Friday, May 30, 2014

Konflik dan Kemesraan


Biasanya, konflik timbul karena keegoisanSurat Yakobus  4: 1,2  berbunyi demikian:
“Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa.”

Firman Tuhan menjelaskan kepada kita, bahwa konflik atau sengketa dan pertengkaran timbul dari hawa nafsu/keegoisan.  Konflik dalam rumah tangga terjadi karena masing-masing pasangan ingin memuaskan nafsunya atau memenuhi ego nya saja tanpa memikirkan yang lain.  Bukankah konflik yang terjadi antara Kain dan Habil, Esau dan Yakub, Amnon dan Absalom terjadi karena masing-masing ingin memuaskan egonya?  Sebagai contoh lagi yaitu Abraham konflik dengan Sarai juga karena ego, Alkitab mencatat demikian,
Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu. Pada waktu ia akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada Sarai, isterinya: "Memang aku tahu, bahwa engkau adalah seorang perempuan yang cantik parasnya.  Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup. Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau."Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa perempuan itu sangat cantik, dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa ke istananya. Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta.
Bisa kita interpretasikan bahwa Abraham dan Sarai mengalami konflik yang sangat besar, demi kepentingan Abraham.  Mana mungkin Sarai mau menerima begitu saja saran dari Abraham supaya dia diperistri oleh Firaun.  Pasti terjadi konflik di sana, dan oleh perlindungan Tuhan maka Sarai tidak jadi diperistri oleh Firaun.  Abaraham konflik lagi dengan Firaun yang bermuara kepada pengusiran Abraham dari Mesir.
Keegoisan selalu menciptakan konflik baik itu di masyarakat mau pun di tengah-tengah keluarga.  Selama keegoisan itu bersemayam pada masing-masing anggota keluarga, maka tidak akan terjadi kemesraan  dalam  rumah  tangga  Anda. Nasehat  Firman  Tuhan  dalam  Filipi 2:4  menyatakan,
dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga 

Kemesraan timbul seiring berakhirnya sifat egois.  Sifat egois berakhir ditandai dengan kerelaan meminta pertolongan kepada Tuhan, mengaku salah, dan sedia membicarakan konflik secara langsung.  Surat Yakobus tadi menjelaskan bahwa konflik terjadi karena tidak berdoa.  Ketidak-relaan dalam berdoa sekaligus tidak rela mengaku salah dan membicarakannya.  Jadi berdoa adalah langkah utama dalam mengakhiri sifat egois dalam diri sendiri. 
Setelah beres dengan Tuhan, kemudian Tuhan akan memberikan kerendahan hati kepada Anda untuk mengaku bahwa konflik terjadi juga karena peran kita.  Setelah pengakuan itu maka dimungkinkan bagi anda untuk membicarakan konflik itu dengan kepala dingin.  Hati Anda dan pasangan Anda akan dicairkan oleh Tuhan, ketika Anda rela datang kepadanya dan menyerahkan masalah Anda untuk diselesaikan, dan  Tuhan memberikan kekuatan kepada Anda  untuk mengaku salah dan berani membicarakan konflik itu dengan pasangan Anda.  Tuhan sebagai penolong, namun penyelesaian konflik tersebut diserahkan kepada Anda.  Nah jika Anda sudah berdoa maka Anda harus bertindak untuk mengevaluasi diri, sejauh mana peran Anda dalam konflik itu yang perlu diakui kepada pasangan Anda.  Kemudian Anda memulai untuk membicarakan konflik itu kepada pasangan anda dengan cara: Anda mengerti dan menjadikan diri Anda wadah/siap mendengar ketimbang bicara duluan. Bagaimana Anda dapat mengerti seseorang? Memang tidak mudah, karena kita cenderung untuk terlalu cepat ingin menjelaskan maksud kita dan membela diri kita. Tapi kita harus belajar untuk lebih dulu mengerti sebelum dimengerti oleh orang lain.
Surat Yakobus 1:19,20 menyatakan, “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.”
Esau dan Yakub berhasil mengatasi konflik mereka dengan pertolongan Tuhan, juga melalui kesediaan Yakub untuk bertemu dan mendengar Esau.  Yakub merendahkan diri dan siap membicarakan konflik mereka dengan Esau, akhirnya yang terjadi adalah kemesraan yang bersemayam di antara mereka.  Konflik berakhir karena egois telah disingkirkan dari hidup mereka.  Demikian juga Abraham menikmati kemesraan sampai akhir hayatnya bersama Sarai  istrinya ketika mereka berhasil melenyapkan keegoisan mereka, dan konflik pun menjauh dari hidup mereka.

Konflik dan kemesraan sering hadir bergandengan, kedua sifat ini kontradiktif tetapi realitanya dia selalu hadir dalam rumah tangga, gereja, dan masyarakat.  Perlu bagi kita memiliki suatu ketrampilan bagaimana mengatasi konflik supaya kemesraan bebas bersemayam di tengah-tengah keluarga kita. Jadikanlah konflik sebagai wadah mengundang kemesraan dalam rumah tangga Anda.


Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment