
Rumah adalah tempat
kita berlindung dan berteduh mendapatkan cinta dan kasih sayang. Tempat tumbuhnya kuncup-kuncup bunga untuk
bermekaran, dan tempat mencecap manisnya madu dan susu. Bukan tempat untuk mencabik-cabik kemanusiaan
dan menghinakan cinta dengan ketundukan atas kekuasaan yang menindas. Namun kita tidak dapat memungkiri kenyataan
bahwa tindakan kekerasan kerap kali terjadi pada anak. Orang tua yang diharapkan sebagai pelindung,
tidak jarang menjadi algojo yang menyiksa anak-anaknya. Kita sering menyaksikan tindakan kekerasan
yang dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya lewat media cetak dan media
elektronik. Apa yang menyebabkan
tindakan kekerasan kepada anak dan apa akibatnya.
Tindakan kekerasan
kepada anak sering terjadi karena penyembahan berhala. Landasan Firman Tuhan terambil dari kitab 2 Raja-raja 21:1–8, yang demikian bunyinya”
Manasye berumur dua belas tahun pada waktu
ia menjadi raja dan lima puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.
Nama ibunya ialah Hefzibah. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sesuai
dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang
Israel. Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dimusnahkan
oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung
Asyera seperti yang dilakukan Ahab, raja Israel, dan sujud menyembah kepada
segenap tentara langit dan beribadah kepadanya. Ia mendirikan mezbah-mezbah di
rumah TUHAN, walaupun sehubungan dengan rumah itu TUHAN telah berfirman:
"Di Yerusalem Aku akan menaruh nama-Ku!" Dan ia mendirikan juga
mezbah-mezbah bagi segenap tentara langit di kedua pelataran rumah TUHAN.
Bahkan, ia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, melakukan ramal dan
telaah, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal. Ia
melakukan banyak yang jahat di mata TUHAN, sehingga ia menimbulkan sakit
hati-Nya.
Alkitab mencatat bahwa
Manasye melakukan tindakan kekerasan kepada anaknya. Manasye mempersembahkan anaknya sendiri
sebagai korban dalam api. Apa yang
dilakukan oleh Manasye ini adalah tindakan kekerasan secara fisik. Untuk
diketahui, tindakan kekerasan secara fisik yaitu antara lain: memukul,
menendang, menelanjangi, meludahi, mengikat, memasung atau menyulut dengan api rokok bahkan membakar dan
membunuh. Apa yang melatar-belakangi
Manasye sehingga ia rela melakukan kekerasan kepada anaknya sendiri? Manasye melakukan kekerasan kepada anaknya
dilatar-belakangi dengan pemberontakannya kepada Tuhan dan beribadah kepada
berhala. Dapat disimpulkan, bahwa
tindakan kekerasan Manasye terhadap anaknya adalah sebagai akibat dari dosa
yang dilakukannya. Manasye tidak lagi
memiliki pikiran yang sehat, karena berhalanya yang memerintah di dalam dirinya. Kebenaran tidak ada lagi bersamanya sehingga
ia tidak dapat melakukan kebenaran. Ia
bersekutu dengan kegelapan maka ia pun
bertindak sesuai dengan petunjuk dari kegelapan itu. Ia melakukan ramal
dan telaah dan menghubungi pemanggil arwah, dimana hal ini dipandang Tuhan
sebagai kejahatan.
Tindakan kekerasan
secara fisik terhadap anak-anak dalam rumah tangga masa kini, sering juga disebabkan karena penyembahan
berhala. Demi kekayaan, anak sendiri
sering menjadi tumbal dengan cara diperjual-belikan tanpa memikirkan
penderitaan anak. Demi harga diri, anak
yang lahir di luar nikah sering menjadi korban pembunuhan. Demi harga diri, anak yang cacat sering
menerima penyiksaan dan sasaran emosional dalam rumah tangga.
Kalau dicermati
sejarah Manasye raja Yehuda melakukan tindakan kekerasan, sesungguhnya karena
ia menjauh dari Tuhan. Orang yang menjauh dari Tuhan tidak akan pernah
melakukan kebenaran, mengapa? Karena yang menjadi bapanya adalah iblis.
Iblislah yang mengajarnya, mendorongnya untuk melakukan segala kejahatan. Iblis
tidak mewarisi kelembutan tetapi kekerasan.
Hanya Tuhanlah yang memiliki kelembutan dan kasih. Jadi jika seseorang bersahabat dengan
berhala, dipastikan ia akan mewarisi kekerasan.
Dalam beberapa kesaksian para orang tua yang melakukan kekerasan kepada
anaknya saat diinterogasi, mereka berkata, ketika saya melakukan kekerasan
terhadap anak saya, saya tidak menyadarinya. Ada juga yang berkata, ketika saya
membunuh anak saya, saya mendengar bisikan halus yang mendorongnya untuk melakukan
kekerasan. Dari kesaksian ini, percaya atau tidak percaya yang penting adalah,
bahwa setiap orang yang bersekutu dengan kuasa kegelapan, ia tidak dapat
melakukan apa yang ada di dalam terang.
Jika Anda saat ini
kerap kali melakukan tindakan kekerasan kepada anak-anak Anda, apakah itu
kekerasan ringan atau berat, ketahuilah dan sadarilah bahwa Anda sedang tidak
dikuasai Roh Tuhan. Apakah anda berpredikat sebagai majelis, aktivis atau pemuka agama, jika kekerasan
kerap kali Anda lakukan sesungguhnya Anda sama dengan Manasye raja Yehuda yang
bersekutu dengan berhala. Anda tidak akan pernah menikmati kebahagiaan bersama
dengan keluarga Anda. Anda akan selalu
merasa bersalah tapi tidak bias menghentikan kekerasan itu sendiri. Bagaimana caranya supaya kekerasan yang Anda
lakukan terhadap anak Anda dapat dihentikan. Caranya hanya satu yaitu
menjauhkan berhala dari hidup Anda, seperti Manasye. Apa yang menjadi berhala
bagi hidup Anda masa kini. Apakah harta?
Kedudukan, kekuasaan, harga diri, uang atau wanita? Jika berhala itu masih
menyatu maka Anda tidak akan pernah bisa lepas dari sikap kekerasan. Paulus selalu melakukan kekerasan kepada umat
Tuhan, tetapi ketika ia berjumpa dengan Yesus, dia lalu menyadari bahwa
perbuatannya ternyata salah. Jadi bagi Anda yang perlu sekarang adalah mencari
Tuhan seperti yang dilakukan oleh Manasye maka Tuhan memulihkan keadaannya.
Firman Tuhan dalam II Tawarikh 7:14
berkata, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut,
merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari
jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni
dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
No comments:
Post a Comment