Thursday, May 29, 2014

Menciptakan Suasana Mesra Dengan Hidup Benar.


Baru-baru ini Trans TV melansir sebuah berita yang sangat memilukan.  Ada satu keluarga yang sedang bertengkar yang berimbas kepada pembakaran kedua anaknya yang bernama Lintang dan Indah.  Penyebab pertengkaran itu katanya karena istri tidak setuju dengan ulah suaminya yang suka mabuk-mabukan.  Ketidak-sudian itu memuncak dalam suatu pertengkaran yang membuat istrinya emosi lalu  melampiaskan kepada  kedua anaknya dengan cara membakarnya.

Seandainya saya menanyakan hal ini kepada mereka, siapa yang salah?  Mereka akan saling menuduh dan masing-masing tidak mengaku salah.  Istri mungkin akan berkata, gara-gara suami saya yang suka mabuk maka hal itu terjadi.  Suami juga mungkin akan berkata, mabuk itu biasa, lihat saja suami orang yang mabuknya lebih parah dari saya bahkan suka menganiaya istrinya, tidak tega membakar anaknya.  Demikianlah keadaan keluarga-keluarga yang hidupnya tidak benar di hadapan Tuhan Allah.  Untuk menciptakan suasana mesra di tengah-tengah keluarga adalah hidup benar di hadapan Tuhan. 

Keluarga Nuh adalah tipikal  Keluarga Hidup Benar.   Kejadian pasal 6:9–13  berbunyi demikian: 
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet.  Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.  Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.
Mengapa keluarga Nuh berkenan di hadapan Tuhan serta menyelamatkan mereka dari air bah?  Jawabnya adalah  Nuh Hidup bergaul dengan Allah.  Dikatakan Nuh adalah seorang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya.  Pertanyaannya; bagaimana Nuh dapat  hidup benar? Jawabnya adalah Allah yang membenarkan Nuh, lewat apa? Lewat  Allah dan tanggapan/kepercayaan Nuh terhadap pembenaran yang tentunya Allah tawarkan kepada Nuh. Lewat pembenaran, Nuh dapat  hidup bergaul dengan Allah.
Seseorang yang tadinya baik dan tulus, kemudian dia bergaul dengan pencuri, maka secara perlahan-lahan orang tersebut memiliki sifat pencuri.  Mengapa dapat demikian? Karena di dalam pergaulan itu ada pengajaran, pendidikan, dan pengaruh.  Di dalam pergaulan sering sekali terjadi pengajaran non formal.  Sebagai contoh, seorang  pencuri kelas teri masuk penjara, setelah keluar dari penjara, dia berubah menjadi pencuri kelas kakap, kenapa? Karena dia bergaul dengan sesama pencuri lain yang lebih pintar darinya.  Di dalam penjara mereka saling mengisi satu dengan yang lainnya.  Demikian halnya dengan Nuh, dalam pergaulannya dengan Tuhan Allah, Nuh beroleh pengajaran tentang kebenaran, kasih dan kelembutan.  Hidup Nuh dipengaruhi dan dikuasai oleh Roh Tuhan sehingga kekudusan Tuhan, sifat-sifat Tuhan terpancar keluar dari pribadi Nuh yang dapat dirasakan, dilihat, dan diketahui oleh sesama sehingga Alkitab mencatat bahwa Nuh tidak bercela diantara orang-orang sezamannya.
Nuh sebagai pemimpin dalam rumah tangga,  relasinya dengan Allah tercipta dengan mesra, sehingga ketika Allah merencanakan untuk membinasakan bumi serta penyelamatan keluarga Nuh, rahasia itu diberitahukannya kepada Nuh.  Relasi yang mesra dengan Tuhan Allah membuat relasi mesra juga dengan keluarga, sebaliknya relasi yang buruk dengan Tuhan membuat relasi buruk dengan sesama.

Apakah relasi Anda dengan seorang pemabuk? Seorang pencuri? Atau seorang benar?  Sesungguhnya  suasana mesra hanya tercipta dalam rumah tangga Anda, jika Anda hidup benar dan bergaul dengan Tuhan.  Tuhan yang akan mewarnai dan memberi hikmat kepada Anda untuk mengatur rumah tangga Anda.  Tuhan yang akan memperbaiki komunikasi kita yang tidak sempurna, sehingga memperkecil miskomunikasi dan misunderstanding dalam rumah tangga Anda.  Perbaikan dan pembaharuan yang Tuhan buat mengakibatkan Anda dapat berlaku kudus di dalam masyarakat terlebih-lebih dalam rumah tangga Anda.  Yang perlu bagi Anda sekarang adalah tanggapan dan iman Anda kepada Tuhan, karena Dia selalu mengetuk pintu hati Anda untuk masuk dalam kehidupan rumah tangga Anda, apakah Anda bersedia? Satu perenungan bagi keluarga yang kini  sedang mengalami gejolak.

Tuhan Allah sebagai pelindung terhadap suasana mesra dalam keluarga yang benar.  Keluarga Nuh pada zaman itu berada di antara keluarga-keluarga yang sudah rusak.  Tuhan Allah berfirman kepada Nuh bahwa semua manusia sudah rusak dan menjalankan kekerasan.  Dapat Anda bayangkan bagaimana berada di antara manusia yang jahat, brutal, kotor, najis, brengsek, dlsb.  Kalau saya membayangkan rasanya hidup itu tertekan dan pengaruh dari luar akan terbawa kepada keluarga.  Lain halnya dengan Nuh, keluarganya hidup dalam suasana mesra.  Pengaruh dari luar tidak mampu merusak hubungan antara Nuh dan istrinya,  antara anak dan ayah, antara menantu dan mertua.  Semua terjalin dengan mesra.  Sebagai buktinya Alkitab berkata, Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan.  Ketika Tuhan Allah hendak  membinasakan seluruh bumi, semua anak dan menantunya ikut dalam bahtera yang telah dipersiapkan Tuhan melalui Nuh.  Mereka hidup mesra di dalam bahtera selama 150 hari.  Bahkan binatang-binatang pun baik yang jinak dan liar turut dalam bahtera Nuh.  Kemesraan dalam keluarga Nuh terpelihara, sekali pun air bah (kesulitan) datang. Dengan perlindungan Tuhan Allah maka air bah selama 150 hari tidak dapat merusak suasana mesra di dalam rumah tangga Nuh.  Justru air bah menjadi sarana rekreasi bagi keluarga Nuh.  Itulah Tuhan, yang melindungi suasana mesra dan tidak dapat dirampas oleh siapa pun.

Suasana mesra dalam keluarga Anda akan tetap terpelihara, selama Anda hidup benar.  Tidak akan ada menantu yang meninju mertua, tidak akan ada anak yang membunuh ayah, tidak akan ada istri yang membunuh suami, tidak akan ada ibu membakar anak sendiri, tidak akan ada alkohol yang menguasai suami, yang ada adalah suasana mesra yang ditopang dengan saling pengertian, saling memperhatikan, saling memberi diri dan saling melayani.  Tuhan menyelamatkan Nuh, istri, ketiga anak-anaknya serta menantunya karena mereka hidup benar di hadapan Tuhan.  Secara ekonomi mereka terpelihara oleh Tuhan, masa depannya dijamin oleh Tuhan.  Kedamaian, ketenangan menjadi bagian mereka. 

Sebagai penutup Firman Tuhan dari kitab  Yesaya 32:17 dan Yesaya 48:18,19  akan menjadi pegangan dalam aktivitas sehari-hari kita:

Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, maka keturunanmu akan seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapan-Ku."
 


Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment