Baru-baru ini Trans TV
melansir sebuah berita yang sangat memilukan.
Ada satu keluarga yang sedang bertengkar yang berimbas kepada pembakaran
kedua anaknya yang bernama Lintang dan Indah.
Penyebab pertengkaran itu katanya karena istri tidak setuju dengan ulah
suaminya yang suka mabuk-mabukan.
Ketidak-sudian itu memuncak dalam suatu pertengkaran yang membuat
istrinya emosi lalu melampiaskan
kepada kedua anaknya dengan cara
membakarnya.
Seandainya saya menanyakan
hal ini kepada mereka, siapa yang salah?
Mereka akan saling menuduh dan masing-masing tidak mengaku salah. Istri mungkin akan berkata, gara-gara suami
saya yang suka mabuk maka hal itu terjadi.
Suami juga mungkin akan berkata, mabuk itu biasa, lihat saja suami orang
yang mabuknya lebih parah dari saya bahkan suka menganiaya istrinya, tidak tega
membakar anaknya. Demikianlah keadaan
keluarga-keluarga yang hidupnya tidak benar di hadapan Tuhan Allah. Untuk menciptakan suasana mesra di tengah-tengah
keluarga adalah hidup benar di hadapan Tuhan.
Keluarga Nuh adalah tipikal Keluarga Hidup Benar. Kejadian
pasal 6:9–13 berbunyi
demikian:
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang
benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup
bergaul dengan Allah. Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan
Yafet. Adapun bumi itu telah rusak di
hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia
menjalankan hidup yang rusak di bumi. Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku
telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh
dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama
dengan bumi.
Mengapa keluarga Nuh
berkenan di hadapan Tuhan serta menyelamatkan mereka dari air bah? Jawabnya adalah Nuh Hidup bergaul dengan Allah. Dikatakan Nuh adalah seorang benar dan tidak
bercela di antara orang-orang sezamannya.
Pertanyaannya; bagaimana Nuh dapat
hidup benar? Jawabnya adalah Allah yang membenarkan Nuh, lewat apa?
Lewat Allah dan tanggapan/kepercayaan
Nuh terhadap pembenaran yang tentunya Allah tawarkan kepada Nuh. Lewat
pembenaran, Nuh dapat hidup bergaul
dengan Allah.
Seseorang yang tadinya
baik dan tulus, kemudian dia bergaul dengan pencuri, maka secara perlahan-lahan
orang tersebut memiliki sifat pencuri.
Mengapa dapat demikian? Karena di dalam pergaulan itu ada pengajaran,
pendidikan, dan pengaruh. Di dalam
pergaulan sering sekali terjadi pengajaran non formal. Sebagai contoh, seorang pencuri kelas teri masuk penjara, setelah
keluar dari penjara, dia berubah menjadi pencuri kelas kakap, kenapa? Karena
dia bergaul dengan sesama pencuri lain yang lebih pintar darinya. Di dalam penjara mereka saling mengisi satu
dengan yang lainnya. Demikian halnya
dengan Nuh, dalam pergaulannya dengan Tuhan Allah, Nuh beroleh pengajaran
tentang kebenaran, kasih dan kelembutan.
Hidup Nuh dipengaruhi dan dikuasai oleh Roh Tuhan sehingga kekudusan
Tuhan, sifat-sifat Tuhan terpancar keluar dari pribadi Nuh yang dapat
dirasakan, dilihat, dan diketahui oleh sesama sehingga Alkitab mencatat bahwa
Nuh tidak bercela diantara orang-orang sezamannya.
Nuh sebagai pemimpin
dalam rumah tangga, relasinya dengan
Allah tercipta dengan mesra, sehingga ketika Allah merencanakan untuk
membinasakan bumi serta penyelamatan keluarga Nuh, rahasia itu diberitahukannya
kepada Nuh. Relasi yang mesra dengan
Tuhan Allah membuat relasi mesra juga dengan keluarga, sebaliknya relasi yang
buruk dengan Tuhan membuat relasi buruk dengan sesama.
Apakah relasi Anda
dengan seorang pemabuk? Seorang pencuri? Atau seorang benar? Sesungguhnya
suasana mesra hanya tercipta dalam rumah tangga Anda, jika Anda hidup
benar dan bergaul dengan Tuhan. Tuhan
yang akan mewarnai dan memberi hikmat kepada Anda untuk mengatur rumah tangga Anda. Tuhan yang akan memperbaiki komunikasi kita
yang tidak sempurna, sehingga memperkecil miskomunikasi dan misunderstanding
dalam rumah tangga Anda. Perbaikan dan
pembaharuan yang Tuhan buat mengakibatkan Anda dapat berlaku kudus di dalam
masyarakat terlebih-lebih dalam rumah tangga Anda. Yang perlu bagi Anda sekarang adalah
tanggapan dan iman Anda kepada Tuhan, karena Dia selalu mengetuk pintu hati Anda
untuk masuk dalam kehidupan rumah tangga Anda, apakah Anda bersedia? Satu
perenungan bagi keluarga yang kini
sedang mengalami gejolak.
Tuhan Allah sebagai pelindung terhadap suasana mesra dalam keluarga yang
benar. Keluarga Nuh pada zaman itu berada di antara keluarga-keluarga yang sudah
rusak. Tuhan Allah berfirman kepada Nuh
bahwa semua manusia sudah rusak dan menjalankan kekerasan. Dapat Anda bayangkan bagaimana berada di antara
manusia yang jahat, brutal, kotor, najis, brengsek, dlsb. Kalau saya membayangkan rasanya hidup itu
tertekan dan pengaruh dari luar akan terbawa kepada keluarga. Lain halnya dengan Nuh, keluarganya hidup
dalam suasana mesra. Pengaruh dari luar
tidak mampu merusak hubungan antara Nuh dan istrinya, antara anak dan ayah, antara menantu dan
mertua. Semua terjalin dengan
mesra. Sebagai buktinya Alkitab berkata,
Tetapi Nuh
mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Ketika Tuhan Allah hendak membinasakan seluruh bumi, semua anak dan
menantunya ikut dalam bahtera yang telah dipersiapkan Tuhan melalui Nuh. Mereka hidup mesra di dalam bahtera selama
150 hari. Bahkan binatang-binatang pun
baik yang jinak dan liar turut dalam bahtera Nuh. Kemesraan dalam keluarga Nuh terpelihara,
sekali pun air bah (kesulitan) datang. Dengan perlindungan Tuhan Allah maka air
bah selama 150 hari tidak dapat merusak suasana mesra di dalam rumah tangga
Nuh. Justru air bah menjadi sarana
rekreasi bagi keluarga Nuh. Itulah
Tuhan, yang melindungi suasana mesra dan tidak dapat dirampas oleh siapa pun.
Suasana mesra dalam
keluarga Anda akan tetap terpelihara, selama Anda hidup benar. Tidak akan ada menantu yang meninju mertua,
tidak akan ada anak yang membunuh ayah, tidak akan ada istri yang membunuh
suami, tidak akan ada ibu membakar anak sendiri, tidak akan ada alkohol yang
menguasai suami, yang ada adalah suasana mesra yang ditopang dengan saling
pengertian, saling memperhatikan, saling memberi diri dan saling melayani. Tuhan menyelamatkan Nuh, istri, ketiga
anak-anaknya serta menantunya karena mereka hidup benar di hadapan Tuhan. Secara ekonomi mereka terpelihara oleh Tuhan,
masa depannya dijamin oleh Tuhan.
Kedamaian, ketenangan menjadi bagian mereka.
Sebagai penutup Firman
Tuhan dari kitab Yesaya 32:17 dan Yesaya
48:18,19
akan menjadi pegangan dalam aktivitas sehari-hari
kita:
Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh
damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk
selama-lamanya. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai
sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu
akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah
berhenti, maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik
banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari
hadapan-Ku."