Hadirnya pertengkaran
antara suami dan istri tidak semata-mata disebabkan oleh keadaan ekonomi,
tetapi bisa juga disebabkan oleh anak-anak.
Pertengkaran sering terjadi karena perilaku anak-anak sehari-hari. Anak-anak yang tidak bertanggung-jawab
terhadap pendidikannya sendiri, atau tugas sehari-hari yang sudah dipercayakan
oleh orang tua kepada mereka. Kemudian
juga pertengkaran bisa terjadi juga karena anak-anak tidak taat kepada orang tua
dengan cara berbohong. Misalnya; Anak datang kepada ayah meminta sejumlah uang, kemudian ayah
berkata bukankah ibumu sudah memberikannya? Sahut anak, saya jarang diberikan
uang oleh ibu, sehingga SPP saya sudah telat tiga bulan. Padahal uang yang diberikan oleh ibu
dihabiskannya untuk berfoya-foya. Nah,
hal ini dapat memicu pertengkaran antara suami dan istri. Suami yang tidak bijaksana bisa saja langsung
mencak-mencak kepada istrinya dan istri yang tidak merasa salah bisa saja
langsung emosional. Pertengkaran terjadi
bahkan bisa kepada perceraian karena ketidak-taatan anak diwujudkan dengan cara
berbohong dlsb. Hadirnya suasana mesra
di dalam rumah tangga tidak semata-mata usaha ayah dan ibu, anak juga berperan
penting di dalamnya.
Surat Efesus 6:1–3 berbunyi demikian, “Hai anak-anak,
taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah
ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata
dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.”
Ketaatan di dalam
Tuhan berbeda dengan ketaatan di luar Tuhan.
Ketaatan di dalam Tuhan, baik di luar atau pun di dalam itu transparan,
tetapi ketaatan di luar Tuhan adalah suatu keterpaksaan yang tidak menyentuh
batiniah. Saudara-saudara Yusuf mentaati
orang tuanya untuk menggembalakan ternak di padang, tetapi di saat yang sama
mereka melakukan kejahatan di padang dengan menjual Yusuf. Itu salah satu ketidak-taatan yang dicatat
oleh Alkitab, tentunya ketidak-taatann lainnya masih banyak. Ketaatan Yusuf luar dan dalam, dia taat
kepada ayahnya di dalam kontrol ayahnya mau pun diluar area kontrol
ayahnya. Ketaatannya tidak terbatas di
hadapan manusia tetapi di hadapan Allah yang dapat memperhatikan semua tingkah
laku manusia. Alkitab mencatat, untuk
mentaati orang tua harus di dalam
Tuhan. Ayat ini secara implisit berisikan
penjelasan tentang ketaatan bukan hanya di hadapan manusia. Yusuf telah membuktikan ketaatannya kepada
orang tuanya dengan cara tidak membalas semua perbuatan jahat dari saudara-saudaranya. Ketaatan Yusuf menghadirkan kemesraan untuk
semua keluarganya, walaupun itu dapat dinikmati keluarganya setelah puluhan
tahun dimana Yusuf membawa semua keluarganya ke Mesir karena di Israel terjadi kelaparan
hebat. Suasana mesra terjadi di dalam
rumah tangga Yakub, karena ketaatan anaknya Yusuf.
Peran anda sebagai
seorang anak yang diwujudkan dengan
ketaatan kepada orang tua di dalam Tuhan, dapat menciptakan suasana
mesra di dalam keluarga. Bagaimanakah keadaan
dalam keluarga Anda saat ini? Jika Anda adalah seorang anak yang menjadi
sumber pertengkaran bagi kedua orang
tua, berhentilah dengan sikap buruk itu. Karena
jika orang tua berpisah karena perlakuan Anda, maka Anda jugalah yang
akan merasakan akibatnya.
Oleh karena itu
turutilah firman Tuhan yang menganjurkan
Anda untuk mentaati orang tuamu di dalam Tuhan. Ketaatan Anda akan menghadirikan suasana
mesra di dalam keluarga, dan Anda pun berbahagia. Pilihannya berada pada Anda.
Alkitab melanjutkan
dengan kata menghormati ayah dan ibu. Artinya Anda tidak boleh pilih kasih hanya
menghormati salah satunya. Ada seorang
anak yang sangat menghina ayahnya karena ayahnya suka mabuk. Tetapi sikap anak ini tidak mengurangi
perilaku buruk ayahnya, justru ayahnya semakin benci melihat sikap anaknya dan
terjadilah pertengkaran di rumah antara anak dan ayah. Tetapi ada juga seorang anak yang sangat
menghormati ayahnya yang pemabuk, ayahnya menjadi simpati dan segan kepada
anaknya ini. Suatu ketika ayahnya
bertengkar dengan ibunya, anaknya yang menghormati kedua orang tuanya ini
menjadi penengah, akhirnya pertengkaran dapat dielakkan. Alkitab mengajarkan kepada anak, supaya
menghormati ayah dan ibunya sekali pun mereka mungkin tidak menjadi teladan
baginya, tetapi lewat rasa hormat Anda kepada ayah dan ibu dapat menghadirkan
suasana mesra di dalam keluarga Anda.
Biasanya ayah yang tidak menjadi teladan dalam rumah tangga, dimusuhi
istri dan anak-anaknya, nah kalau demikian adanya ayah semakin brutal. Tetapi jika anak-anak tetap mencintai dan
menghormati ayahnya, besar kemungkinan ayahnya akan disadarkan oleh
anak-anaknya. Ayahnya dapat merasa malu sendiri dengan perlakuannya yang buruk,
menimbulkan dan mendorong kekuatan dalam dirinya untuk berubah dari sifat
buruknya. Sifat anak-anak yang
menghormati ayah atau ibunya yang tidak menjadi teladan menjadi alat ditangan
Tuhan untuk menyadarkan orang tuanya.
Jika Anda seorang
anak-anak, berilah hormat kepada orang
tua Anda tampa memandang sikapnya. Turutilah
Firman Tuhan dengan menghormati ayah dan ibu di dalam Tuhan tanpa pilih
kasih. Sikap Anda yang hormat serta santun akan memimpin orang tua Anda kepada Tuhan.
Tuhan akan mengasihi Anda dan akan menolong orang tua Anda untuk
berubah. Tidak sedikit orang tua berubah
karena perilaku anak-anaknya yang santun dan hormat. Perubahan itu tentunya akan menciptakan suasana
mesra di dalam keluarga Anda. Anak yang taat kepada orang tua dapat menciptakan suasana mesra di
dalam rumah tangganya.
No comments:
Post a Comment