan bahkan semakin tajam.
Keluaga blessing, pengkhotbah berkata: “UNTUK SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA.” Ada waktu pacaran, ada waktu pertunangan dan ada waktu pernikahan. Masing-masing fase berbeda karakternya. Bila kini sobat menjalani masa pernikahan, di dalamnya juga ada fase MESRA, ( kita tertawa bahagia)dan fase KONPLIK (kita marah, jengkel, dongkol melihat pasangan kita) bahkan ada fase PERPISAHAN (kita sedih, menangis). Kita harus menjalani itu, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau. Hanya bagaimana kita menyadari, memahami dan menerima kondisi itu.
Sobat fb, pengkhotbah juga berkata: “Ada waktu untuk meninggal” Fase ini adalah fase yang sangat menyedihkan. Kenangan mesra, konplik silih berganti dalam bayangan akan dialami oleh setiap insan manusia. Namun, kenangan apa yang paling kuat mengemuka di dalam memori? Biasanya adalah kenangan yang menjengkelkan menjadi kenangan yang kerap kali timbul bila terjadi perpisahan, sebab ada istilah “CINTA ITU INDAH SETELAH IA PERGI.” Menangis, tertawa silih berganti mewarnai anak manusia bila terkenang pada masa-masa bersama dengan pasangannya.
Sobat fb, bila masa bersama saat ini mengalami Mesra ataupun konplik sadarilah untuk segala sesuatu ada waktunya. Dengan demikian sobat akan menghargai saat-saat bersama dengan pasangan. Baik ketika MESRA maupun ketika KONPLIK. Kedua fase ini adalah dua pengalaman yang saling mendukung. Yang perlu dilakukan pada fase MESRA adalah menghargai kelebihan-kelebihan masing-masing yang bersatu padu dalam meresponi fases ini. Pada fase konplik, menyadari dan memahami kekurangan pasangan kita supaya dapat melewati fase ini dan masuk pada fase MESRA sebagai akibat dari keberhasilan melewati fase KONPLIK. Selamat malam.
No comments:
Post a Comment