Anak Gemuk Memang Lucu! Banyak
orang dewasa menyukai bahkan gemas
terhadap anak-anak yang gemuk. Tidak
heran kalau sebagian dari orang tua membuat program gemuk terhadap anak-anaknya. Menyajikan makanan yang penuh dengan gizi
supaya anak-anaknya gemuk bak badut yang
menyenangkan setiap orang. Tapi yang terjadi,
kegemukan adalah masalah kesehatan. Kemungkinan besar tidak lama lagi
gangguan akan menimpa si anak “lucu” itu.
Pendeknya, lebih dari usia satu
tahun, bobot anak yang berlebihan bisa
menyimpan masalah kesehatan di kemudian hari.
Kegemukan
pada anak-anak harus diantisipasi dan diatasi supaya tidak menjadi masalah bagi
anak maupun bagi orang tua. Untuk
mengantisipasi dan mengatasi kegemukan pada anak anda perlu tahu ”Mengapa
anak-anak bisa kegemukan?”
Pada dasarnya, kegemukan atau yang disebut dengan obesitas
terjadi karena ketidak-seimbangan antara masuk dan keluarnya energi. Akibatnya,
terjadilah kelebihan energi, yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan
lemak. Sembilan puluh persen kegemukan adalah akibat makan berlebihan. Ini
disebut kegemukan primer. Sepuluh persen sisanya kegemukan karena penyakit atau
gangguan hormonal atau gangguan yang diturunkan. Mereka ini masuk kelompok
kegemukan sekunder. Sebenarnya kegemukan primer dapat dikendalikan. Kuncinya,
waspada sejak dini! Apalagi kegemukan jenis ini biasanya terjadi akibat
interaksi berbagai faktor yang dikelompokkan jadi faktor genetik dan
lingkungan. Faktor genetik, berarti sudah bawaan si anak. Sementara faktor
lingkungan yang ikut berperan besar adalah faktor nutrisi, mulai dari jenis
makanan sampai perilaku makan yang berlebihan -- baik porsi maupun frekuensinya.
Tentunya, aktifitas fisik yang kurang akibat obat (steroid), atau faktor gaya
hidup juga amat berpengaruh.
Jika ada anjuran agar
dampak kegemukan dievaluasi sejak dini bukannya tanpa dasar. Dari penelitiaaan,
40% anak kegemukan yang diperiksa melalui skrining USG hati ternyata mengalami gangguan penyakit hati yang dapat berlanjut jadi pengerutan jaringan
hati, bahkan kanker hati. Penurunan
berat badan diduga akan menormalkan kadar enzim hati dan juga ukuran hati. Tak
hanya itu. Penyumbatan atau gangguan saluran pernapasan ketika tidur juga
sering dialami si bongsor. Ini adalah suatu info yang sangat menakutkan! Tapi ada baiknya,
supaya kita terdorong untuk antisipasi dini.
Gejalanya adalah mulai dari mengompol sampai mengorok. Ia juga bisa mengalami gangguan saluran
pernapasan, akibat adanya penebalan jaringan lemak di tenggorokan yang seringkali
diperberat oleh pembesaran jaringan amandel.
Penyumbatan saluran napas di malam hari yang terus-menerus ini
menyebabkan si kecil tidur gelisah serta menurunkan asupan oksigen ke tubuhnya. Akibatnya, ia akan mengantuk dan tampak lelah
besoknya. Kalau sudah begini, ia akan merasa tidak nyaman. Dan akan susah bagi si kecil untuk bertingkah
lucu atau menggemaskan kalau keadaannya seperti itu bukan?
Suatu
informasi mengenai kasus
kegemukan dan risiko yang terjadi akibat kegemukan di Indonesia, angka kejadian kegemukan di beberapa
SD di Jakarta menunjukkan antara 10–30%.
Para Dokter sangat menganjurkan pencegahan ataupun penanganan dini!
Untuk diketahui saja bahwa tekanan darah tinggi
atau hipertensi bisa ditemukan pada sekitar 20-30% anak yang kegemukan.
Oleh karena itu, segeralah timbang berat
badan anak Anda.
Ada Beberapa Risiko yang bisa
terjadi akibat kegemukan, antara lain:
·
Penyakit
jantung dan pembuluh darah, seperti pembesaran jantung atau peningkatan tekanan darah
·
Gangguan
metabolisme glukosa, misalnya intoleransi glukosa
·
Gangguan
kedudukan tulang berupa kaki pengkor atau tergelincirnya bagian sambungan tulang paha (terutama pada anak
laki-laki)
·
Gangguan
kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering bergesekan
·
Gangguan
mata, seperti penglihatan ganda, terlalu sensitif terhadap cahaya, dan
batas pandangannya jadi lebih sempit
Batasan atau ciri-ciri bahwa anak sudah termasuk
pada obesitas:(“Anatomi” Si Gemuk)
·
Wajah
membulat
·
Pipi
tembem
·
Dagu
rangkap
·
Leher
relatif pendek
·
Dada
membusung
·
Perut membuncit disertai dinding perut yang
berlipat-lipat.
·
Kedua
tungkai umumnya berbentuk X, dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling
menempel dan bergesekan, dan bisa menimbulkan lecet.
Jika lemak pada anak Anda lebih banyak berada di bagian
atas tubuh, yaitu dada dan pinggang, maka bentuk tubuh yang seperti ini
berisiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular, hipertensi dan diabetes.
Sebagai orang tua segeralah bertindak, Anda berperan besar dalam menjaga
kesehatan buah hati tercinta. Caranya?
Atur pola makan si kecil. Ini berarti pilihan menu
makanan si kecil harus sehat dengan zat-zat gizi yang seimbang. Juga jumlah
makanannya mesti pas. Tidak terlalu banyak, namun tidak juga terlalu sedikit
porsinya. Aturan ini tidak hanya berlaku untuk si balita Anda, tetapi juga
seluruh keluarga. Cara lain adalah meluangkan waktu untuk mengajak si kecil
lebih banyak beraktifitas fisik. Dengan beraktifitas fisik, energi yang keluar
diharapkan bisa seimbang dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi.
Sebenarnya, pencegahan
kegemukan bisa dimulai dari pemberian ASI secara eksklusif, sebab pemberian ASI
tidak akan membuat jumlah susu
yang masuk berlebihan. Sementara itu, jika balita diberi susu formula, orang
tua cenderung memaksanya untuk menghabiskan semua susu yang sudah ada dalam
botol. Ini bisa menyebabkan kegemukan. Mencegah
anak kegemukan dapat segera dilakukan sejak dini jika Anda memiliki prinsip
hidup cukup. Pengertian cukup adalah
memberi menu yang cukup sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Ada sebuah kata bijak demikian: ”Janganlah kamu menjadi hamba uang dan
cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Asal
ada makanan dan pakaian, cukuplah”. Karena itu,
cukupkanlah makanan atau minuman bagi anggota keluarga Anda supaya menjadi
keluarga sehat dan hidup berbahagia. Selamat mencoba…
No comments:
Post a Comment