Saturday, August 31, 2013

“BELAJAR MENDENGAR”



Yakobus 1:19
Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. 

Seorang ibu menerima telepon dari seorang gadis pada tengah ma-lam. "Mama?" terdengar suara di seberang sana melalui telepon. "Mama, malam ini aku mabuk. Beberapa hari ini aku lari dari rumah. Dan aku takut sekali karena aku hamil, Ma.” Blaaarr... bagai disambar petir, ibu ini terdiam sejenak. ”Mama, semestinya aku sudah bilang pada Mama. Tapi bila kita bicara, Mama hanya menyuruhku MENDENGARKAN nasehat Mama. Selama ini Mamalah yang selalu berbicara. Sebenarnya aku ingin bicara pada Mama, tetapi Mama tak mau MENDENGARKAN. Mama tak pernah mau mendengarkan perasaanku. Mungkin Mama anggap perasaanku tidaklah penting. Terkadang aku tak membutuhkan nasehat Mama. Aku hanya ingin Mama mau mendengarkan aku.” Airmata meleleh dari mata ibu ini. Tiba-tiba ibu ini tersadar, bangun dan berjalan keluar menuju kamar anak gadisnya ternyata gadisnya tidur lelap. HUH!!!! TERNYATA SALAH SAMBUNG. Namun sang ibu mendapatkan pelajaran yang berharga melaluinya, yaitu belajar mendengarkan.

Sebagai orang tua, kita lebih cenderung berkata-kata ketimbang MENDENGARKAN. Memberi nasehat, mengomel, bahkan marah pada anak-anak kita. Mereka selalu menjadi obyek dari perasaan kita, dan sebagai yang lemah mereka selalu kalah. Tetapi, apakah kemenangan kita berbuahkan kebaikan bagi keluarga kita? Belum tentu. Ilustrasi di atas menjadi cermin bagi kita orang tua, supaya mau mende- ngarkan, karena dengan mendengarkan kita sudah memberi nasehat yang baik dan bermanfaat pada anak-anak kita.
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment