Friday, July 4, 2014

Memetik Kisah Teladan Ayah Dari Musa


Tugas seorang ayah, apakah sebagai karyawan atau sebagai businesman sering menjadi pemisah antara ayah dan anak. Tidak jarang terjadi ayah berada di tempat yang lain, atau di luar negeri selama bertahun-tahun karena tugas.  Di kalangan keluarga menengah ke bawah sering terjadi ayah merantau ke kota besar untuk memperbaiki ekonomi keluarga, namun dalam perantauan tersebut sangat jarang sekali komunikasi.   Pada masa dulu alat komunikasi bagi keluarga  ekonomi menengah ke bawah hanya lewat surat.  Tetapi banyak sekali para ayah malas membuat surat sehingga selama bertahun-tahun di perantauan tidak pernah berkomunikasi dengan anak-anaknya selain mengirimkan uang untuk kebutuhan mereka.  Para ayah tidak dapat menjadi figur atau teladan bagi anak-anaknya karena tidak pernah dilihat/berkomunikasi/dibimbing  ayah, dan semua fungsi kepemimpinan jatuh kepada ibu. Alasan yang sering mengemuka jika ada pertanyaan demikian: mengapa Anda tidak membawa keluargamu ikut merantau ke kota besar ini? Kebanyakan menjawab, tidak mampu membiayai karena hidup di kota besar biayanya mahal, baik biaya sekolah, biaya sehari-hari, dan biaya lain-lainnya! Jika hanya saya saja merantau dan hidup dikota besar ini biayanya relatif kecil. Demikian juga alasan orang yang ekonomi menengah yang bekerja di luar negeri dan meninggalkan anak dan isterinya. Namun alasan itu sesungguhnya tidak cukup kuat, karena seorang ayah yang tidak bersama dengan anak-anaknya tentunya mengalami kesepian! Biasanya biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya untuk mengusir rasa sepi.  Maka tidak sedikit para ayah mencari hiburan dengan mengeluarkan biaya yang cukup mahal  untuk mengatasi rasa sepinya.  Keadaan inilah yang sering membuat para ayah lupa pada keluarganya, lupa pada anak-anak di kampung, di desa; mereka menjadi terlantar bukan hanya secara batin, tetapi juga secara materi karena sikap ayah yang sudah berubah sehingga tidak lagi menafkahi anak dan isteri.
Terpisahnya ayah dengan anak-anaknya karena tugas, pekerjaan atau bisnis itu menunjukkan ayah tidak dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya.  Dalam kitab Keluaran kita dapat mempelajari tentang ”Kisah teladan seorang Ayah yaitu Musa”.  Demikian yang tertulis dalam ayat Firman Tuhan ini, supaya mengilhami Anda sebagai ayah untuk menjadi teladan bagi anak-anak dan isteri. Kitab Keluaran pasal 4:20 dan Kitab Keluaran  pasal 18:2:  
Kel 4:20 ”Kemudian Musa mengajak isteri dan anak-anaknya lelaki, lalu menaikkan mereka ke atas keledai dan ia kembali ke tanah Mesir; dan tongkat Allah itu dipegangnya di tangannya”
Kel 18:2   ”Lalu Yitro, mertua Musa, membawa serta Zipora, isteri Musa -- yang dahulu disuruh Musa pulang” 
Dari pembacaan firman Tuhan ini kita dapat memetik  Kisah teladan Ayah dari Musa.  
Pertama, Musa menolak pisah dengan anak isterinya demi tugas.  Ketika itu Musa di utus Tuhan pergi ke Mesir untuk membawa ke luar bangsa Israel dari Mesir. Tentunya tugas yang berat ini akan dikerjakan Musa bukan dalam waktu yang sekejap. tetapi memerlukan waktu bertahun-tahun. 
Kemudian jarak dari Midian ke Mesir bukanlah suatu jarak yang dapat ditempuh sehari perjalanan tetapi dalam waktu yang cukup lama. Karena itulah Musa sebagai ayah teladan sudah memikirkan semuanya sebelum Ia siap menerima tugas itu dari Tuhan. Alkitab berkata, Musa membawa anak-anaknya berserta keluarganya ke Mesir ditempat ia akan bertugas. Musa tidak mau terpisah dari keluarganya karena ia harus memimpin, memelihara dan membimbing keluarganya.
Musa sebagai ayah terlihat di sini adalah ayah yang sangat peduli segala kebutuhan anak dan isterinya. Bisa saja Musa meninggalkan anak isterinya di rumah mertuanya, kemudian Musa mengirimkan biayanya setiap bulannya, tetapi Musa tidak mau memberikan tanggung-jawabnya sebagai ayah kepada pihak ketiga. Musa bertanggung-jawab terhadap tugas dan keluarganya.  Sebagai ayah, Anda tidak  cukup hanya memikirkan kebutuhan jasmani saja.  Uang yang Anda cari dan Anda berikan kepada anak-anak bukanlah jaminan bahwa Anda sudah mencukupi semua kebutuhan anak  atau isteri Anda.  Anak dan isteri Anda disamping memerlukan kebutuhan materi, mereka juga membutuhkan kebutuhan batiniah dari Anda, seperti membelai, menasehati, mengajar, membujuk, mengasihi, memperhatikan dan merawat mereka. Tanggung jawab Anda sebagai ayah adalah seluruh kebutuhan yang ada dalam rumah tangga Anda, maka barulah dikatakan sebagai ayah.  Musa melakukan itu, dan ia tidak menitip anaknya kepada mertuanya. Musa tidak menitip anaknya kepada orang tuanya, Musa tidak menitip anaknya kepada tetangga. Musa membawa anaknya bersamanya, dan anak serta isterinya nyaman, tenang dan damai bersamanya.
Kemudian yang kedua adalah:  Musa bertanggung-jawab atas keselamatan anak dan isterinya.  Selama bertugas Musa banyak mengalami pertentangan dari Firaun atau orang-orang Mesir dalam membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir.  Melihat tantangan itu bisa berakibat kepada anak dan isterinya,  Musa mengungsikan anak dan isterinya kembali ke Midian.  Musa menitipkan anak dan Isterinya kepada Yitro demi keselamatan ancaman bahaya yang sewaktu-waktu datang dari orang Mesir kepada orang Israel. Cara Musa ini adalah cara yang sangat bijaksana,  di tengah-tengah kesibukannya memikirkan dan memimpin bangsa Israel, ia masih sempat memikirkan keselamatan anak dan isterinya.  Oleh karena itu demi kebaikan anak dan isterinya maka dengan terpaksa Musa harus mengembalikan anak dan isterinya ke Midian ke tempat mertuanya untuk sementara. Maka pada saat Musa dan bangsa Irael berhasil ke luar dari Mesir dan mereka tinggal di padang gurun  sebagaimana tertulis dalam Kitab Keluaran pasal 18:2 dan 3 yang berkata bahwa Yitro membawa anak dan Isteri Musa dan menyerahkannya kepada Musa. Perhatikanlah bahwa ketika bertugas Musa tidak membawa bahaya pada keluarganya. Ia kembali harus bersama-sama dengan anak dan isterinya.  Inilah teladan Musa yang perlu kita teladani sebagai seorang ayah.  Ia tidak mau terpisah dari keluarganya oleh karena tugas, tetapi ia juga tidak mau keluarganya menjadi korban karena tugasnya.  Musa adalah orang berhikmat dalam menata tugas dan  tanggung jawabnya, baik di luar rumah tangganya mau pun dalam rumah tangganya. Musa adalah ayah yang menjadi teladan bagi kita saat ini supaya kita sebagai ayah memikirkan, memelihara dan merawat keluarga kita dengan bijaksana.  Kita tidak menjadi korban tugas, dan kita pun tidak menjadi korban keluarga.  Keseimbangan antara tugas dan keluarga inilah yang dijalankan oleh Musa. Ia mampu memimpin bangsa Israel, dan ia juga mampu memimpin anak dan isterinya.


Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment