Anda pernah melihat pelangi? Tentu pada
umumnya kita pernah melihat pelangi bukan? Pelangi itu indah dan menakjubkan sebagai salah satu ciptaan Allah di
semesta ini. Terjadinya pelangi adalah dari sekumpulan cahaya hasil uraian cahaya putih matahari
setelah cahaya melewati butiran-butiran halus uap air. Cahaya matahari diurai
menjadi sinar merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu yang beda-beda
panjang gelombangnya. Jadi pelangi yang indah itu terjadi karena hadirnya awan tipis di balik awan tebal yang memproduksi
butiran-butiran halus uap air itu yang kemudian membiaskan cahaya matahari
sehingga menjadi busur-busur pelangi kecil.
Kalau kita terapkan dalam hidup kita awan hitam adalah kekelaman berupa
masalah hidup, tantangan hidup, sakit penyakit dan berbagai penderitaan
lainnya. Ketika kita memandang awan
hitam hidup kita, kadang membuat kita putus asa, tidak ada harapan. Kalau boleh awan hitam itu segeralah sirna
bila penting tidak usah hadir dalam hidupku.
Padahal pelangi ada di balik awan.
Berkat ada dibalik kekelaman, bahagia ada dibalik penderitaan
itulah juga pengalaman seorang perempuan
Fenisia yang anaknya kerasukan Roh Jahat.
Untuk mendasari firman Tuhan ini, Alkitab
dari Injil Markus 7:24–30 menyatakan
demikian:
7:24 Lalu Yesus
berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan
tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat
dirahasiakan.
7:25 Malah seorang
ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia,
lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.
7:26 Perempuan itu
seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir
setan itu dari anaknya.
7:27 Lalu Yesus
berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut
mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada
anjing."
7:28 Tetapi
perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja
juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
7:29 Maka kata
Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang
sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." 7:30 Perempuan itu pulang ke
rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu
sudah keluar.
Dari pembacan Firman
Tuhan di atas, ditemukan beberapa hal yang dapat dipakai untuk perenungan. Kita melihat di sini dari sisi awan gelap
yang menimpa perempuan Fenisia, sisi gelapnya yaitu putrinya dirasuk oleh roh jahat. Mungkin putri perempuan Fenisia ini sudah
lama dirasuk oleh roh jahat, dan mungkin juga bahwa usaha pengobatan putrinya
ini sudah titik maksimal tetapi tidak kunjung sembuh. Perlu untuk diketahui bahwa orang-orang Fenisia
itu berasal dari bangsa Kanaan, kita tahu bahwa bangsa Kanaan adalah penyembah
berhala.
Saya pernah tinggal di
suatu daerah yang masyarakatnya adalah penyembah berhala. Saya perhatikan hidup
mereka, cara kerja mereka dan ritus-ritus keagamaan mereka selalu ditujukan
kepada berhala. Kalau sakit, mereka
lebih suka datang ke dukun ketimbang dokter. Pernah suatu kali saya mengunjungi
seorang bapak yang sedang sakit. Kakinya
membusuk, dan sudah bertahun-tahun berobat ke dukun dan juga ke dokter, tetapi
tidak kunjung sembuh. Saya
berbincang-bincang dengan Bapak ini dan saya cerita tentang Yesus. Semula saya
agak ragu cerita tentang Yesus, karena
bapak ini adalah orang penting di daerah tersebut sebagai kepala suku. Tetapi perasaan ragu saya sirna karena bapak
ini meresponi cerita saya. Saya bimbing
bapak ini untuk percaya Tuhan Yesus dan setelah itu kami berdoa bersama minta
kesembuhan. Apa yang terjadi, seminggu
kemudian kaki yang busuk mengering dan disembuhkan oleh Tuhan.
Yang ingin saya
jelaskan lewat pengalaman perempuan Fenisia ini adalah hampir sama dengan pengalaman
bapak yang saya ceritakan di atas.
Penyembah-penyembah berhala biasanya mencari pertolongan dari
berhalanya, kalau berhalanya tidak mampu menolong maka akan mencari dewa atau dewi
atau siapa saja yang dapat menolongnya, dan biasanya mereka akan mempercayai
penuh setiap oknum yang mereka anggap layak untuk dipercayai.
Demikianlah perempuan Fenisia ini, saya pikir dia sudah mendengar berita
tentang Yesus, karena mujizat Yesus tersebar dengan sangat cepat ke penjuru
dunia. Makanya ketika Yesus hadir di
Tirus, walaupun Ia merahasiakan kedatangannya, Alkitab berkata bahwa perempuan
Fenisia inilah yang pertama kali datang kepadaNya untuk kesembuhan putrinya. Mengapa telinga perempuan Fenisia ini jeli, karena pikirannya
terkonsentrasi pada kesembuhan putrinya.
Perempuan ini mendengar tentang Yesus, dia percaya bahwa Yesus dapat
menyembuhkan putrinyaa. Lalu Perempuan
ini datang kepada Yesus dengan kepercayaan yang penuh, dengan kerendahan hati
dan pengharapan yang bulat. Itu dapat
kita lihat, ketika perempuan Fenisia ini tersungkur di kaki Yesus, memohon
supaya Yesus mengusir Roh Jahat dari tubuh putrinya. Tetapi Yesus tidak segera menanggapi
permohonan perempuan Fenisia ini, mengapa?
Yesus pingin tahu sejauh mana perempuan Fenisia ini berharap dan percaya
kepadaNya. Karena itu, Yesus
menjawab "Biarlah anak-anak kenyang
dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing." Perempuan Fenisia ini menjawab,
"Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah
yang dijatuhkan anak-anak. Kalau kita
baca sepintas saja, jawaban Yesus ini sepertinya kejam, pilih kasih. Tapi sebenarnya tidak. Allah yang berdaulat menjatuhkan pilihanNya
secara khusus kepada bangsa Israel,
dengan tujuan ke tingkatan yang lebih luas.
Pemilihan secara khusus ini hanyalah cara Allah untuk menyelamatkan
sebanyak mungkin manusia. Konteks
perkataan Yesus pada perempuan Fenisia ini adalah konteks pemilihan secara
khusus umat Israel, dan perempuan Fenisia itu menyetujui perkataan Yesus,
dengan keyakinan setelah anak-anak kerajaan diberikan makan maka anak-anak di luar
kerajaan pun akan mendapatkan berkat yaitu remah-remah dari anak-anak kerajaan
itu. Iman perempuan Fenisia ini langsung
diresponi Yesus, dan seketika itu juga setan keluar dari putrinya. Persoalannya
mengenai putrinya yang mungkin bertahun-tahun langsung terjawab, dan pasti
perempuan Fenisia dan putrinya menikmati kebahagiaan, keindahan, seperti
pelangi yang muncul di ufuk Barat.
Kalau kita renungkan
pengalaman perempuan Fenisia ini, sesungguhnya awan hitam dalam hidupNya
menyimpan berkat yaitu pelangi.
Artinya: masalah anaknya yang
kerasukan roh jahat membentuk perempuan Fenisia ini percaya kepada Yesus,
berharap hanya kepadaNya. Kita melihat
dari dialog mereka, bahwa perempuan Fenisia ini sekalipun bukan orang Israel dapat menikmati berkat-berkat
Allah yaitu keselamatan dan pelepasan dari belenggu roh jahat. Intinya adalah percaya kepada Yesus secara
Tulus. Jadi, ada banyak pelajaran yang
dapat kita ambil dari firman Tuhan ini yaitu, awan hitam tidaklah berarti
buruk, karena adanya awan, maka ada pelangi.
Demikian juga adanya masalah maka ada kebahagiaan, karena masalah
membentuk setiap orang menjadi kuat, berharap, dan percaya kepada Tuhan. Karena itu, marilah kita sikapi secara
positif awan hitam yang menggelantung di atas cakrawala hidup kita.
Jadikan masalah itu
sebagai arena latihan untuk berharap,
percaya dan mentaati firman Allah, maka Allah yang di Sorga tidak punya alasan
untuk tidak memberkati kita, karena kita pun adalah anak-anak kerajaan. Kiranya renungan ini menjadi berkat. Tuhan
memberkati.
No comments:
Post a Comment