Friday, July 4, 2014

Kegemukan Pada Anak




Anak Gemuk Memang Lucu!  Banyak orang dewasa  menyukai bahkan gemas terhadap anak-anak yang gemuk.  Tidak heran kalau sebagian dari orang tua membuat program gemuk terhadap anak-anaknya.  Menyajikan makanan yang penuh dengan gizi supaya anak-anaknya  gemuk bak badut yang menyenangkan setiap orang. Tapi yang terjadi,  kegemukan adalah masalah kesehatan. Kemungkinan besar tidak lama lagi gangguan akan menimpa si anak “lucu” itu.  Pendeknya,  lebih dari usia satu tahun, bobot anak yang berlebihan bisa  menyimpan masalah kesehatan di kemudian hari.

Kegemukan pada anak-anak harus diantisipasi dan diatasi supaya tidak menjadi masalah bagi anak maupun bagi orang tua.  Untuk mengantisipasi dan mengatasi kegemukan pada anak anda perlu tahu ”Mengapa anak-anak bisa  kegemukan?”
Pada dasarnya, kegemukan atau yang disebut dengan  obesitas  terjadi karena ketidak-seimbangan antara masuk dan keluarnya energi. Akibatnya, terjadilah kelebihan energi, yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Sembilan puluh persen kegemukan adalah akibat makan berlebihan. Ini disebut kegemukan primer. Sepuluh persen sisanya kegemukan karena penyakit atau gangguan hormonal atau gangguan yang diturunkan. Mereka ini masuk kelompok kegemukan sekunder. Sebenarnya kegemukan primer dapat dikendalikan. Kuncinya, waspada sejak dini! Apalagi kegemukan jenis ini biasanya terjadi akibat interaksi berbagai faktor yang dikelompokkan jadi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik, berarti sudah bawaan si anak. Sementara faktor lingkungan yang ikut berperan besar adalah faktor nutrisi, mulai dari jenis makanan sampai perilaku makan yang berlebihan -- baik porsi maupun frekuensinya. Tentunya, aktifitas fisik yang kurang akibat obat (steroid), atau faktor gaya hidup juga amat berpengaruh.

Jika ada anjuran agar dampak kegemukan dievaluasi sejak dini bukannya tanpa dasar. Dari penelitiaaan, 40% anak kegemukan yang diperiksa melalui skrining USG hati ternyata mengalami gangguan penyakit hati  yang dapat berlanjut jadi pengerutan jaringan hati,  bahkan kanker hati. Penurunan berat badan diduga akan menormalkan kadar enzim hati dan juga ukuran hati. Tak hanya itu. Penyumbatan atau gangguan saluran pernapasan ketika tidur juga sering dialami si bongsor. Ini adalah suatu info  yang sangat menakutkan! Tapi ada baiknya, supaya kita terdorong untuk antisipasi dini.  Gejalanya adalah mulai dari mengompol sampai mengorok.  Ia juga bisa mengalami gangguan saluran pernapasan, akibat adanya penebalan jaringan lemak di tenggorokan yang seringkali diperberat oleh pembesaran jaringan amandel.  Penyumbatan saluran napas di malam hari yang terus-menerus ini menyebabkan si kecil tidur gelisah serta menurunkan asupan oksigen ke tubuhnya.  Akibatnya, ia akan mengantuk dan tampak lelah besoknya. Kalau sudah begini, ia akan merasa tidak nyaman.  Dan akan susah bagi si kecil untuk bertingkah lucu atau menggemaskan kalau keadaannya seperti itu bukan?            

Suatu informasi mengenai kasus kegemukan dan risiko yang terjadi akibat kegemukan di Indonesia, angka kejadian kegemukan di beberapa SD di Jakarta menunjukkan antara 10–30%.  Para Dokter sangat menganjurkan pencegahan ataupun penanganan dini! Untuk diketahui saja bahwa tekanan darah tinggi  atau hipertensi bisa ditemukan pada sekitar 20-30% anak yang kegemukan. Oleh karena itu,  segeralah timbang berat badan anak Anda.

Ada Beberapa Risiko yang bisa terjadi akibat kegemukan, antara lain:
·         Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti pembesaran jantung atau peningkatan  tekanan  darah
·         Gangguan metabolisme glukosa, misalnya intoleransi glukosa
·         Gangguan kedudukan tulang berupa kaki pengkor atau tergelincirnya bagian  sambungan tulang paha (terutama pada anak laki-laki)
·         Gangguan kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering bergesekan
·         Gangguan mata, seperti penglihatan ganda, terlalu sensitif terhadap cahaya, dan batas   pandangannya jadi lebih sempit

Batasan atau ciri-ciri bahwa anak sudah termasuk pada obesitas:(“Anatomi” Si Gemuk)
·         Wajah membulat
·         Pipi tembem
·         Dagu rangkap
·         Leher relatif pendek
·         Dada membusung
·         Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.
·         Kedua tungkai umumnya berbentuk X, dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan, dan bisa menimbulkan lecet.  

Jika lemak pada anak Anda lebih banyak berada di bagian atas tubuh, yaitu dada dan pinggang, maka bentuk tubuh yang seperti ini berisiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular, hipertensi dan diabetes. Sebagai orang tua segeralah bertindak, Anda berperan besar dalam menjaga kesehatan buah hati tercinta. Caranya?  
Atur pola makan si kecil. Ini berarti pilihan menu makanan si kecil harus sehat dengan zat-zat gizi yang seimbang. Juga jumlah makanannya mesti pas. Tidak terlalu banyak, namun tidak juga terlalu sedikit porsinya. Aturan ini tidak hanya berlaku untuk si balita Anda, tetapi juga seluruh keluarga. Cara lain adalah meluangkan waktu untuk mengajak si kecil lebih banyak beraktifitas fisik. Dengan beraktifitas fisik, energi yang keluar diharapkan bisa seimbang dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi.


Sebenarnya, pencegahan kegemukan bisa dimulai dari pemberian ASI secara eksklusif, sebab pemberian ASI tidak akan membuat jumlah susu yang masuk berlebihan. Sementara itu, jika balita diberi susu formula, orang tua cenderung memaksanya untuk menghabiskan semua susu yang sudah ada dalam botol. Ini bisa menyebabkan kegemukan.  Mencegah anak kegemukan dapat segera dilakukan sejak dini jika Anda memiliki prinsip hidup cukup.  Pengertian cukup adalah memberi menu yang cukup sesuai dengan kebutuhan anak-anak.  Ada sebuah kata bijak demikian:  Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah”.  Karena itu, cukupkanlah makanan atau minuman bagi anggota keluarga Anda supaya menjadi keluarga sehat dan hidup berbahagia. Selamat mencoba…
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment