”Perabot Kesombongan”
Nats
: 1 Korintus 6:19
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah
bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,
-- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Pada umumnya kita mengenal Bait Allah dalam bentuk bangunan, dimana orang
percaya berkumpul menyembah Tuhan dan menerima Firman Tuhan. Yesus sering
sekali mengajar di Bait Allah. Tetapi setelah kebangkitan dan kenaikan Yesus,
Bait Allah atau Bait Roh Kudus adalah diri kita sendiri. Di Bait Allah secara phisik kita melihat
tersedia perabot-perabot yang indah, antara lain adalah bunga, mimbar, kantong
persembahan, kalau di katolik ada patung
Maria. Nah! Perabot-perabot ini
menambah suasana hikdmat dalam ibadah.
Jika
kita adalah Bait Roh Kudus, berarti perabot-perabot dalam diri kita adalah
berupa sifat dan Karakter. Sifat dan
karakter inilah di pajang di Bait Allah didalam hati kita. Sifat kelembutan adalah suatu perabot yang
dipajang di Bait Roh Kudus yang sangat menyukakan hati si pemiliki Bait
itu. Bagaimana dengan sifat kesombongan? Nah! Inilah perabot yang merusak pemandangan
di Bait Allah, karena Roh Kudus tidak
leluasa berkarya di dalam diri seseorang yang di dalamnya ada perabot
kesombongan.
Keluarga
yang diberkati Tuhan, kita perlu sadar bahwa kita adalah bait Roh Kudus. Dia berdiam di dalam kita untuk mengajar,
membimbing dan mengingatkan. Roh
Kuduslah yang memungkinkan kita hidup mentaati firman Alah. Jadi, perabot kesombongan sebaiknya tidak
bertengger lagi di dalam hati kita karena Roh Kudus berdiam di sana. Demikian juga, bila berkaitan di dalam rumah
tangga kita, kesombongan tidak layak bertengger
atau dipajang di dalamnya.
Kesombongan sangat efektif untuk melumpuhkan semangat anggota rumah
tangga untuk berkarya. Kesombongan tidak
hanya melumpuhkan semangat tetapi meluluhlantakkan bangunan rumah tangga itu
sendiri.
Doa:
Tuhan! Saya ingin menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia supaya
Engkau dapat memakai saya. Amin.
“Sehati Sepikir”
Filipi
2:1,2
Jadi
karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh,
ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan
ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
Ketika pasukan Multinasional menggempur Negara
Irak, ada pengakuan dari salah seorang prajurit Amerika Serikat,
mengatakan: hati saya tidak setuju
melakukan tugas ini, tetapi karena ini perintah! Saya harus lakukan dengan
sebaik mungkin. Saudara Tahu mengapa ia
ungkapkan hal itu? Karena dia adalah prajurit Amerika Serikat seorang muslim. Sepikir tetapi tidak sehati.
Keluarga muda, saya yakin bahwa prajurit tadi kurang
berbahagia dalam melakukan tugasnya, dan pasti kurang harmonis dengan prajurit
lainnya, karena mereka hanya sepikir tapi tidak sehati. Melakukan serangkaian tugas bukanlah dorongan
dari dalam hati, tetapi hanya melakukan
perintah. Paulus dalam suratnya
menasehati jemaat di Filipi supaya mereka sehati dan sepikir dalam satu kasih dan satu tujuan. Untuk apa Paulus memberi nasehat ini? Supaya
jemaat di Filipi hidup dengan harmonis.
Keluarga muda, harmonisasi dalam rumah tangga akan
tercipta, tat kala seluruh anggota keluarga sehati dan sepikir. Mungkin anda berpikir, untuk menciptakan
sehati dan sepikir ini suatu pekerjaan
yang sulit. Sesungguhnya tidak sulit,
jika masing-masing anggota dalam keluarga ada di dalam Kristus. Mengapa? Karena di dalam Kristus ada kasih
mesra, belas kasihan dan pasti satu tujuan.
Apa yang membuat satu tujuan? Karena masing-masing di kuasai Roh yang
sama yaitu Roh Kristus. Roh Kristus lah
yang membimbing sehingga setiap anggota keluarga menuju sehati dan sepikir.
Keharmonisan dalam rumah tangga akan menjadi pengalaman hidup sehari-hari
setiap keluarga yang dapat hidup sehati dan sepikir.
Doa: Tuhan Yesus biarlah
Roh-mu selalu memimpih hidup
Kami, supaya keluarga
kami sehati, sepikir dan setujuan.
"Menyajikan Pujian"
II
Korintus 3:2
Kamu
adalah surat
pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat
dibaca oleh semua orang.
Keluarga muda?
Sering sekali gairah untuk bekerja tidak lahir dari ancaman atau pun
paksaan. Mengapa demikian? Karena ancaman biasanya melahirkan ketakutan
dan kerja paksa. Tentunya anda sebagai
keluarga sering memberi tugas kepada istri, anak atau kepada seisi rumah,
tetapi bagaimana caranya supaya mereka bergairah? Cara yang terbaik yaitu
memberi tugas disertai pujian.
Keluarga muda!
Ayat firman Tuhan hari ini mengajarkan kita untuk memberikan pujian kepada
orang. Paulus dalam suratnya menyajikan pujian kepada jemaat di Korintus yang
hidupnya berpadanan dengan Kristus.
Jemaat di Korintus dikatakan sebagai kebanggaan Paulus dan perilaku
mereka yang baik sudah dikenal dan dapat
dibaca orang. Ini salah satu cara Paulus
untuk menggairahkan semangat jemaat di Korintus untuk lebih bersemangat, hidup
bersama Kristus.
Keluarga Muda,
saya yakin bahwa setiap orang pasti gembira menerima kata-kata pujian dan penghargaan. Sebagai keluarga muda, tentunya anda bahagia,
jika dalam rumah tangga masing-masing anggota, apakah istri, suami atau
anak-anak melakukan tugas sehari-harinya dengan senang hati. Hal ini dapat tercapai jika kita trampil
dalam menyajikan pujian kepada pasangan kita maupun anak-anak kita. Sebuah pujian yang disajikan dengan tulus
seperti bunga-bunga indah yang menghiasi
rumah, sebuah kritikan tajam seperti bau bangkai yang menusuk hidung. Untuk itu biasakanlah menyajikan pujian dalam
rumah tangga anda.
Doa: Tuhan ajarlah kami untuk menyajikan pujian
Yang indah ditengah-tengah keluaraga kami.
“Berpikir Positif”
Filipi 4 : 8
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang
benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis,
semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,
pikirkanlah semuanya itu.
Keluarga muda, kalau kita ingin memperoleh
hasil yang terbaik tahun depan kita harus mengawali tahun ini dengan baik. Karena apa yang kita
petik tahun ini adalah hasil karya kita
tahun yang lalu. Oleh karena itu, untuk mengawali tahun ini sebaiknya kita berpikir positif. Karena tindakan-tindakan lahir dari apa yang kita pikirkan. Kita berpikir positif, maka tindakan kita positif,
kalau kita berpikir negatif maka tindakan kita pun negatif. Saya yakin sebagian diantara kita adalah
pemakai computer, karena itu kita pasti mengenal istilah GIGO yang singkatannya
adalah Garbage In Garbage Out. Artinya adalah jika sampah yang dimasukan kedalamnya sampah yang keluar dari dalamnya.
Keluarga muda,
marilah kita mengawali tahun ini dengan berpikir seperti ayat bacaan kita hari
ini. Supaya kita melahirkan tindakan seperti apa yang kita pikirkan. Semua yang benar, yang mulia, yang manis
mengenai keluarga kita itulah yang patut kita pikirkan. Percayalah, Berpikir yang benar mengenai istri/suami,
berpikir yang benar mengenai anak-anak serta berpikir apa yang manis, yang adil
dan yang sedap didengar dalam kaitannya dengan keluarga dan masa depan keluarga. Berpikirlah yang positip, karena anda adalah
apa yang anda pikirkan. Jika kita ingin
keluarga kita damai sejahtera maka mulailah berpikir tentang apa yang
mendatangkan damai sejahtera, Tuhan dari
tempat tinggi akan memberkati kita.
Doa: Tuhan Yesus ajarlah kami untuk
selau berpikir positip terhadap segala rencanamu dan terhadap keluarga bahkan
terhadap sesama, supaya kami dapat bertindak positip mempermuliakan Engkau.
No comments:
Post a Comment