Saturday, June 21, 2014

Istri Yang Bijaksana


Seseorang dikatakan bijaksana atau tidak itu tampak dari kepribadiannya. Pribadi orang bijaksana itu mempesona, dan mempunyai daya tarik yang tinggi. Mempesona karena apa? Karena tutur katanya halus, santun, teratur, dan berkualitas.  Bicaranya tidak meledak-ledak seperti auman harimau, mudah dipahami, runtut, dan tidak mengulang-ulang.  Pemazmur berkata
Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu. Kebijaksanaan sangat berhubungan dengan Tuhan, karena Tuhan adalah Maha Bijaksana.  Menjadi Istri yang bijaksana akan menjadi berkat bagi keluarga, gereja, dan masyarakat.

Landasan Firman Tuhan diambil dari Kitab I Samuel 25:2-34, yang berbunyi demikian:
Ketika itu ada seorang laki-laki di Maon, yang mempunyai perusahaan di Karmel. Orang itu sangat kaya: ia mempunyai tiga ribu ekor domba dan seribu ekor kambing.  Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.  Daud menyuruh sepuluh orang dan kepada orang-orang itu Daud berkata: "Pergilah ke Karmel dan temuilah Nabal. atas namaku, dan sampaikanlah salam ini kepadanya: Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya: "Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu?  Kemudian berkatalah Daud kepada orang-orangnya: "Kamu masing-masing, sandanglah pedang!" Lalu mereka masing-masing menyandang pedangnya; Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah.  Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini. Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh. Lalu berkatalah Daud kepada Abigail: "Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini;
terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Tetapi demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu -- jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-laki pun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing."

Setelah menyimak Firman Tuhan di atas,  kita menemukan sosok Abigail seorang istri yang bijaksana yang berdampingan dengan seorang suami yang kasar dan jahat. Baiklah kita kaji lebih dalam firman Tuhan ini, mengapa Alkitab mencatat Abigail adalah seorang yang cantik dan bijaksana.  Apanya yang bijaksana dan perilaku  apa yang menonjol sehingga Abigail dikatakan   istri yang bijaksana?
Pertama, Abigail mampu mempertahankan rumah-tangganya  sekalipun suaminya Nabal kasar dan jahat.  Tentunya kalau seseorang dijuluki  kasar dan jahat, biasanya ia gemar bertindak kasar dan sangat egois, kepada orang lain dan juga kepada orang yang dekat dengan dia, dalam hal ini adalah istri.  Dapat dipastikan bahwa keutuhan rumah tangga ini terletak pada Abigail. 
Kalau pada suaminya tidak mungkin karena kecenderungannya adalah melakukan kekerasan dalam rumah tangganya. Lebih cenderung memikirkan diri sendiri ketimbang orang lain.  Demikian juga dalam pembacaan Firman Tuhan di atas,  Nabal sama sekali tidak memikirkan nasib Daud dan prajuritnuya. Ia juga kurang memperhatikan istrinya Abigail, Ia hanya tertarik dengan kesenangan dirinya sendiri. Pasal 25:36 membuktikan  bahwa Nabal mengadakan perjamuan di rumahnya yaitu pesta pora, seperti perjamuan raja-raja. Nabal riang gembira dan mabuk sekali sampai fajar menyingsing.  Perilaku  Nabal ini sudah menjadi tabiat, sehingga Alkitab mencatat bahwa ia kasar dan jahat.  Apa mungkin seorang peminum dan pemabuk memiliki sikap yang lemah lembut, santun, sopan? Pasti itu hanya mimpi!  Kembali kita kepada Abigail.  Ketika Abigail sampai di rumahnya lalu menemukan suaminya sedang pesta pora dan mabuk. Bagaimana kalau Anda sebagai istri menjumpai suami di rumah sedang terjadi pesta pora mabuk-mabukan.  Apa sikap Anda? Mungkin Anda marah-marah, bentak suami atau mengusir semua orang dalam rumah itu.  Kalau demikian adanya pertengkaran pasti terjadi. Abigail tidak bertindak bodoh. Alkitab mencatat bahwa ia tidak marah-marah bahkan dengan sikap yang bijak, segala masalah rumahtangganya (yaitu amarah Daud) Ia hadapi sendiri tidak diceritakannya kepada suaminya pada malam itu karena suaminya sedang mabuk. Abigail sabar menunggu sampai suaminya sadar dari mabuknya baru Dia ceritakan permasalahan rumah tangganya.

Memiliki istri seperti Abigail dapat menetralisir suhu panas atau dingin dalam rumah tangga. Abigail adalah  sosok istri yang menyelesaikan masalah bukan mencari masalah.  Untuk apa bersitegang leher, marah-marah, memprotes orang bebal seperti Nabal. Itu  hanya mendatangkan pertengkaran.  Karena sifat Abigail yang bijaksana inilah yang menyelamatkan keluarganya dari ancaman Daud dan prajuritnya. Secara implisit Alkitab menjelaskan bahwa Abigail selalu bertindak persuasif terhadap suaminya maupun terhadap orang lain, contohnya kepada Daud.  Abigail selalu mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.  Kejahatan apa? Kejahatan suaminya yang menyulut kemarahan Daud.  Firman Tuhan berkata,  Roma 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.

Yang kedua, dari perilaku Abigai yang menonjol sehingga ia dikatakan istri yang bijaksana, adalah sikap Abigail yang mampu meredam pertumpahan darah antara Daud dan Nabal. Mengapa pertumpahan darah akan terjadi? Karena Daud dihina oleh Nabal,  sehingga Daud dan prajuritnya marah dan  siap menggempur Nabal.  Mendengar kemarahan Daud ini,  Abigail berusaha untuk menyelesaikan masalah itu tanpa melibatkan Nabal suaminya. Abigail tidak memberitahukan kepada Nabal bahwa Daud sedang marah kepada Nabal. Mengapa? Karena kalau Nabal diberitahu kemungkinan Nabal akan memberi perlawanan juga sehingga tidak menyelesaikan masalah.  Secara bijaksana Abigail menjumpai Daud dan dengan rendah hati Ia sujud pada kaki Daud serta meminta maaf atas kesalahan suaminya.  Abigail berkata, memang sifat suami saya  persis seperti namanya Nabal bebal orangnya.  Janganlah kiranya tuanku melihat itu, tetapi lihatlah saya dan ampunilah kiranya kecerobohan hamba mu ini.  Melihat pernyataan Abigail, maka luluhlah hati Daud sehingga ia membatalkan niatnya untuk menggempur Nabal.  Bukan hanya itu saja, lewat sikap Abigail ini, Daud disadarkan  sehingga Daud berkata,  “terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Tetapi demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu -- jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-laki pun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing."
Sikap Abigail ini menyelamatkan banyak orang yaitu tidak terjadinya pertumpahan darah. Abigail  Menjadi penasehat secara tidak langsung kepada orang yang sedang marah membara yaitu Daud. dengan tutur katanya yang sejuk, manis dan merendah, Abigail mampu menetralisir keadaan tegangnya Daud kepada Nabal.  Abigail yang bijaksana, tidak hanya menyelamatkan keluarganya tetapi juga menyelamaatkan orang-orang di sekitar Nabal dan Daud.  Oleh karena itu sangat pantas diberi sanjungan kepada istri yang bijaksana lebih dari permata.  Kitab Amsal berkata,   Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya?  “Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya”

Perilaku Abigail ini, kiranya dapat menjadi inspirasi bagi Anda sebagai istri, untuk hidup lebih bijaksana.  Menjadi istri yang bijaksana tidaklah rugi, tetapi perlu perjuangan dan pengorbanan.  Jika Anda sebagai istri yang menginginkan rumah tangga yang baik tentunya meneladani sikap Abigail adalah sangat tepat dan benar.  Suami-suami yang kasar dan jahat akan takluk kepada Anda, takluk dalam arti positif. Karena apa? Karena sikap Anda yang sopan, lemah lembut, rendah hati dapat menghancurkan sikap kasar, tegar tengkuk, sikap sombong dari suami Anda. Firman Tuhan dalam Surat Roma 12:21 berkata,  Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!  Kejahatan apa yang Anda lihat dari suami Anda? Kalahkanlah itu dengan kebaikan seperti nasehat Firman Tuhan, niscaya Anda akan berbahagia dan diberi gelar istri yang bijaksana. 




Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment