Kenakalan anak sering
membuat para orang tua pusing dan bingung.
Lebih-lebih jika kenakalan anak sudah melebih batas yang sewajarnya,
tidak sedikit para orang tua mengusir, bahkan sampai bersumpah tidak
mengakuinya sebagai anak. Jadilah anak
kepahitan yang menggelandang dan
melakukan kejahatan demi kejahatan. Bagi
orang tua yang menyaksikan anaknya terjun dalam kejahatan, tetap saja merasa
malu bahwa anaknya keluar masuk penjara.
Sekalipun orang tua sudah tidak
mengakuinya sebagai anak, tetapi
pandangan masyarakat tetap saja mengatakan bahwa itu adalah anaknya. Memutuskan hubungan dengan anak tidak menjadi solusi terhadap kejahatan anak,
itu namanya pelarian dari tanggung-jawab sebagai pendidik. Tapi, sebagai pendidik yang bertanggung-jawab
akan terus mencari solusi bagaimana
anaknya supaya kembali ke jalan yang benar.
Paulus menjadi satu teladan bagi
kita bagaimana mendidik anak yang tidak berguna
lagi menjadi berguna.
Landasan Firman Tuhan
terambil dari Kitab Filemon yang berbunyi demikian: Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan
karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai
anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus dahulu
memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu
maupun bagiku. Dia kusuruh kembali kepadamu
dia, yaitu buah hatiku. Sebab mungkin
karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat
menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi
sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara
yang kekasih Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku. aku, Paulus,
menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan membayarnya -- agar
jangan kukatakan: "Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!" -- karena
engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.
Dari Kitab Filemon ini
kita belajar 4 hal dari Paulus tentang
mendidik anak yang tidak berguna menjadi berguna. Pertama, mengakui anak sebagai anak. Paulus menyurati Filemon, karena Onesimus
adalah hamba Filemon yang lari dari padanya karena utang yang tidak dapat
dibayar oleh Onesimus, yang akhirnya Onesimus masuk penjara dan ketemu dengan
Paulus di penjara. Dalam ayat 10 Paulus
mengakui Onesimus yang tidak berarti lagi bagi Filemon namun diakui oleh Paulus
sebagai anak yang begitu berarti baginya.
Sikap Paulus yang mengasihi Onesimus sebagai anak, inilah satu kekuatan
yang dapat merubah hati Onesimus menjadi baik.
Sikap Paulus ini menyembuhkan luka dan duka yang ada di dalam hati
Onesimus, seiring kesembuhan luka dan duka inilah yang membuat perubahan hidup
bagi Onesimus.
Kenakalan anak akan
berubah menjadi kejahatan tatkala orang tua tidak memahami kenakalan anak
tersebut. Tidak sedikit orang tua
menjadi gusar dan tidak suka terhadap tingkah laku anak yang menurut orang tua
meresahkan dia. Keadaan seperti ini,
artinya ketidak-relaan menerima kenakalan anak
bisa berubah menjadi tidak memperlakukan anak sebagai anak. Ciri-ciri orang tua yang sering tidak
memperlakukan anak sebagai anak adalah sering melemparkan kritikan, ejekan dan
sikap sinis. Nah sikap inilah yang
menghantarkan kenakalan anak kepada kejahatan anak.
Apakah Anda mampu
bersikap seperti Paulus yang mengakui Onesimus yang tidak berguna bagi orang
lain dan dia mengakuinya sebagai anak yang sangat berguna, atau sebaliknya.
Tuhan Yesus dalam perumpamaan anak yang hilang yang ditulis dalam Kitab Injil Lukas pasal 15 menceritakan bahwa
anak yang hilang yang tidak berguna ini selalu ditunggu atau dinanti-nantikan
oleh Bapanya untuk kembali. Ketika
sibungsu kembali bapanya membuat suatu
pesta karena yang hilang telah didapatinya kembali. Perumpamaan ini
menasehati kita agar tetap memperlakukan anak sebagai anak, sekali pun untuk
sementara memang mendukakan kita sebagai orang tua. Itu satu-satunya solusi yang terbaik dalam
mendidik anak-anak kita. Jika anak-anak
kita nakal, mereka sangat membutuhkan bimbingan dari kita orang tuanya. Bukan menyingkirkan atau tidak memperdulikan
mereka. Firman Tuhan berkata, di Matius 9:12 "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi
orang sakit.”
Onesimus sangat tepat
berjumpa dengan Paulus yang dapat memberi terapi bagi Onesimus. Setelah sekian lama Onesimus dididik di
Penjara oleh Paulus, dan Paulus melihat secara cermat bahwa Onesimus sudah
mengalami perubahan, Onesimus sudah sembuh dari penyakit lamanya, yang lama
sudah berlalu dan sesungguhnya yang baru sudah datang, maka Paulus berani
menyurati Filemon tuannya Onesimus,
untuk menerimanya kembali sebagai saudara yang terkasih dan bukan lagi sebagai hamba.
Apakah Anda mempunyai
anak seperti Onesimus atau bahkan lebih parah dari Onesimus? Bila Anda meniru
gaya Paulus yang memperlakukan Onesimus sebagai anaknya bahkan dikatakan sebagai
buah hatiku, yakinlah bahwa anak-anak Anda akan berubah. Mereka itu butuh kasih sayang dan perhatian Anda. Kehampaan perhatian dan kasih sayang Anda
membuat mereka berlaku tidak baik yang tidak diharapkan oleh Anda sebagai orang
tua. Mereka melakukan serangkaian kenakalan karena mereka ingin memancing
perhatian Anda, tetapi mereka tidak mendapatkannya lalu mereka kecewa dan pergi
menjauh dari Anda dan melakukan serangkaian kejahatan-kejahatan.
No comments:
Post a Comment