Di masa
lalu yang namanya ayah itu selalu ditakuti. Ia juga figur yang dianggap
sebagai penanggung jawab moral keluarga, yang menurunkan nilai-nilai penting
pada anak-anaknya. Untuk itu ayah
harus menakutkan! Kalau perlu, ayah tak perlu banyak bicara tapi anak takut. Keadaan yang demikianlah yang membuat
terputusnya komunikasi antara anak dengan ayah. Seorang ayah menjaga wibawanya
sedangkan anak takut memberi pendapat, jadi hanya menerima apa saja yang
diberikan oleh sang ayah! Kondisi demikian tidaklah memungkinkan untuk seorang
ayah dapat menjalin persahabatan dengan anak-anaknya, dan sebaliknya anak-anak
pun tidak dapat secara leluasa dan merdeka berpendapat dan bersikap. Oleh karena
itu ia dijauhi atau jauh dari anak-anaknya. Sebuah kata bijak dari CICERO demikian, “Kita tidak dapat mengasihi orang yang kita takuti dan
orang yang takut terhadap kita”
Jika keadaannya sudah demikan
parah, maka apa jadinya dengan masa depan keluarga. Apa jadinya dengan masa
depan anak-anak, apa jadinya dengan relasi antar keluarga, apa jadinya dengan
pertumbuhan mental anak-anak? Untuk
menyikapi inilah maka akhir-akhir
ini sejak tahun 1997 ada dorongan gerakan partisipasi laki-laki di dalam keluarga.
Banyak ayah muda masa kini di berbagai belahan dunia merasa tidak adil kalau
harus jadi sosok yang menakutkan.
"Masakan sosok seorang ayah harus ditakuti oleh anak-anaknya, sehingga
ia dijauhi atau jauh dari anak-anaknya?" begitulah pikir mereka. Dari sini
timbul kesadaran bahwa ayah masa kini
tidak ingin seperti ayah zaman dulu yang bersifat feodal, tetapi ayah
masa kini harus bisa menjadi ayah yang baik dan hangat.
Menjadi ayah yang baik
dan hangat haruslah berjuang, harus berani berkorban, harus rela melayani bukan
menuntut untuk dilayani.
Pertanyaannya:
bagaimana menjadi ayah yang baik dan hangat? Untuk menjadi ayah yang baik dan
hangat, Anda harus mengubah sebuah paradigma dalam merawat, memelihara dan
mengasuh anak-anak. Paradigma yang sering keliru adalah pandangan bahwa
pengasuhan anak dalam keluarga adalah menjadi porsi ibu. Seorang ayah hanya bertanggung-jawab
dalam mencari nafkah. Paradigma yang
salah ini harus diubah menjadi pengasuhan anak adalah tanggung jawab bersama orang
tua, apakah ayah atau pun ibu, sesuai dengan konteks waktu dan kesempatan. Jadi tidak ada pemisahan, apakah yang ini
cocok untuk pekerjaan ibu dan yang itu cocok untuk pekerjaan ayah. Dalam rangka pengasuhan, pemeliharaan dan perawatan, ada hal-hal yang perlu
dicermati oleh sang ayah supaya menjadi ayah yang baik dan hangat dalam
pandangan anak-anak maupun Keluarga.
Pertama, dari segi waktu,
luangkanlah waktu Anda untuk aktivitas
di rumah. Maksudnya, Anda mesti menerima bahwa kehadiran si kecil mengharuskan
Anda mengurangi segala kebebasan dan hobi Anda, dan membagi waktu, membagi
tenaga dan membagi pikiran secara
bijaksana pada si kecil, dan pada hobi dan tugas luar Anda.
Kedua, untuk menjadi ayah
yang baik dan hangat, Anda perlu menerjang asumsi yang sudah melekat pada
masyarakat yang mengatakan: “Anak tidak boleh memegang kepala orang tua, hal
itu dianggap kurang ajar, dan pegang kepala orang tua itu bisa kualat. Hal ini
harus dibuang jauh-jauh, kemudian kembangkanlah konsep pertemanan di mana ayah
tidak selalu memerintah atau pun melarang, tidak banyak tabu dan aturan-aturan
yang kaku.
Sebagai orang tua
mereka pun juga bisa ditegur atau diajak bermain! Untuk diajak bermain ini adalah satu hal yang
penting dalam membina hubungan yang mesra antara ayah dan anak?
Banyak yang bisa
dilakukan, misalnya: dengan bermain bersama, membantu membuat pekerjaan rumah,
bermain kuda-kudaan, berenang bersama di kolam renang, yang penting adalah
dapat meningkatkan kualitas maupun kuantitas kebersamaan dengan anak di rumah
maupun di luar rumah. Saya variatif
dalam membina kebersamaan dengan anak-anak.
Terkadang saya ajak anak-anak buat api unggun kecil-kecilan, terkadang
bakar lilin ulang tahun seolah-olah sedang merayakan ulang tahun, dan juga
kadang main petak umpet. Semua yang saya
lakukan ini bisa membawa kami dengan perasaan gembira, tertawa bersama dan
hubungan kami dengan anak-anak sangat mesra sekali. Hubungan yang mesra antara
saya dan anak-anak memungkinkan saya menginjak ke langkah berikutnya untuk
menjadi ayah yang baik dan hangat, yaitu
menjalin komunikasi terbuka dengan
anak-anak. Selain bermain tadi
berikanlah peluang seluas-luasnya bagi
anak untuk bercerita dan didengarkan. Jadilah pendengar yang empati penuh
perhatian. Jika anak Anda membagikan
masalahnya kepada Anda, haruslah Anda tanggapi dengan serius dan berusaha
bersama untuk mencari solusi. Perlu Anda perhatikan jangan sekali-kali
mengkritik, mempersalahkan dan menyuplai banyak nasehat kepada anak Anda
tatkala ia sedang curhat, karena ia tidak membutuhkan itu. Tatkala anak membagikan
masalahnya, yang ia butuhkan adalah perhatian Anda, reaksi Anda yang positif,
dan dukungan Anda. Nasehat boleh Anda berikan nanti setelah emosional anak Anda
mulai reda. Ia sudah siap menerima
nasehat dari Anda dan bersedia melakukannya. Perlu diingat, semakin besar
dukungan Anda terhadap anak, semakin tinggi perilaku positif anak. Itulah manfaatnya menjadi ayah yang hangat...
kk210 tecovas side zip boots,hanwag tashi,dc shoes パーカー,mollyboothrvatska,pepe jeans perfume cocktail,carhartt chile,pepe jeans shop hu,moonbootjapan,vasque zapatillas xn384
ReplyDelete