Sunday, June 15, 2014

Tindakan Kekerasan Anak Secara Seksual



Kekerasan seksual kepada anak kerap kali terjadi pada zaman dulu dan juga pada akhir-akhir ini.  Ada banyak penyebabnya, antara lain adalah minuman dan narkoba yang membuat orang dewasa tidak lagi dapat berpikir waras dalam perilaku seksnya.  Kemudian akibat seringnya menonton CD porno bahkan suka pergi ke tempat-tempat pelacuran yang mengakibatkan perilaku moralnya menjadi bejat.  Anak-anak adalah objek yang paling lemah dan mudah diberdayakan untuk pemuas nafsu bejatnya.

Landasan Firman Tuhan terambil dari Kitab Imamat 18:10 & 19:29  yang berbunyi demikian, Mengenai aurat anak perempuan dari anakmu laki-laki atau anakmu perempuan, janganlah kausingkapkan auratnya, karena dengan begitu engkau menodai keturunanmu. Janganlah engkau merusak kesucian anakmu perempuan dengan menjadikan dia perempuan sundal, supaya negeri itu jangan melakukan persundalan, sehingga negeri itu penuh dengan perbuatan mesum. 

Kitab Imamat pasal 18 ini  berbicara tentang penentangan terhadap percabulan yang merajalela di antara bangsa-bangsa sekitar bangsa Israel. Kitab Imamat pasal 19 dan pasal 20 merupakan daftar nasihat dan daftar hukuman yang amat panjang gunanya untuk mengatur segala sesuatu guna kebaikan bangsa Israel. Firman Tuhan ini disampaikan kepada Musa supaya bangsa Israel tidak dicemari oleh nafsu rendah bangsa-bangsa di luar bangsa Israel. Nafsu rendah itu mengenai percabulan yang wajar dan yang tidak wajar. Tindakan kekerasan kepada anak-anak secara seksual  yaitu dengan menodai anak perempuannya dan eksploitasi seksual.

Tindakan kekerasan secara seksual rupanya sudah berlangsung sejak zaman Alkitab. Perilaku seksual yang tidak wajar antara ayah dan ibu rupanya itu bukan berita baru. Sebagai contoh Lot dengan kedua putrinya. Alkitab memang mencatat, inisiatif seksual itu bukan datang dari Lot tetapi dari kedua putrinya.  Namun, hal itu bukan berarti tidak ada akses dari Lot dalam perilaku seks abnormal. Lot diberi anggur oleh kedua putrinya sampai mabuk. Dalam kemabukanlah Lot melakukan inses kepada kedua putrinya tersebut. Menjadi pertanyaan saya, bukankah setelah sadar Lot harusnya tidak mengulangi lagi perbuatan itu kalau itu memang dianggap sebagai kenakalan dari kedua putrinya. Yang jelas, tindakan kekerasan seksual kepada kedua putrinya itu adalah dari Lot, apakah itu langsung atau tidak langsung.  Setiap orang yang melakukan hubungan seksual dengan sedarah atau kerabat itu tergolong kekerasan, sekali pun dari masing-masing pihak saling mau. Tanggung-jawab untuk hidup benar ada pada pria.

Tindakana kekerasan anak secara seksual masa kini semakin merajalela.  Ayah dengan anak kandungnya sendiri, kakek dengan cucunya, orang dewasa dengan anak tetangga, bahkan bayi pun tidak luput dari kekerasan seksual dari orang dewasa.  Media cetak dan media elektronik memberitakan secara terbuka tindakan kekerasan seksual yang terjadi kepada anak-anak.  Sebagai salah satu contoh yaitu kasus Eka usia 9 tahun, selama setahun menerima kekerasan seksual dari paman tirinya Ambo Ase.  Eka bukan hanya diperkosa namun juga disodomi. 
Eka tidak berani melapor kepada ayahnya karena ayahnya juga gemar mabuk-mabukan.  Akhirnya Eka harus meregang nyawa dengan kekerasan dari ibu dan paman tirinya.

Hal yang dikemukakan di atas merupakan salah satu contoh dari sekian banyak kasus kekerasan seksual kepada anak-anak. Melihat kenyataan ini, timbullan pertanyaan dalam benak saya, mengapa kekerasan seksual kepada anak kerap kali terjadi.  Bukankah ayah sebagai orang yang paling dekat sebagai pelindung? Pertanyaan ini selalu berulang-ulang bergema di dalam hati saya. Akhirnya  saya menemukan jawabannya setelah saya mempelajari firman Tuhan ini. Tuhan berfirman kepada Musa melarang bangsa Israel bergaul dengan bangsa-bangsa Kanaan, bahkan untuk kawin campur dilarang keras. Orang Kanaan adalah orang yang menyembah berhala, otomatis mereka tidak mengenal kebenaran. Kebenaran yang menjadi patokan bagi mereka yaitu apa yang dianggap mereka itu baik itulah kebenaran.  Jadi tidak ada aturan atau pun rem bagi mereka dalam berperilaku.  Tidak heran, bangsa-bangsa di luar bangsa Israel melakukan kekerasan seksual sebagai budaya.  Ayah melakukan hubungan seks, menyodomi putrinya sendiri itu merupakan hal biasa.  Tak heran, Lot dengan kedua putrinya juga melakukan kekerasan seksual karena hal itu sudah biasa mereka saksikan di Sodom sebelum ditunggang-balikkan oleh Allah.  Oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih pergaulan, karena pergaulan  yang  tidak   baik dapat merusak perilaku. Firman Tuhan dalam Surat I Korintus 15:33 berkata, Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.  Lot dan kedua putrinya berperilaku buruk juga karena pengaruh dari pergaulan buruk selama mereka ada di Sodom.

Jauhilah pergaulan yang buruk, kesenangan-kesenangan orang yang tidak mengenal Allah seperti menyaksikan CD porno dan lain sebagainya. Lebih baik tidak bergaul sama sekali ketimbang bergaul dengan orang fasik. Anda sebagai orang tua, perhatikanlah dan kontrol lingkungan pergaulan anak-anak Anda supaya ia tidak mencemari seisi keluarga seperti kedua putri Lot.


Bergaul dengan Allah adalah langkah bijaksana, supaya kekuarga anda diisi dengan Firman Tuhan sebagai terang yang menerangi seluruh hidup pribadi maupun keluarga.  Percayalah jika terang itu hadir dalam keluarga Anda, maka kegelapan, tindakan kekerasan, akan menyingkir dari hidup Anda. 
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment