Wednesday, February 8, 2017

Maksud Allah Dalam Keluarga

           Apakah keluarga berada di pusat maksud Allah? Mari kita melihat apa yang Alkitab katakan kepada kita mengenai keluarga. Sejak Allah mulai mengadakan perjanjian-perjanjian dengan manusia, Dia mengadakan perjanjian itu dengan keluarga-keluarga, baik keluarga Nuh, keluarga Abraham dan keluarga Yakub.

         Allah berjanji kepada Nuh, Abraham, Yakub. Janji-janji mengenai berkat dan keselamatan disampaikan kepada pribadi-pribadi dan keturunan mereka. Dan pada setiap tahap kelompok yang menerima janji-janji itu menjadi bagian yang lebih kecil dari keluarga asal. Dari Abraham, janji diberikan kepada Ishak dan bukan kepada Ismael. Janji diberikan kepada Yakub dan bukan kepada Esau. Kemudian di dalam suku Yehuda, Allah mengadakan perjanjian dengan Daud dan keturunannya.
                Kepada Daud menjadi wakil atau tanda yang menunjuk kepada orang lain. Sesudah Daud dan Salomo, para nabi mulai berbicara lain tentang Daud - yaitu, salah satu keturunannya yang akan menyelamatkan rakyat. Lantas di dalam Perjanjian Baru, sebelum kelahiran Yesus,  Maria diberitahukan bahwa Yesus adalah orang yang akan merajai atas rumah Yakub dan diberikan takhta bapaknya, Daud (Luk 1:32,33). Akan tetapi ketika cerita berkembang sedikit demi sedikit, jelas bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi akan termasuk juga  (Luk 2:29-32).

2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."

                   Rumah Yakub akan terbuka bagi orang-orang bukan Yahudi, sehingga yang mulai sebagai keluarga manusia biasa diubah menjadi keluarga Allah, dan yang mulai sebagai suku kecil terpilih menjadi seperti keluarga asal Adam. Dan sebenarnya, itu adalah  keluarga Adam terakhir. Paulus menggambarkan apa yang terjadi, di Efesus 2:11-22. Mereka, yang untuk beberapa saat menjadi orang luar dan bukan anggota keluarga atau bangsa Israel, didekatkan kepada Allah melalui darah Kristus. Dan kedua bagian besar dari manusia - orang Yahudi dan  orang bukan Yahudi - diciptakan satu manusia baru dalam Kristus. Kelompok baru ini adalah tubuh Kristus, umat Allah, rumah tangga Allah, rumah tempat Allah mendiami, bait Allah tempat Ia tinggal melalui RohNya.

                  Setelah melihat perkembangan yang disampaikan oleh Perjanjian Lama sampai pada Perjanjian Baru, dapat kita lihat keluarga Abraham yang membawa perjanjian diubah menjadi jemaat dimana janji-janji itu mencapai pemenuhan. Paulus mengacu kepada jemaat sebagai keluarga di Efesus 3:14,15 dan berdoa bahwa di dalam kehidupan, para anggota dapat mempunyai sedemikian kasih satu sama lain agar mereka mengalami, dalam kehidupan bersama mereka, kehadiran Allah sendiri (Efesus 3:16-19).


                      Keluarga manusiawi mempunyai kehidupan di dalam jemaat, tubuh Kristus, dimana janji-janji Allah dipenuhi dan dipraktikkan. Dengan demikian keluarga saat ini bukan lagi di pusat maksud Allah, sekalipun memang ditempatkan dimana maksud Allah dipenuhi, yaitu jemaat.  Keluarga bukan benda kekal, dan di surga tidak ada pernikahan (Matius 22:30).

             Alkitab juga mengatakan, bahwa keluarga adalah tempat manusia beranak cucu dan bertambah. Dan disiilah tempat orang-orang diajarkan takut kepada Allah, dan belajar serta ingat apa Dia katakan (Ulangan 6:4-10). Demikian juga dengan rumah tangga Kristen. Rumah tangga Kristen mempunyai peran penting sekali di dalam maksud Allah, karena hubungan di rumah tangga juga hubungan dalam keluarga  jemaat. Dalam rumah tangga itulah beberapa segi dari kehidupan Allah harus diasuh.

             Dalam rumah tangga ada tugas untuk membesarkan anak. Mengajarkan anak-anak akan iman adalah tugas orang tua sebelum tugas jemaat. Hubungan di tempat kerja bagi keluarga yang mempekerjakan seseorag adalah tanggung-jawab keluarga sebelum  tanggung-jawab negara. Jadi salah satu tugas teramat penting bagi pemimpin rumah tangga adalah pertama-tama mengerti apa keluarga mereka, dan bagaimana mencocokkannya dalam maksud Allah. Yang kedua setiap pepimpin rumah tangga harus berusaha keras memajukan tugas-tugas utama keluarga. Apakah tugas utama dalam keluarga: Saling tunduk, yaitu saling berlaku dengan cara menerima pertanggung-jawaban penuh atas peran mereka yang berbeda. Saling membangun dalam iman Kristus  Mengajar anak-anak mereka dan orang lain yang tinggal di rumah agar mereka dapat mengenal Kristus. Memelihara kelakuan di rumah tangga yang sesuai dengan kesalehan dan ukuran yang diterima pada umumnya.

                       Berkaitan dengan iman percaya, orang tua dan khususnya ayah bertanggung-jawab untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan untuk kehidupan keluarga - termasuk pertumbuhan rohani mereka.

1. Semua anggota rumah tangga dapat bersama-sama membagi iman sesungguhnya dalam Allah. Anak-anak tidak memerlukan pengalaman dewasa untuk mengimani Allah. Mereka beriman secara alamiah dan konkret. Yang kurang bukanlah iman, melainkan pengalaman mempraktikkan iman itu. Orang tua harus  membiarkan iman itu menjadi pintu menuju pengalaman, dengan membantu anak-anak menerapkannya di kegiatan sehari-hari. Tidak cukup bagi anak-anak berdoa pada waktu tidur. Orang tua harus membantu anak-anak berdoa dengan iman untuk hal-hal yang terkait dengan kehidupan mereka atau kehidupan keluarga (misalnya untuk adik yang sakit). Dengan cara ini mereka akan mulai melihat iman mereka bekerja dalam cara yang  khusus dan nyata.

2. Orang tua berperan sebagai imam di keluarga. Mereka membawa kehidupan Allah kepada anak-anak, dan mereka membawa anak-anak kepada Allah. Peran dua arah ini sangat penting dalam perkara rohani keluarga. Orang tua harus menjadi pendoa syafaat untuk anak-anaknya maupun penyedia kehidupan Allah kepadanya.

3. Jadi keluarga menjadi saksi. Hal ini menjadi pusat kemantapan, damai, dan kasih, karena kuasa kehidupan merupakan ketertarikan bagi orang lain. Keluarga memperlihatkan kasih Kristus  kepada dunia. Dan itu juga menjadi cara untuk orang lain mengalami kasih dan hidup Allah. (Adakah tempat atau waktu di keluarga Anda untuk orang luar?)

4. Ada  banyak cara untuk menurunkan iman kepada anak-anak di rumah tangga. Anda tidak harus mendidik anak-anak dengan cara yang sama seperti orang lain.  Sebenarnya cara-cara yang dipakai akan berbeda-beda tergantung pada usia anak-anak. Kombinasi anak-anak di rumah akan juga mempengaruhi cara pendidikan tersebut dilakukan.  Sikap-sikap dan gaya hidup orang tua lebih penting daripada cara-cara tersebut. Kalau Anda sendiri hidup di dalam hubungan yang benar dengan Allah, anak-anak akan mempelajarinya.

Satu model atau cara yang Alkitab sampaikan kepada orang Israel megenai pengajaran rohani terdapat di dalam Ulangan 6:4-9. Dengan status sekolah yang tinggi beberapa orang memiliki aggapan  bahwa pendidikan di rumah seharusnya menjadi seperti di sekolah. Namun, melalui Firman Tuhan dalam Ulangan, secara jelas Alkitab menegaskan nilai pengajaran yang informal dan berhubungan di rumah. Dan cara ini adalah model yang lebih baik untuk pendidikan Kristen dari pada model sekolah.




Tuesday, April 5, 2016

[Video] Kesepian


[Video] Ryousai Kenbo vs Wanita Karir


[Video] Selingkuh Bukan Cuma Sex


[Video] Selingkuh dan Poligami


Monday, August 17, 2015

Manoah dan Istrinya


Wanita sering sekali diperlakukan sebagai warga negara kelas dua, kurang dihargai. Dalam lingkungan sosial, wanita selalu digaji lebih rendah dari laki-laki dengan pekerjaan yang sama. Tetapi dalam pelajaran ini kita belajar, bahwa Tuhan menghargai seorang wanita sama dengan laki-laki.  Mari kita pelajari Firman Tuhan yang terambil dari Kitab Hakim-Hakim 13:2–24, demikian firman Allah:

13:2 Pada waktu itu ada seorang dari Zora, dari keturunan orang Dan, namanya Manoah; isterinya mandul, tidak beranak.

13:3 Dan Malaikat TUHAN menampakkan diri kepada perempuan itu dan berfirman kepadanya, demikian: "Memang engkau mandul, tidak beranak, tetapi engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

13:4 Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram.

13:5 Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin."

13:6 Kemudian perempuan itu datang kepada suaminya dan berkata: "Telah datang kepadaku seorang abdi Allah, yang rupanya sebagai rupa malaikat Allah, amat menakutkan. Tidak kutanyakan dari mana datangnya, dan tidak juga diberitahukannya namanya kepadaku.

13:7 Tetapi ia berkata kepadaku: Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; oleh sebab itu janganlah minum anggur atau minuman yang memabukkan dan janganlah makan sesuatu yang haram, sebab sejak dari kandungan ibunya sampai pada hari matinya, anak itu akan menjadi seorang nazir Allah."

13:8 Lalu Manoah memohon kepada TUHAN, katanya: "Ya Tuhan, berilah kiranya abdi Allah, yang Kauutus itu, datang pula kepada kami dan mengajar kami, apa yang harus kami perbuat kepada anak yang akan lahir itu."

13:9 Maka Allah mendengarkan permohonan Manoah, sehingga Malaikat Allah datang pula kepada perempuan itu, ketika ia duduk di padang dan ketika Manoah, suaminya itu, tidak ada bersama-sama dengan dia.

13:10 Kemudian perempuan itu segera berlari memberitahukan kepada suaminya, katanya kepadanya: "Orang yang datang kepadaku baru-baru ini menampakkan diri pula kepadaku."

   

Dari pembacaan Firman Tuhan ini, ada tiga hal  kebenaran yang perlu kita renungkan: 


Pertama,  Pertemuan Malaikat Tuhan Dengan Nyonya Manoah (ayat 2- 7)

Apa hal yang penting yang dapat kita lihat dalam pertemuan Malaikat Tuhan dengan Nyonya Manoah? Hal yang sangat penting sekali yaitu  Allah membuat sesuatu yang mengejutkan, membahagiakan, keluarga Manoah dalam suatu penampakan dari malaikat Tuhan kepada isteri Manoah bukan kepada Manoah. Dalam pertemuan itu Isteri Manoah menerima pesan dari Malaikat Tuhan  yaitu Ia akan mengandung.  Alkitab tidak menjelaskan sudah berapa lama Isteri Manoa mandul, namun dengan tiba-tiba Ia mendapatkan pesan bahwa Ia akan mengandung.  Pertemuan ini dan pesan yang disampaikan Malaikat kepada Isteri Manoah adalah suatu hal yang mengejutkan dan sekali gus menggembirakan.  Kita dapat melihat betapa gembiranya isteri Manoah! 

Hal itu terbukti dari ketidak-sempatan isteri Manoah menanyakan dari mana datangnya malaikat itu dan siapa namanya.  Isteri Manoah dikuasai emosi suka cita atas pesan-pesan yang diberikan oleh Malaikat Tuhan itu kepadanya. Setelah pertemuan dengan Malaikat Tuhan itu isteri Manoah langsung mengabari suaminya, menceritakan semua apa yang dikatakan oleh Malaikat Tuhan itu kepadanya.


Jika Anda mengalami persoalan dengan kemandulan, tetaplah bersekutu dengan  Allah. Karena jika tiba waktu Tuhan, Anda akan menerima suprise dari Tuhan seperti isteri Manoah.  Allah kita memang penuh dengan hal yang suprise.  Bukankah hal itu  dialami oleh Musa? Oleh Yosua? Oleh Hana? Dan  tokoh-tokoh  Perjajian Lama lainnya? Dari beberapa kesaksian  orang yang mengasihi Tuhan, saya dengar dan yang saya lihat sendiri, mereka mengalami perbuatan-perbuatan Alah yang besar, sekali pun dalam waktu tertentu mereka ada yang mengalami persoalan hidup. Mereka berkata perbuatan Allah terhadap saya seperti mimpi. Tuhan mengubah suami saya yang jahat menjadi baik,  Tuhan memberikan anak kepada kami setelah menunggu 10 tahun,  Tuhan mengubah perekonomian rumah tangga kami, Bukankah itu yang terjadi pada Ayub? Tuhan memulihkan ekonominya dua kali lipat.  Karena itu tetaplah memelihara persekutuan dengan Tuhan sekali pun Anda saat ini sedang mengalami ketidaknyamanan, Tuhan sedang memperhatikan kesetiaan anda. Itu hal pertama yang dapat kita renungkan.


Kemudian hal yang kedua adalah: Sikap Manoah terhadap isterinya (ayat 8 -14).

Setelah Manoah mendengarkan perkataan isterinya, Manoah lalu berdoa dan memohon supaya malaikat Tuhan datang sekali lagi dan mengajarkan kepada mereka bagaimana cara membesarkan anak itu. Manoah tidak percaya dengan perkataan isterinya, karena itu ia berdoa supaya Tuhan berbicara padanya. Manoah seorang laki-laki yang merasa benar sendiri, dia memandang isterinya kurang mampu, tidak bisa diandalkan, bahkan meremehkan isterinya. Dia berdoa, dengan sikap seolah-olah perkara ini cukup penting, karena itu perlu untuk Tuhan berbicara langsung kepadanya.  Apa yang terjadi?  Tuhan menjawab doa Manoah sebagai kepala rumah tangga, untuk kunjungan malaikat yang kedua kali. Tetapi, perhatikan,  malaikat Tuhan tidak datang kepada Manoah seperti yang diinginkannya, melainkan kepada isterinya juga. Apakah Manoah menjadi pemimpin lelaki yang Alkitabiah dalam pernikahan ini? Tentu, jawabnya tidak sama sekali!  Manoah adalah lambang orang Kristen masa kini yang sangat memperhatikan ketaatan lahiriah, menggambarkan orang yang merasa dirinya penting. Suami isteri dengan perbedaan yang ada Tuhan ciptakan untuk menjadi team yang serasi, yang saling melengkapi dalam mengerjakan rencana Tuhan dalam hidup mereka.  Kita sebagai suami harus menaruh percaya pada isteri, menerima perkataannya terlebih kita mengetahui sikap dan teladan hidupnya.   Jangan sekali-kali kita menganggap remeh akan perkataan, kesaksian isteri, karena Allah pun memakai mereka seperti yang dialami oleh isteri Manoah. Allah tidaklah diskriminatif, Ia menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar dan rupanya, karena itu kita sebagai suami harus dapat memandang dan menghargai isteri sebagai gambar dan rupa Allah. Itulah yang Allah kehendakai dalam hubungan suami isteri. 


Hal yang ketiga yang dapat kita renungkan dari ayat Firman Tuhan ini adalah: Sikap Manoah Menghadapi Kejutan Dari Tuhan (ayat 19- 23)

Ternyata yang mengunjungi nyonya Manoah untuk pertama dan kedua kalinya adalah Tuhan sendiri.  Mengetahui hal ini Manoah sangat ketakutan dan panik.  Manoah yang kelihatan rohani, dengan memperhatikan ketaatan jasmani untuk memelihara anaknya, ternyata melalui kejadian ini bisa diketahui, bahwa kepercayaannya atau hubungannya dengan Tuhan sangat dangkal.

Ketaatan berdasarkan rasa takut, bukan karena persekutuan yang berdasarkan iman, itulah Manoah.  Karena hubungan Manoah dengan Tuhan dangkal, itulah sebabnya  Manoah tidak bisa menjadi seorang pemimpin rohani bagi isterinya.  Manoah tidak bisa menjadi penasehat bagi isterinya justru sebaliknya, ketika Manoah ketakutan karena telah melihat Allah, isterinya menenangkannya  Dengan berkata bahwa ‘…seandainya Tuhan hendak membunuh mereka, tentu Tuhan tidak menerima korban bakaran mereka…’ . Perkataan ini adalah perkataan seorang yang sungguh mengenal Allah.  Isteri Manoah seorang wanita yang dewasa rohani. Dia menghadapi kejutan dengan reaksi emosi yang tenang.  Jadi untuk menjadi seorang pemimpin rohani, laki-laki harus mempunyai hubungan atau persekutuan yang erat dengan Tuhan.  Kalau tidak maka laki-laki akan gagal sebagai pemimpin  dalam rumah tangganya.

           





Friday, August 1, 2014

Anak Yang Taat Tuhan

Yusuf adalah tokoh yang taat pada Tuhan semenjak ia masih berusia 17 tahun, masih muda  tetapi Yusuf sudah memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.  Ketaatan Yusuf pada Tuhan membuat ia taat pada kedua orang tuanya.  Dan kalau kita baca sejarah Yususf, ia adalah anak yang taat pada Tuhan hingga  akhir hidupnya.  Pemuda yang cerdas, yang mengalami ujian imannya atas ketaatannya itu sehingga ia menjadi orang kedua di Mesir.  Ketaaatan Yusuf kepada Tuhan mengakibatkan ia dipakai oleh Tuhan menjadi berkat bagi keluarganya dan menjadi berkat bukan saja bagi bangsa Mesir tetapi juga bagi dunia, ketika terjadi kelaparan pada zamannya.   Yusuf mengumpul gandum selama 7 tahun kelimpahan, dan mendistribusikan gandum itu selama 7 tahun kelaparan.  Anak yang taat kepada Tuhan menjadi berkat bagi keluarga, gereja dan masyarakat.  Pertanyaannya, apa sih ciri-ciri yang dapat kita lihat bahwa seseorang taat pada Tuhan? 


Kitab Efesus pasal 5:1–7,14  memberikan gambaran yang jelas sebagai berikut:

5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih

5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

5:3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.

5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas -- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.

5:5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.

5:6 Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. 

5:7 Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.

5:14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."


Firman Tuhan di atas menyatakan beberapa ciri ketaatan pada Tuhan.

Pertama,  anak yang taat pada Tuhan adalah anak yang hidup dalam kasih (ayat 1,2).  Hidup dalam kasih maksudnya adalah anak yang menyerahkan dirinya untuk orang lain, seperti yang Yesus lakukan yaitu menyerahkan dirinya untuk kepentingan manusia.   Yusuf melakukan itu, ketika ia diperlakukan tidak adil oleh saudara-saudaranya, ia tidak memberikan perlawanan.  Bahkan ketika Yusuf berjumpa dengan saudara-saudaranya di Mesir ketika Yusuf sudah menjadi penguasa, ia tidak balas dendam tetapi ia memberkati saudara-saudaranya yang menganiaya dia.  


Kemudian yang kedua, sebagai ciri dari ketaatan seorang anak kepada Tuhan, yaitu dia tidak mengikatkan diri dengan percabulan, kecemaran dan keserakahan (ayat 3). Kita kembali ingat pengalaman Yusuf ketika di rumah Potifar.  Isteri Potifar birahi sama Yusuf yang muda dan manis rupanya, tetapi alkitab berkata Yusuf menghindar dan lari dari isteri Potifar ketika ia dipaksa untuk melakukan sesuatu yang cabul dan cemar.  Kalau kita perhatikan, di kota-kota besar ada banyak remaja maupun pemuda menjadi santapan dari tante-tante girang.  Mereka mengikatkan diri dengan percabulan, kecemaran karena serakah akan duit yang ditawarkan oleh tante-tante girang. 

Yusuf tidak tertarik dengan harta isteri Potifar, Yusuf lebih tertarik dengan hati Allah. Ia kudus dan tidak mau kekudusannya dicemari oleh harta dunia yang tidak berharga.  Kalau kita lihat, apakah Yusuf menjadi orang melarat ketika menolak tawaran isteri Potifar? Tidak. Memang untuk sementara Yusuf masuk penjara karena difitnah, namun penjara dipakai Tuhan sebagai jembatan untuk menghantarkan Yusuf menjadi orang kedua di Mesir. 


Kemudian yang ketiga sebagai ciri dari ketaatan seorang anak kepada Tuhan, yaitu dia tidak membiasakan diri dengan mengucapkan perkataan kotor yang kosong dan yang sembrono (ayat 4).  Memang jika kita perhatikan, anak-anak jalanan, orang-orang di terminal atau  anak-anak yang di kolong-kolong jembatan, perkataan kotor dan yang sembrono adalah menjadi perkataan mereka setiap hari.  Perkataan kotor sudah membudaya sehingga orang tua mereka tidak pernah melarang dan menegur.  Perkataan kotor sering digunakan untuk mengumpat, memaki seseorang yang tidak disukai, karena itu tidak jarang terjadi perkelahian di antara anak-anak remaja, maupun pemuda karena mengucapkan perkataan kotor ini.  Sebagai anak yang taat kepada Tuhan, perkataan kotor dipikirkan pun tidak pantas apa lagi diucapkan.   Bagi Anda yang masih terikat dengan perkataan kotor, percabulan dan kecemaran, ingatlah firman Tuhan dalam Efesus 5:5,6 berkata: Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. 

Kemudian yang  keempat sebagai ciri dari ketaatan seorang anak kepada Tuhan yaitu, ia tidak bergaul dengan orang  cabul, orang cemar dan yang suka berkata-kata kotor dan sembrono (ayat 7). Firman Tuhan dalam 1 Korintus 6:16,17 berkata

6:16  ”siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."

6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.  Bagi anda yang ingin lepas dari percabulan dan perkataan kotor lepaskanlah dirimu dari ikatan pergaulan buruk itu, dan carilah pergalulan yang baik dan yang kudus. 

Pergaulan yang baik dan yang kudus, di mana Anda akan cari, hanya ada di dalam Kristus.  Karena itu ikatkanlah dirimu dengan Tuhan supaya Anda menjadi satu roh dengan Tuhan.  Tuhan akan membersihkan kecemaran anda dan memberikan kepada Anda hati yang baru, dan hati yang taat.  Tuhan Yesus telah datang ke dunia ini untuk melepaskan setiap manusia yang terikat dengan dosa.  Ia telah membeli kita dan harganya telah lunas dibayar oleh darahNya. 


Keempat, ciri yang Firman Tuhan tersebutkan di atas adalah ciri dari seorang anak yang taat kepada Tuhan.   Bagaimana Anda dapat melakukan ke empat ciri tersebut, Anda dapat melakukan ke empat ciri tersebut dengan cara belajar pada Kristus.  Hidup di dalam Kristus adalah hidup di dalam kasih.  Hidup di dalam kasih berarti berani berkorban untuk orang lain.  Jika Anda disakiti, dihakimi, Anda berkorban untuk tidak membalas; jika Anda digoda untuk hidup cemar dan cabul Anda tidak menyambutnya karena orang yang menggoda itu sesungguhnya butuh pertolongan untuk keluar dari ikatan percabulan itu.  Sebagai remaja dan pemuda, panggilan bagi Anda adalah menjadi anak yang taat kepada Tuhan karena Anda adalah pilar negara ini. Kalau orang-orang seperti Anda tersesat maka masa depan negara ini akan runtuh, karena itu perhatikanlah panggilan Tuhan untuk hidup seperti Yusuf, seperti Timotius yang masih muda sudah menjadi anak yang taat akan Tuhan dan hidupnya menjadi berkat bagi keluarganya bahkan bagi masyarakat.