Saturday, May 31, 2014

Peran Istri Dalam Menciptakan Kemesraan Keluarga


Istri merupakan pilar rumah tangga. Jika ia lemah maka rubuhlah rumah tangga itu, jika ia kuat maka berdiri teguhlah rumah tangga itu.  Sebagai pilar berarti posisinya dapat mengukuhkan dan dapat menghancurkan keluarga. Tidak sedikit dijumpai bahwa istri sebagai penghancur rumah tangganya.  Secara sadar mau pun tidak sadar mereka merusak keluarganya dengan cara  keranjingan kegiatan di uar rumah, seperti: arisan, fitness, yoga, karaoke, latihan tari, Dharma Wanita, dlsb.  Kegiatan di luar menjadi alasan bagi istri untuk tidak mengurus rumah tangganya.  Melihat contoh kondisi ini, berarti peran istri  dapat menciptakan kemesraan dalam keluarga, jika istri memposisikan dirinya sebagaimana  seharusnya.

Kitab Amsal pasal 31:10–31 dapat mendasari pembicaraan ini, namun cukuplah jika dibaca dari ayat yang ke 10 sampai 14 saja.
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.
Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya.Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.

Seorang istri yang memberikan diri kepada keluarga dapat menciptakan suasana mesra dalam keluarga.  Dalam kitab Amsal pasal 31 menjelaskan secara terperinci bagaimana istri yang memberikan diri kepada keluarganya.  Pada ayat 13-15 istri dikatakan senang bekerja atau disederhanakan dengan kalimat, senang melayani keluarganya.  Istri yang senang melayani keluarganya, mengundang kepercayaan dari suami.  Mengapa? Karena pekerjaan di dalam rumah tangga itu pasti telaksana sebagaimana mestinya. Istri yang senang melayani akan memperhatikan secara detail kebutuhan keluarganya, seperti kebutuhan suami, kebutuhan anak-anak bahkan kebutuhan pembantunya.  Itulah sebabnya ayat 15 membeberkan mengenai istri yang cakap dan yang memberi diri kepada keluarganya, bangun lebih awal dan menyediakan makanan bagi keluarganya serta mengelola seluruh pekerjaan di seputar rumahtangganya. 

Sungguh besar peran istri untuk menciptakan suasana mesra dalam keluarga. Istri mengepalai seluruh proyek yang ada dalam rumah tangga itu dan mempertanggung-jawabkannya kepada suami sebagai kepala.  Memang ada keluarga dimana istri tidak langsung menangani sendiri pekerjaan yang berkenaan dengan  dapur,  tetapi tehnis dan tanggung jawabnya tetap berada pada istri. Sedangkan anak, famili atau pembantu adalah pelaksana dari tugas yang dimandatkan oleh istri.  Istri harus merancang/merencanakan setiap hari kesejahteraan dalam rumah tangganya.  Semua ini dapat dilaksanakan jika istri senang melayani.  Permasalahan yang sering terjadi sehingga kemesraan terusik dalam keluarga adalah istri memberikan semua tanggung jawab kepada pembantu atau famili yang menumpang di rumah tersebut.  Bahkan tugas mendidik anak, mengajar, memberi makan, mengganti popok diserahkan kepada pembantu. Jika kondisinya demikian rumah tangga akan ambruk karena peran istri yang buruk atau malas. 
Istri yang berperan sebagaimana mestinya akan memberikan kesejahteraaan kepada seisi rumahnya.  Dia senang bekerja, tidak malas-malasan, tidak suka ngerumpi dan perhatiannya dipusatkan kepada keutuhan keluarganyanya.  Oleh karena itulah Amsal mengatakan bahwa istri yang cakap lebih berharga dari permata. Mengapa istri dibandingkan dengan permata? Karena tidak seorang pun yang tidak suka dengan permata. Permata memiliki nilai tinggi dan penulis amsal membandingkan istri yang cakap lebih dari yang terbaik dari segala materi.
Apakah Anda seorang istri yang cakap? Bila Anda seorang istri yang cakap, hal itu dapat dibuktikan sejauh mana Anda  memperhatikan seluruh kebutuhan keluarga. Sejauh mana Anda mendorong suami dalam pekerjaannya, sejauh mana Anda mendidik anak-anak, dan sejauh mana Anda memelihara hubungan dengan orang tua maupun mertua Anda, karena itu berkaitan dengan keluarga Anda.  Saya percaya bahwa sebagai seorang istri yang memberi diri kepada keluarganya, Anda dapat menciptakan kemesraan dalam keluarga Anda, dan disebut sebagai istri yang berbahagia yang selalu dirindukan oleh seisi rumahnya.

Istri yang memberi diri kepada keluarganya juga bercirikan ayat 12 bahwa istri menghormati suaminya.  Istri yang tidak hormat kepada suaminya identik dengan berbuat jahat.  Istri yang berbuat jahat kepada suaminya perlakuannya  selalu meremehkan pekerjaan/penghasilannya, membicarakan kelemahan suami kepada anak-anak bahkan kepada orang lain, serta menghianatinya.  Seorang istri yang menghormati suaminya, akan menerima segala kelemahannya dan dia  melengkapi kekurangan suaminya  dengan kelebihannya yang ada padanya.  Istri akan selalu menjaga wibawa sang suami di depan anak-anaknya terlebih di depan orang lain.  Istri akan menghargai pekerjaan dan penghasilan suaminya sebesar atau sekecil apa pun itu.  Istri dapat mengatur penghasilan suami secara bijak demi keluarganya.
Jika sebagai istri Anda dapat menerima segala kelemahan suami, dapat menerima penghasilan suami, dapat menghargai suami di depan anak-anak serta menjaga kerahasiaaan keluarga kepada orang lain, maka Anda disebut  istri yang memberi diri kepada keluarga Anda, serta akan menikmati suasana mesra dalam keluarga Anda.  Istri yang takut akan Tuhan dapat menciptakan suasana mesra di dalam rumah tangganya.


Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment