Friday, August 1, 2014

Anak Yang Taat Tuhan


Yusuf adalah tokoh yang taat pada Tuhan semenjak ia masih berusia 17 tahun, masih muda  tetapi Yusuf sudah memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.  Ketaatan Yusuf pada Tuhan membuat ia taat pada kedua orang tuanya.  Dan kalau kita baca sejarah Yususf, ia adalah anak yang taat pada Tuhan hingga  akhir hidupnya.  Pemuda yang cerdas, yang mengalami ujian imannya atas ketaatannya itu sehingga ia menjadi orang kedua di Mesir.  Ketaaatan Yusuf kepada Tuhan mengakibatkan ia dipakai oleh Tuhan menjadi berkat bagi keluarganya dan menjadi berkat bukan saja bagi bangsa Mesir tetapi juga bagi dunia, ketika terjadi kelaparan pada zamannya.   Yusuf mengumpul gandum selama 7 tahun kelimpahan, dan mendistribusikan gandum itu selama 7 tahun kelaparan.  Anak yang taat kepada Tuhan menjadi berkat bagi keluarga, gereja dan masyarakat.  Pertanyaannya, apa sih ciri-ciri yang dapat kita lihat bahwa seseorang taat pada Tuhan? 


Kitab Efesus pasal 5:1–7,14  memberikan gambaran yang jelas sebagai berikut:

5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih

5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

5:3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.

5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono -- karena hal-hal ini tidak pantas -- tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.

5:5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.

5:6 Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. 

5:7 Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.

5:14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."


Firman Tuhan di atas menyatakan beberapa ciri ketaatan pada Tuhan.

Pertama,  anak yang taat pada Tuhan adalah anak yang hidup dalam kasih (ayat 1,2).  Hidup dalam kasih maksudnya adalah anak yang menyerahkan dirinya untuk orang lain, seperti yang Yesus lakukan yaitu menyerahkan dirinya untuk kepentingan manusia.   Yusuf melakukan itu, ketika ia diperlakukan tidak adil oleh saudara-saudaranya, ia tidak memberikan perlawanan.  Bahkan ketika Yusuf berjumpa dengan saudara-saudaranya di Mesir ketika Yusuf sudah menjadi penguasa, ia tidak balas dendam tetapi ia memberkati saudara-saudaranya yang menganiaya dia.  


Kemudian yang kedua, sebagai ciri dari ketaatan seorang anak kepada Tuhan, yaitu dia tidak mengikatkan diri dengan percabulan, kecemaran dan keserakahan (ayat 3). Kita kembali ingat pengalaman Yusuf ketika di rumah Potifar.  Isteri Potifar birahi sama Yusuf yang muda dan manis rupanya, tetapi alkitab berkata Yusuf menghindar dan lari dari isteri Potifar ketika ia dipaksa untuk melakukan sesuatu yang cabul dan cemar.  Kalau kita perhatikan, di kota-kota besar ada banyak remaja maupun pemuda menjadi santapan dari tante-tante girang.  Mereka mengikatkan diri dengan percabulan, kecemaran karena serakah akan duit yang ditawarkan oleh tante-tante girang. 

Yusuf tidak tertarik dengan harta isteri Potifar, Yusuf lebih tertarik dengan hati Allah. Ia kudus dan tidak mau kekudusannya dicemari oleh harta dunia yang tidak berharga.  Kalau kita lihat, apakah Yusuf menjadi orang melarat ketika menolak tawaran isteri Potifar? Tidak. Memang untuk sementara Yusuf masuk penjara karena difitnah, namun penjara dipakai Tuhan sebagai jembatan untuk menghantarkan Yusuf menjadi orang kedua di Mesir. 


Kemudian yang ketiga sebagai ciri dari ketaatan seorang anak kepada Tuhan, yaitu dia tidak membiasakan diri dengan mengucapkan perkataan kotor yang kosong dan yang sembrono (ayat 4).  Memang jika kita perhatikan, anak-anak jalanan, orang-orang di terminal atau  anak-anak yang di kolong-kolong jembatan, perkataan kotor dan yang sembrono adalah menjadi perkataan mereka setiap hari.  Perkataan kotor sudah membudaya sehingga orang tua mereka tidak pernah melarang dan menegur.  Perkataan kotor sering digunakan untuk mengumpat, memaki seseorang yang tidak disukai, karena itu tidak jarang terjadi perkelahian di antara anak-anak remaja, maupun pemuda karena mengucapkan perkataan kotor ini.  Sebagai anak yang taat kepada Tuhan, perkataan kotor dipikirkan pun tidak pantas apa lagi diucapkan.   Bagi Anda yang masih terikat dengan perkataan kotor, percabulan dan kecemaran, ingatlah firman Tuhan dalam Efesus 5:5,6 berkata: Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. 

Kemudian yang  keempat sebagai ciri dari ketaatan seorang anak kepada Tuhan yaitu, ia tidak bergaul dengan orang  cabul, orang cemar dan yang suka berkata-kata kotor dan sembrono (ayat 7). Firman Tuhan dalam 1 Korintus 6:16,17 berkata

6:16  ”siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."

6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.  Bagi anda yang ingin lepas dari percabulan dan perkataan kotor lepaskanlah dirimu dari ikatan pergaulan buruk itu, dan carilah pergalulan yang baik dan yang kudus. 

Pergaulan yang baik dan yang kudus, di mana Anda akan cari, hanya ada di dalam Kristus.  Karena itu ikatkanlah dirimu dengan Tuhan supaya Anda menjadi satu roh dengan Tuhan.  Tuhan akan membersihkan kecemaran anda dan memberikan kepada Anda hati yang baru, dan hati yang taat.  Tuhan Yesus telah datang ke dunia ini untuk melepaskan setiap manusia yang terikat dengan dosa.  Ia telah membeli kita dan harganya telah lunas dibayar oleh darahNya. 


Keempat, ciri yang Firman Tuhan tersebutkan di atas adalah ciri dari seorang anak yang taat kepada Tuhan.   Bagaimana Anda dapat melakukan ke empat ciri tersebut, Anda dapat melakukan ke empat ciri tersebut dengan cara belajar pada Kristus.  Hidup di dalam Kristus adalah hidup di dalam kasih.  Hidup di dalam kasih berarti berani berkorban untuk orang lain.  Jika Anda disakiti, dihakimi, Anda berkorban untuk tidak membalas; jika Anda digoda untuk hidup cemar dan cabul Anda tidak menyambutnya karena orang yang menggoda itu sesungguhnya butuh pertolongan untuk keluar dari ikatan percabulan itu.  Sebagai remaja dan pemuda, panggilan bagi Anda adalah menjadi anak yang taat kepada Tuhan karena Anda adalah pilar negara ini. Kalau orang-orang seperti Anda tersesat maka masa depan negara ini akan runtuh, karena itu perhatikanlah panggilan Tuhan untuk hidup seperti Yusuf, seperti Timotius yang masih muda sudah menjadi anak yang taat akan Tuhan dan hidupnya menjadi berkat bagi keluarganya bahkan bagi masyarakat. 
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Pelangi Dibalik Awan


Anda pernah melihat pelangi? Tentu pada umumnya kita pernah melihat pelangi bukan? Pelangi itu indah dan menakjubkan sebagai salah satu ciptaan Allah di semesta ini.  Terjadinya   pelangi adalah dari sekumpulan cahaya hasil uraian cahaya putih matahari setelah cahaya melewati butiran-butiran halus uap air. Cahaya matahari diurai menjadi sinar merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu yang beda-beda panjang gelombangnya. Jadi pelangi yang indah itu terjadi karena  hadirnya awan tipis di balik awan tebal yang  memproduksi  butiran-butiran halus uap air itu yang kemudian membiaskan cahaya matahari sehingga menjadi busur-busur pelangi kecil.  Kalau kita terapkan dalam hidup kita awan hitam adalah kekelaman berupa masalah hidup, tantangan hidup, sakit penyakit dan berbagai penderitaan lainnya.  Ketika kita memandang awan hitam hidup kita, kadang membuat kita putus asa, tidak ada harapan.  Kalau boleh awan hitam itu segeralah sirna bila penting tidak usah hadir dalam hidupku.  Padahal pelangi ada di balik awan.  Berkat ada dibalik kekelaman, bahagia ada dibalik penderitaan itulah  juga pengalaman seorang perempuan Fenisia yang anaknya kerasukan Roh Jahat.

Untuk mendasari firman Tuhan ini, Alkitab dari Injil  Markus 7:24–30 menyatakan demikian:  

7:24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan.

7:25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya.

7:26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya.

7:27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."

7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." 7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.

Dari pembacan Firman Tuhan di atas, ditemukan beberapa hal yang dapat dipakai untuk perenungan.  Kita melihat di sini dari sisi awan gelap yang menimpa perempuan Fenisia, sisi gelapnya yaitu putrinya dirasuk oleh roh jahat.  Mungkin putri perempuan Fenisia ini sudah lama dirasuk oleh roh jahat, dan mungkin juga bahwa usaha pengobatan putrinya ini sudah titik maksimal tetapi tidak kunjung sembuh.  Perlu untuk diketahui bahwa orang-orang Fenisia itu berasal dari bangsa Kanaan, kita tahu bahwa bangsa Kanaan adalah penyembah berhala. 

Saya pernah tinggal di suatu daerah yang masyarakatnya adalah penyembah berhala. Saya perhatikan hidup mereka, cara kerja mereka dan ritus-ritus keagamaan mereka selalu ditujukan kepada berhala.   Kalau sakit, mereka lebih suka datang ke dukun ketimbang dokter. Pernah suatu kali saya mengunjungi seorang bapak yang sedang sakit.  Kakinya membusuk, dan sudah bertahun-tahun berobat ke dukun dan juga ke dokter, tetapi tidak kunjung sembuh.  Saya berbincang-bincang dengan Bapak ini dan saya cerita tentang Yesus. Semula saya agak ragu cerita tentang Yesus,  karena bapak ini adalah orang penting di daerah tersebut sebagai kepala suku.  Tetapi perasaan ragu saya sirna karena bapak ini meresponi cerita saya.  Saya bimbing bapak ini untuk percaya Tuhan Yesus dan setelah itu kami berdoa bersama minta kesembuhan.  Apa yang terjadi, seminggu kemudian kaki yang busuk mengering dan disembuhkan oleh Tuhan. 


Yang ingin saya jelaskan lewat pengalaman perempuan Fenisia ini adalah hampir sama dengan pengalaman bapak yang saya ceritakan di atas.  Penyembah-penyembah berhala biasanya mencari pertolongan dari berhalanya, kalau berhalanya tidak mampu menolong maka akan mencari dewa atau dewi atau siapa saja yang dapat menolongnya, dan biasanya mereka akan mempercayai penuh setiap oknum yang mereka anggap layak untuk  dipercayai.   Demikianlah perempuan Fenisia ini, saya pikir dia sudah mendengar berita tentang Yesus, karena mujizat Yesus tersebar dengan sangat cepat ke penjuru dunia.  Makanya ketika Yesus hadir di Tirus, walaupun Ia merahasiakan kedatangannya, Alkitab berkata bahwa perempuan Fenisia inilah yang pertama kali datang kepadaNya untuk kesembuhan putrinya.  Mengapa telinga  perempuan Fenisia ini jeli, karena pikirannya terkonsentrasi pada kesembuhan putrinya.  Perempuan ini mendengar tentang Yesus, dia percaya bahwa Yesus dapat menyembuhkan putrinyaa.  Lalu Perempuan ini datang kepada Yesus dengan kepercayaan yang penuh, dengan kerendahan hati dan pengharapan yang bulat.  Itu dapat kita lihat, ketika perempuan Fenisia ini tersungkur di kaki Yesus, memohon supaya Yesus mengusir Roh Jahat dari tubuh putrinya.  Tetapi Yesus tidak segera menanggapi permohonan perempuan Fenisia ini, mengapa?  Yesus pingin tahu sejauh mana perempuan Fenisia ini berharap dan percaya kepadaNya.  Karena itu, Yesus menjawab  "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Perempuan Fenisia ini menjawab, "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.  Kalau kita baca sepintas saja, jawaban Yesus ini sepertinya kejam, pilih kasih.  Tapi sebenarnya tidak.  Allah yang berdaulat menjatuhkan pilihanNya secara khusus  kepada bangsa Israel, dengan tujuan ke tingkatan yang lebih luas.  Pemilihan secara khusus ini hanyalah cara Allah untuk menyelamatkan sebanyak mungkin manusia.  Konteks perkataan Yesus pada perempuan Fenisia ini adalah konteks pemilihan secara khusus umat Israel, dan perempuan Fenisia itu menyetujui perkataan Yesus, dengan keyakinan setelah anak-anak kerajaan diberikan makan maka anak-anak di luar kerajaan pun akan mendapatkan berkat yaitu remah-remah dari anak-anak kerajaan itu.  Iman perempuan Fenisia ini langsung diresponi Yesus, dan seketika itu juga setan keluar dari putrinya. Persoalannya mengenai putrinya yang mungkin bertahun-tahun langsung terjawab, dan pasti perempuan Fenisia dan putrinya menikmati kebahagiaan, keindahan, seperti pelangi yang muncul di ufuk Barat. 




Kalau kita renungkan pengalaman perempuan Fenisia ini, sesungguhnya awan hitam dalam hidupNya menyimpan berkat yaitu pelangi.  Artinya:  masalah anaknya yang kerasukan roh jahat membentuk perempuan Fenisia ini percaya kepada Yesus, berharap hanya kepadaNya.  Kita melihat dari dialog mereka, bahwa perempuan Fenisia ini sekalipun bukan  orang Israel dapat menikmati berkat-berkat Allah yaitu keselamatan dan pelepasan dari belenggu roh jahat.  Intinya adalah percaya kepada Yesus secara Tulus.  Jadi, ada banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari firman Tuhan ini yaitu, awan hitam tidaklah berarti buruk, karena adanya awan, maka ada pelangi.  Demikian juga adanya masalah maka ada kebahagiaan, karena masalah membentuk setiap orang menjadi kuat, berharap, dan percaya kepada Tuhan.  Karena itu, marilah kita sikapi secara positif awan hitam yang menggelantung di atas cakrawala hidup kita.  


Jadikan masalah itu sebagai  arena latihan untuk berharap, percaya dan mentaati firman Allah, maka Allah yang di Sorga tidak punya alasan untuk tidak memberkati kita, karena kita pun adalah anak-anak kerajaan.  Kiranya renungan ini menjadi berkat. Tuhan memberkati.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Pribadi yang Dewasa



Ada banyak para pembimbing atau konselor pernikahan yakin bahwa salah satu halangan terbesar untuk berhasilnya sebuah pernikahan adalah keegoisan. Pribadi yang egois akan kelihatan dalam tingkah lakunya yang terlalu memperhatikan kesenangan, keuntungan atau kemakmuran sendiri tanpa memikirkan orang lain. Jika mengamati seorang bayi, kita dapat lihat bahwa seorang bayi memiliki sikap yang sangat egois. Dia hanya  memperhatikan kepentingannya saja. Saat dia merasa tidak nyaman, ia akan berteriak hingga seseorang berusaha untuk menolongnya melegakan ketidak-nyamanannya. Sifat seorang bayi ditentukan oleh apa yang orang telah perlakukan terhadapnya.

Seorang bayi pasti akan mengalami proses untuk menjadi dewasa, apakah itu secara fisik, intelektual, dan juga emosi. Sayangnya, sekalipun ada  orang yang mungkin secara fisik dan intelektual dewasa, namun secara emosi dia sangat tertinggal. Ia tetap melihat dunia seperti layaknya seorang bayi. Ia melihatnya seperti semuanya mengelilinginya, sesuatu yang ada hanya untuk kesenangannya. Tidak pernah benar-benar bertumbuh dari keegoisan diri kepada memperhatikan orang lain. Bagi dirinya, apabila ada sesuatu tidak berjalan seperti keinginannya, ada reaksi yang terjadi dalam dirinya, ia akan  bereaksi seperti anak kecil, seperti menangis misalnya, merengut, mengasihani diri, atau mungkin ia akan marah-marah atau melempar barang disekitarnya.

Apakah yang akan terjadi seandainya kita menempatkan dua bayi bersama tanpa diawasi? Saya yakin, pasti mereka biasanya langsung mendapat masalah! Demikian juga dengan seorang pria dan seorang wanita sebagai pasangan keluarga Kristen, yang memiliki emosi belum dewasa, bersatu dalam perkawinan. Apa yang akan terjadi? Anda tahu, pasti mereka akan menghadapi masalah. Jika Anda telah memiliki komitment bersama untuk membentuk sebuah keluarga, tetapi Anda masih memiliki sikap sebagaimana seorang bayi yang memiliki emosi kurang terkontrol, maka Anda akan memiliki masalah.  Emosi yang seperti bayi tidak bisa menjadi pasangan yang baik! Salah satu kebutuhan yang begitu penting dan terbesar dalam membangun sebuah pernikahan yang kuat dan berhasil adalah kedewasaan.


Kedewasaan biasanya tidak egois. Tentu saja, tidak ada manusia yang sepenuhnya tidak egois; ada sedikit ketidakdewasaan dalam diri kita. Barangkali anda pernah mendengarkan seseorang berkata “Cakarlah seorang dewasa dan anda akan menemukan seorang anak” melaluinya.. Artinya, ketika seseorang mendapatkan masalah ia akan bereaksi. Namun ada bedanya antara seorang yang dewasa dan orang yang tidak dewasa.  Anda akan melihat bagaimana reaksi yang ditunjukkan ketika seseorang menghadapi masalah. Sikapnya dalam menghadapi masalah yang ditimbulkan akan kelihatan apakah ia seorang yang memiliki kedewasaan atau bukan. Apakah ia menyikapi dengan spontan dan kelihatan kekanak-kanakannya? Atau mungkin dengan cara yang arif dan bijaksana dalam meresponi masalah itu? Memang, berbicara soal kedewasaan merupakan istilah relative. Mengapa? Karena kenyataannya bahwa, kedewasaan merupakan sebuah proses daripada kondisi yang tetap. Menjadi seorang pribadi yang dewasa tidak secara otomatis, tetapi ada proses yang harus dilaluinya.

Tingkatan dari kedewasaan emosi bisa saja terjadi bahkan pada orang belum percaya, karena memang nature dosa juga memiliki kekuatan selain kelemahan. Anda mungkin mengenal orang belum percaya, dan ia sedikit tidak egois dalam wilayah tertentu di hidupnya, apakah itu  dengan pasangannya, anak-anak, rekan kerja, atau orang lain yang ada di keluarganya, mertuanya misalnya. Anda melihat bahwa mereka sangat murah hati terhadap tetangga, rekan kerja, atau orang di komunitasnya. Menunjukan belas kasih yang besar kepada orang yang membutuhkan. Tetapi saat Anda mengenal mereka lebih baik, maka Anda akan menemukan bahwa mereka juga ada wilayah egoisnya.

Pada saat seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, ada sesuatu yang berubah di  dalam hidupnya. Tuhan Yesus Kristus memberikan Roh Kudus berdiam dalam dirinya. Sifat keseluruhan seseorang bukan lagi tergantung atas apakah dirinya atau Roh yang memegang kendali. Karena Roh Kudus adalah satu-satunya Pribadi yang bisa menjaga kontrol diri, maka hubungannya dengan Dia menjadi hal yang paling penting dalam perkembangan hidupnya. Sikap pementingan diri mengalami perubahan seiring dengan perjalanan waktu dalam  proses semakin dewasa di dalam Tuhan.

Di sini kita menyebutnya sebagai kedewasaan rohani daripada hanya kedewasaan emosi. Keduanya memang mirip, kalau  kedewasaan emosi berhubungan erat dengan perkembangan kepribadian manusia kita, sementara kedewasaan rohani adalah mengenali kehadiran Roh Kudus dalam hidup dan berkaitan dengan pertumbuhan hubungan kita dengan Tuhan sebagai Pencipta.

Seorang Kristen bisa rohani atau duniawi,  dalam tingkatan kontrol Roh Kudus atau kedagingan dalam hidupnya. Satu hal yang cukup menarik untuk diperhatikan adalah apa yang disampaikan Alkitab dalam Surat Paulus kepada Jemaat Korintus.

I Korintus 3:1-3

3:1 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.

3:2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarang pun kamu belum dapat menerimanya.

3:3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?


Paulus membandingkan kedagingan dengan bayi. Dia menulis kepada jemaat Korintus “sebagai Kristen dunia, bahkan seperti bayi.”. Saudara, yang menjadi alasan beberapa orang Kristen bertindak tidak dewasa adalah karena nature daging mereka mengontrol hidup mereka. Dengan kata lain, hidup secara jasmani. Cobalah Anda memperhatikan bagian ini, karena ada kesejajaran antara kedagingan dan ketidakdewasaan, maka kita bisa berasumsi bahwa ada juga kesejajaran antara rohani dan kedewasaan. Dengan demikian maka setiap orang Kristen rohani pasti akan menunjukan tanda pertumbuhan, kedewasaan rohani.

Nah… bagaimanakah dengan saudara?
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Friday, July 4, 2014

Memetik Kisah Teladan Ayah Dari Musa


Tugas seorang ayah, apakah sebagai karyawan atau sebagai businesman sering menjadi pemisah antara ayah dan anak. Tidak jarang terjadi ayah berada di tempat yang lain, atau di luar negeri selama bertahun-tahun karena tugas.  Di kalangan keluarga menengah ke bawah sering terjadi ayah merantau ke kota besar untuk memperbaiki ekonomi keluarga, namun dalam perantauan tersebut sangat jarang sekali komunikasi.   Pada masa dulu alat komunikasi bagi keluarga  ekonomi menengah ke bawah hanya lewat surat.  Tetapi banyak sekali para ayah malas membuat surat sehingga selama bertahun-tahun di perantauan tidak pernah berkomunikasi dengan anak-anaknya selain mengirimkan uang untuk kebutuhan mereka.  Para ayah tidak dapat menjadi figur atau teladan bagi anak-anaknya karena tidak pernah dilihat/berkomunikasi/dibimbing  ayah, dan semua fungsi kepemimpinan jatuh kepada ibu. Alasan yang sering mengemuka jika ada pertanyaan demikian: mengapa Anda tidak membawa keluargamu ikut merantau ke kota besar ini? Kebanyakan menjawab, tidak mampu membiayai karena hidup di kota besar biayanya mahal, baik biaya sekolah, biaya sehari-hari, dan biaya lain-lainnya! Jika hanya saya saja merantau dan hidup dikota besar ini biayanya relatif kecil. Demikian juga alasan orang yang ekonomi menengah yang bekerja di luar negeri dan meninggalkan anak dan isterinya. Namun alasan itu sesungguhnya tidak cukup kuat, karena seorang ayah yang tidak bersama dengan anak-anaknya tentunya mengalami kesepian! Biasanya biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya untuk mengusir rasa sepi.  Maka tidak sedikit para ayah mencari hiburan dengan mengeluarkan biaya yang cukup mahal  untuk mengatasi rasa sepinya.  Keadaan inilah yang sering membuat para ayah lupa pada keluarganya, lupa pada anak-anak di kampung, di desa; mereka menjadi terlantar bukan hanya secara batin, tetapi juga secara materi karena sikap ayah yang sudah berubah sehingga tidak lagi menafkahi anak dan isteri.
Terpisahnya ayah dengan anak-anaknya karena tugas, pekerjaan atau bisnis itu menunjukkan ayah tidak dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya.  Dalam kitab Keluaran kita dapat mempelajari tentang ”Kisah teladan seorang Ayah yaitu Musa”.  Demikian yang tertulis dalam ayat Firman Tuhan ini, supaya mengilhami Anda sebagai ayah untuk menjadi teladan bagi anak-anak dan isteri. Kitab Keluaran pasal 4:20 dan Kitab Keluaran  pasal 18:2:  
Kel 4:20 ”Kemudian Musa mengajak isteri dan anak-anaknya lelaki, lalu menaikkan mereka ke atas keledai dan ia kembali ke tanah Mesir; dan tongkat Allah itu dipegangnya di tangannya”
Kel 18:2   ”Lalu Yitro, mertua Musa, membawa serta Zipora, isteri Musa -- yang dahulu disuruh Musa pulang” 
Dari pembacaan firman Tuhan ini kita dapat memetik  Kisah teladan Ayah dari Musa.  
Pertama, Musa menolak pisah dengan anak isterinya demi tugas.  Ketika itu Musa di utus Tuhan pergi ke Mesir untuk membawa ke luar bangsa Israel dari Mesir. Tentunya tugas yang berat ini akan dikerjakan Musa bukan dalam waktu yang sekejap. tetapi memerlukan waktu bertahun-tahun. 
Kemudian jarak dari Midian ke Mesir bukanlah suatu jarak yang dapat ditempuh sehari perjalanan tetapi dalam waktu yang cukup lama. Karena itulah Musa sebagai ayah teladan sudah memikirkan semuanya sebelum Ia siap menerima tugas itu dari Tuhan. Alkitab berkata, Musa membawa anak-anaknya berserta keluarganya ke Mesir ditempat ia akan bertugas. Musa tidak mau terpisah dari keluarganya karena ia harus memimpin, memelihara dan membimbing keluarganya.
Musa sebagai ayah terlihat di sini adalah ayah yang sangat peduli segala kebutuhan anak dan isterinya. Bisa saja Musa meninggalkan anak isterinya di rumah mertuanya, kemudian Musa mengirimkan biayanya setiap bulannya, tetapi Musa tidak mau memberikan tanggung-jawabnya sebagai ayah kepada pihak ketiga. Musa bertanggung-jawab terhadap tugas dan keluarganya.  Sebagai ayah, Anda tidak  cukup hanya memikirkan kebutuhan jasmani saja.  Uang yang Anda cari dan Anda berikan kepada anak-anak bukanlah jaminan bahwa Anda sudah mencukupi semua kebutuhan anak  atau isteri Anda.  Anak dan isteri Anda disamping memerlukan kebutuhan materi, mereka juga membutuhkan kebutuhan batiniah dari Anda, seperti membelai, menasehati, mengajar, membujuk, mengasihi, memperhatikan dan merawat mereka. Tanggung jawab Anda sebagai ayah adalah seluruh kebutuhan yang ada dalam rumah tangga Anda, maka barulah dikatakan sebagai ayah.  Musa melakukan itu, dan ia tidak menitip anaknya kepada mertuanya. Musa tidak menitip anaknya kepada orang tuanya, Musa tidak menitip anaknya kepada tetangga. Musa membawa anaknya bersamanya, dan anak serta isterinya nyaman, tenang dan damai bersamanya.
Kemudian yang kedua adalah:  Musa bertanggung-jawab atas keselamatan anak dan isterinya.  Selama bertugas Musa banyak mengalami pertentangan dari Firaun atau orang-orang Mesir dalam membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir.  Melihat tantangan itu bisa berakibat kepada anak dan isterinya,  Musa mengungsikan anak dan isterinya kembali ke Midian.  Musa menitipkan anak dan Isterinya kepada Yitro demi keselamatan ancaman bahaya yang sewaktu-waktu datang dari orang Mesir kepada orang Israel. Cara Musa ini adalah cara yang sangat bijaksana,  di tengah-tengah kesibukannya memikirkan dan memimpin bangsa Israel, ia masih sempat memikirkan keselamatan anak dan isterinya.  Oleh karena itu demi kebaikan anak dan isterinya maka dengan terpaksa Musa harus mengembalikan anak dan isterinya ke Midian ke tempat mertuanya untuk sementara. Maka pada saat Musa dan bangsa Irael berhasil ke luar dari Mesir dan mereka tinggal di padang gurun  sebagaimana tertulis dalam Kitab Keluaran pasal 18:2 dan 3 yang berkata bahwa Yitro membawa anak dan Isteri Musa dan menyerahkannya kepada Musa. Perhatikanlah bahwa ketika bertugas Musa tidak membawa bahaya pada keluarganya. Ia kembali harus bersama-sama dengan anak dan isterinya.  Inilah teladan Musa yang perlu kita teladani sebagai seorang ayah.  Ia tidak mau terpisah dari keluarganya oleh karena tugas, tetapi ia juga tidak mau keluarganya menjadi korban karena tugasnya.  Musa adalah orang berhikmat dalam menata tugas dan  tanggung jawabnya, baik di luar rumah tangganya mau pun dalam rumah tangganya. Musa adalah ayah yang menjadi teladan bagi kita saat ini supaya kita sebagai ayah memikirkan, memelihara dan merawat keluarga kita dengan bijaksana.  Kita tidak menjadi korban tugas, dan kita pun tidak menjadi korban keluarga.  Keseimbangan antara tugas dan keluarga inilah yang dijalankan oleh Musa. Ia mampu memimpin bangsa Israel, dan ia juga mampu memimpin anak dan isterinya.


Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Menjadi Ayah Yang Baik Dan Hangat


Di masa lalu yang namanya ayah itu selalu ditakuti. Ia juga figur yang dianggap sebagai penanggung jawab moral keluarga, yang menurunkan nilai-nilai penting pada anak-anaknya. Untuk itu ayah harus menakutkan! Kalau perlu, ayah tak perlu banyak bicara tapi anak takut.  Keadaan yang demikianlah yang membuat terputusnya komunikasi antara anak dengan ayah. Seorang ayah menjaga wibawanya sedangkan anak takut memberi pendapat, jadi hanya menerima apa saja yang diberikan oleh sang ayah! Kondisi demikian tidaklah memungkinkan untuk seorang ayah dapat menjalin persahabatan dengan anak-anaknya, dan sebaliknya anak-anak pun tidak dapat secara leluasa dan merdeka berpendapat dan bersikap. Oleh karena itu  ia dijauhi atau jauh dari anak-anaknya.  Sebuah kata bijak dari CICERO demikian, Kita tidak dapat mengasihi orang yang kita takuti dan orang yang takut terhadap kita”
Jika keadaannya sudah demikan parah, maka apa jadinya dengan masa depan keluarga. Apa jadinya dengan masa depan anak-anak, apa jadinya dengan relasi antar keluarga, apa jadinya dengan pertumbuhan mental anak-anak? Untuk  menyikapi inilah  maka akhir-akhir ini sejak tahun 1997 ada dorongan gerakan partisipasi laki-laki di dalam keluarga. Banyak ayah muda masa kini di berbagai belahan dunia merasa tidak adil kalau harus jadi sosok yang menakutkan.  "Masakan sosok seorang ayah harus ditakuti oleh anak-anaknya, sehingga ia dijauhi atau jauh dari anak-anaknya?" begitulah pikir mereka. Dari sini timbul kesadaran bahwa ayah masa kini  tidak ingin seperti ayah zaman dulu yang bersifat feodal, tetapi ayah masa kini harus bisa menjadi ayah yang baik dan hangat.
Menjadi ayah yang baik dan hangat haruslah berjuang, harus berani berkorban, harus rela melayani bukan menuntut untuk dilayani.
Pertanyaannya: bagaimana menjadi ayah yang baik dan hangat? Untuk menjadi ayah yang baik dan hangat, Anda harus mengubah sebuah paradigma dalam merawat, memelihara dan mengasuh anak-anak. Paradigma yang sering keliru adalah pandangan bahwa pengasuhan anak dalam keluarga adalah menjadi porsi ibu. Seorang ayah hanya bertanggung-jawab dalam mencari nafkah.  Paradigma yang salah ini harus diubah menjadi pengasuhan anak adalah tanggung jawab bersama orang tua, apakah ayah atau pun ibu, sesuai dengan konteks waktu dan kesempatan.  Jadi tidak ada pemisahan, apakah yang ini cocok untuk pekerjaan ibu dan yang itu cocok untuk pekerjaan ayah.  Dalam rangka pengasuhan, pemeliharaan  dan perawatan, ada hal-hal yang perlu dicermati oleh sang ayah supaya menjadi ayah yang baik dan hangat dalam pandangan anak-anak maupun Keluarga.
Pertama, dari segi waktu, luangkanlah  waktu Anda untuk aktivitas di rumah. Maksudnya, Anda mesti menerima bahwa kehadiran si kecil mengharuskan Anda mengurangi segala kebebasan dan hobi Anda, dan membagi waktu, membagi tenaga dan membagi pikiran  secara bijaksana pada si kecil, dan pada hobi dan tugas luar Anda. 
Kedua, untuk menjadi ayah yang baik dan hangat, Anda perlu menerjang asumsi yang sudah melekat pada masyarakat yang mengatakan: “Anak tidak boleh memegang kepala orang tua, hal itu dianggap kurang ajar, dan pegang kepala orang tua itu bisa kualat. Hal ini harus dibuang jauh-jauh, kemudian kembangkanlah konsep pertemanan di mana ayah tidak selalu memerintah atau pun melarang, tidak banyak tabu dan aturan-aturan yang kaku.
Sebagai orang tua mereka pun juga bisa ditegur atau diajak bermain!  Untuk diajak bermain ini adalah satu hal yang penting dalam membina hubungan yang mesra antara ayah dan anak?
Banyak yang bisa dilakukan, misalnya: dengan bermain bersama, membantu membuat pekerjaan rumah, bermain kuda-kudaan, berenang bersama di kolam renang, yang penting adalah dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas kebersamaan dengan anak di rumah maupun di luar rumah.  Saya variatif dalam membina kebersamaan dengan anak-anak.  Terkadang saya ajak anak-anak buat api unggun kecil-kecilan, terkadang bakar lilin ulang tahun seolah-olah sedang merayakan ulang tahun, dan juga kadang main petak umpet.  Semua yang saya lakukan ini bisa membawa kami dengan perasaan gembira, tertawa bersama dan hubungan kami dengan anak-anak sangat mesra sekali. Hubungan yang mesra antara saya dan anak-anak memungkinkan saya menginjak ke langkah berikutnya untuk menjadi ayah yang baik dan hangat, yaitu  menjalin komunikasi terbuka dengan  anak-anak.  Selain bermain tadi berikanlah  peluang seluas-luasnya bagi anak untuk bercerita dan didengarkan. Jadilah pendengar yang empati penuh perhatian.  Jika anak Anda membagikan masalahnya kepada Anda, haruslah Anda tanggapi dengan serius dan berusaha bersama untuk mencari  solusi.  Perlu Anda perhatikan jangan sekali-kali mengkritik, mempersalahkan dan menyuplai banyak nasehat kepada anak Anda tatkala ia sedang curhat, karena ia tidak membutuhkan itu. Tatkala anak membagikan masalahnya, yang ia butuhkan adalah perhatian Anda, reaksi Anda yang positif, dan dukungan Anda. Nasehat boleh Anda berikan nanti setelah emosional anak Anda mulai reda.  Ia sudah siap menerima nasehat dari Anda dan bersedia melakukannya. Perlu diingat, semakin besar dukungan Anda terhadap anak, semakin tinggi perilaku positif anak.  Itulah manfaatnya menjadi ayah yang hangat...








Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Kegemukan Pada Anak




Anak Gemuk Memang Lucu!  Banyak orang dewasa  menyukai bahkan gemas terhadap anak-anak yang gemuk.  Tidak heran kalau sebagian dari orang tua membuat program gemuk terhadap anak-anaknya.  Menyajikan makanan yang penuh dengan gizi supaya anak-anaknya  gemuk bak badut yang menyenangkan setiap orang. Tapi yang terjadi,  kegemukan adalah masalah kesehatan. Kemungkinan besar tidak lama lagi gangguan akan menimpa si anak “lucu” itu.  Pendeknya,  lebih dari usia satu tahun, bobot anak yang berlebihan bisa  menyimpan masalah kesehatan di kemudian hari.

Kegemukan pada anak-anak harus diantisipasi dan diatasi supaya tidak menjadi masalah bagi anak maupun bagi orang tua.  Untuk mengantisipasi dan mengatasi kegemukan pada anak anda perlu tahu ”Mengapa anak-anak bisa  kegemukan?”
Pada dasarnya, kegemukan atau yang disebut dengan  obesitas  terjadi karena ketidak-seimbangan antara masuk dan keluarnya energi. Akibatnya, terjadilah kelebihan energi, yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Sembilan puluh persen kegemukan adalah akibat makan berlebihan. Ini disebut kegemukan primer. Sepuluh persen sisanya kegemukan karena penyakit atau gangguan hormonal atau gangguan yang diturunkan. Mereka ini masuk kelompok kegemukan sekunder. Sebenarnya kegemukan primer dapat dikendalikan. Kuncinya, waspada sejak dini! Apalagi kegemukan jenis ini biasanya terjadi akibat interaksi berbagai faktor yang dikelompokkan jadi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik, berarti sudah bawaan si anak. Sementara faktor lingkungan yang ikut berperan besar adalah faktor nutrisi, mulai dari jenis makanan sampai perilaku makan yang berlebihan -- baik porsi maupun frekuensinya. Tentunya, aktifitas fisik yang kurang akibat obat (steroid), atau faktor gaya hidup juga amat berpengaruh.

Jika ada anjuran agar dampak kegemukan dievaluasi sejak dini bukannya tanpa dasar. Dari penelitiaaan, 40% anak kegemukan yang diperiksa melalui skrining USG hati ternyata mengalami gangguan penyakit hati  yang dapat berlanjut jadi pengerutan jaringan hati,  bahkan kanker hati. Penurunan berat badan diduga akan menormalkan kadar enzim hati dan juga ukuran hati. Tak hanya itu. Penyumbatan atau gangguan saluran pernapasan ketika tidur juga sering dialami si bongsor. Ini adalah suatu info  yang sangat menakutkan! Tapi ada baiknya, supaya kita terdorong untuk antisipasi dini.  Gejalanya adalah mulai dari mengompol sampai mengorok.  Ia juga bisa mengalami gangguan saluran pernapasan, akibat adanya penebalan jaringan lemak di tenggorokan yang seringkali diperberat oleh pembesaran jaringan amandel.  Penyumbatan saluran napas di malam hari yang terus-menerus ini menyebabkan si kecil tidur gelisah serta menurunkan asupan oksigen ke tubuhnya.  Akibatnya, ia akan mengantuk dan tampak lelah besoknya. Kalau sudah begini, ia akan merasa tidak nyaman.  Dan akan susah bagi si kecil untuk bertingkah lucu atau menggemaskan kalau keadaannya seperti itu bukan?            

Suatu informasi mengenai kasus kegemukan dan risiko yang terjadi akibat kegemukan di Indonesia, angka kejadian kegemukan di beberapa SD di Jakarta menunjukkan antara 10–30%.  Para Dokter sangat menganjurkan pencegahan ataupun penanganan dini! Untuk diketahui saja bahwa tekanan darah tinggi  atau hipertensi bisa ditemukan pada sekitar 20-30% anak yang kegemukan. Oleh karena itu,  segeralah timbang berat badan anak Anda.

Ada Beberapa Risiko yang bisa terjadi akibat kegemukan, antara lain:
·         Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti pembesaran jantung atau peningkatan  tekanan  darah
·         Gangguan metabolisme glukosa, misalnya intoleransi glukosa
·         Gangguan kedudukan tulang berupa kaki pengkor atau tergelincirnya bagian  sambungan tulang paha (terutama pada anak laki-laki)
·         Gangguan kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering bergesekan
·         Gangguan mata, seperti penglihatan ganda, terlalu sensitif terhadap cahaya, dan batas   pandangannya jadi lebih sempit

Batasan atau ciri-ciri bahwa anak sudah termasuk pada obesitas:(“Anatomi” Si Gemuk)
·         Wajah membulat
·         Pipi tembem
·         Dagu rangkap
·         Leher relatif pendek
·         Dada membusung
·         Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.
·         Kedua tungkai umumnya berbentuk X, dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan, dan bisa menimbulkan lecet.  

Jika lemak pada anak Anda lebih banyak berada di bagian atas tubuh, yaitu dada dan pinggang, maka bentuk tubuh yang seperti ini berisiko lebih besar terkena penyakit kardiovaskular, hipertensi dan diabetes. Sebagai orang tua segeralah bertindak, Anda berperan besar dalam menjaga kesehatan buah hati tercinta. Caranya?  
Atur pola makan si kecil. Ini berarti pilihan menu makanan si kecil harus sehat dengan zat-zat gizi yang seimbang. Juga jumlah makanannya mesti pas. Tidak terlalu banyak, namun tidak juga terlalu sedikit porsinya. Aturan ini tidak hanya berlaku untuk si balita Anda, tetapi juga seluruh keluarga. Cara lain adalah meluangkan waktu untuk mengajak si kecil lebih banyak beraktifitas fisik. Dengan beraktifitas fisik, energi yang keluar diharapkan bisa seimbang dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi.


Sebenarnya, pencegahan kegemukan bisa dimulai dari pemberian ASI secara eksklusif, sebab pemberian ASI tidak akan membuat jumlah susu yang masuk berlebihan. Sementara itu, jika balita diberi susu formula, orang tua cenderung memaksanya untuk menghabiskan semua susu yang sudah ada dalam botol. Ini bisa menyebabkan kegemukan.  Mencegah anak kegemukan dapat segera dilakukan sejak dini jika Anda memiliki prinsip hidup cukup.  Pengertian cukup adalah memberi menu yang cukup sesuai dengan kebutuhan anak-anak.  Ada sebuah kata bijak demikian:  Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah”.  Karena itu, cukupkanlah makanan atau minuman bagi anggota keluarga Anda supaya menjadi keluarga sehat dan hidup berbahagia. Selamat mencoba…
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Virus Polio



Sejumlah pertanyaan tentang penyakit polio ada di benak banyak keluarga muda.  Hal ini timbul antara lain karena terjadinya kelumpuhan yang di derita anak bila terserang penyakit ini, bahkan bisa menimbulkan kematian.  Tetapi ada juga sebagian keluarga yang tidak tahu dan tidak mau tahu dengan Virus Polio, khususnya mereka yang  tinggal di pedesaan, di pedalaman bahkan di perkotaan pun ada sejumlah orang tua yang kurang tanggap dengan virus ini.  Ketika diadakan imunisasi Polio di Posyandu, sebagian masyarakat perkotaan ekonomi menengah ke bawah ada yang  merasa takut dan tidak membawa anaknya untuk diimunisasi.  Mengapa? Karena ada pemberitaan yang tidak jelas  bahwa karena Polio ada anak yang mengalami kelumpuhan total dan kematian paska imunisasi  Polio. Padahal berita itu tidaklah benar, karena anak yang mengalami kelumpuhan atau kematian setelah imunisasi sesungguhnya sudah mengidap penyakit tertentu. Sudah saatnya bagi kita untuk mempunyai motto keluarga hidup sehat dan terbebas dari Virus Polio. Bagaimana caranya? 

Apa itu polio dan bagaimana polio ditularkan?
1.  Apakah polio itu? Poliomyelitis (polio) adalah penyakit yang menular, yang diakibatkan oleh virus polio. Penyakit ini menyerang sistim syaraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian dalam hitungan beberapa jam.
2.    Bagaimanakah polio ditularkan? Virus polio (secara ilmiah dikenal sebagai virus polio liar -WPV) memasuki tubuh melalui mulut, dan disebabkan oleh air atau makanan yang telah terkontaminasi tinja dari orang yang sudah terjangkit polio. Virus tersebut berkembang biak di dalam usus dan dikeluarkan oleh orang yang terjangkit melalui tinjanya yang kemudian dapat meneruskan virus itu kepada orang-orang lain.
3.    Apa saja gejala-gajala polio? Gejala-gejala awal polio adalah:
·         Demam
·         Rasa lelah
·         Muntah-muntah
·         Rasa kaku pada leher
·         Rasa sakit pada kaki atau tangan
4.  Siapakah yang berisiko terjangkit polio? Polio terutama menyerang anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita).
5.  Apakah akibat dari penyakit polio? Akibat-akibat dari polio adalah:
-      Satu dari 200 orang yang terjangkit polio akhirnya mengalami kelumpuhan yang tidak dapat disembuhkan (biasanya pada kakinya).
-      Di antara yang lumpuh itu, 5-10% meninggal dunia ketika otot-otot pernapasannya dilumpuhkan oleh virus tersebut.
6.  Apakah polio dapat disembuhkan? Tidak, polio tidak dapat disembuhkan! Polio hanya  dapat dicegah dengan imunisasi.           

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dan dilakukan berkaitan dengan polio:
·         Polio tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dicegah.  Polio adalah musuh yang berbahaya bagi anak-anak karena dapat menyebabkan kelumpuhan. Sekali pun tidak dapat disembuhkan, Polio bisa kita cegah dengan imunisasi.

·         Vaksin polio adalah satu-satunya senjata yang manjur, aman dan halal. Satu-satunya cara menghadapi polio adalah memberikan vaksin polio yang diteteskan ke mulut balita, biasa disebut Oral Polio Vaccine (OPV). Vaksin ini aman, efisien dan manjur untuk memberikan perlindungan seumur hidup. Imunisasi dengan vaksin OPV ini perlu diberikan beberapa kali.
·         Setiap anak balita harus datang ke Pekan Imunisasi Nasional. Jadi kalau ada PIN bawalah anak Anda,  atau ingatkan dan ajak juga para tetangga yang mempunyai anak balita untuk ikut PIN. Biasanya diadakan di Posyandu atau Puskesmas atau tempat lain yang disepakati. Melalui PIN ini anak akan diberikan vaksin atau suntikan yang diperlukan semasa balita, termasuk pencegahan polio ini. Jadi orang tua wajib membawa setiap anak balitanya ke pos-pos pelayanan imunisasi setiap kali PIN diselenggarakan.
·         Polio sangat menular! Satu anak saja yang tidak diimunisasi, maka seluruh anak yang ada di sekitarnya bisa terancam polio.
·         Sebenarnya selama 10 tahun Indonesia sudah bebas polio, tetapi kini Indonesia kembali diserang virus polio. Tiba-tiba saja polio masuk kembali ke Indonesia. Penyebaran penyakit ini begitu cepat, tanpa mengenal status sosial ataupun batas wilayah. Dan setiap anak yang belum diimunisasi berisiko terhadap penyakit polio.
·         Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membasmi polio dari Indonesia. Adalah tugas kita untuk melakukan usaha apa pun untuk melindungi anak-anak kita. Balita kita tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka bergantung kepada kita untuk bisa diselamatkan dari ancaman polio.
·         Anak kita berhak hidup sehat dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Merebaknya polio membuktikan betapa pentingnya imunisasi rutin terhadap berbagai penyakit yang menyerang anak. Anak-anak kita berhak hidup sehat, dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
·         Begitu banyak cara untuk menyampaikan dukungan Anda, dan pasti Anda bisa! Kita semua bisa: bergabung bersama menyebar-luaskan ajakan ini, agar semua anak bebas polio! Anda bisa menyebarkan kepada para teman dan tetangga Anda tentang bahaya polio. Ajarkan kepada anak-anak mengenai polio di sekolah. Bergabunglah dengan masyarakat di sekitar Anda pada Pekan Imunisasi Nasional untuk mendorong agar anak-anak diimunisasi.

Sekali lagi, polio tidak bisa diobati tetapi bisa dicegah. Satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah imunisasi. Bawalah balita Anda untuk mendapatkan imunisasi yang diperlukan semasa balita, karena akan sangat bermanfaat bagi perkembangan kesehatannya di masa mendatang. Jangan lupa kalau ada Pekan Imunisasi Nasional, ajaklah juga tetangga Anda yang punya anak balita untuk mengikutinya. Selamat hidup sehat...





Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.