tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Seorang yang hidup di pedalaman suatu saat diajak
oleh anaknya mengunjungi ibu kota untuk
sekedar
menikmati dan mengetahui adanya gaya hidup yang lain dari yang biasa ia hadapi. Selama
di kota ia tinggal
di hotel yang
mewah.
Ada lift yang menolongnya agar tidak perlu lelah menaiki tangga.
Ada remote-control untuk menyalakan
televisi. Ada keran
air yang menyediakan air panas
dan air dingin. Segalanya bagai mimpi. Ketika akan pulang ke tempat
asalnya, ia membawa pulang dua keran air? Kedua keran air itu akan
ditempelkan pada
dinding rumahnya. Ia berpikir, hanya dengan
memutarkan keran air itu, ia akan mendapatkan air yang amat
dibutuhkannya.
Sahabat, kebutuhan kita akan air akan terpenuhi
bila keran air dihubungkan dengan
pipa pada sumber airnya. Sebanyak apapun keran
yang kita miliki bila tidak dihubungkan pada
sumbernya, air tidak akan keluar setetespun. Sekuat
dan sebanyak
apapun usaha kita bila tidak dihubungkan dengan Tuhan
sebagai sumber
hidup kita, sia-sialah
hidup.
Sahabat, bagaimana dengan
kehidupan
Anda. Sudahkah keran air Anda ditempelkan pada sumber air yang tepat? Yesus adalah sumber
air kehidupan, barangsiapa menempelkan
keran
airnya pada Yesus ia tidak akan
kekurangan air. Ayat bacaan kita hari ini
adalah
jawaban Yesus kepada perempuan Samaria yang haus
karena ”keran airnya hanya ditempelkan pada
sumur Yakub.” Ketika perempuan Samaria ini berjumpa dengan
Yesus lalu dia menempelkan keran airnya pada Yesus, ia mendapatkan kepuasan.