Thursday, May 29, 2014

Menciptakan Suasana Mesra Lewat Pujian.


Dengan tidak menutup mata, kita sering memperhatikan keluarga yang tercerai berai, pernikahan yang mendingin, kebekuan dalam rumah tangga.  Mengapa hal ini banyak terjadi dalam keluarga.  Penyebabnya  salah satu  adalah kritikan, intimidasi dan mempersalahkan dalam rumah tangga. Jika kritikan yang menghiasi rumah tangga setiap hari, maka dipastikan kebekuan akan tercipta di tengah-tengah rumah tangga.  Apabila kebekuan sudah terjadi, masing-masing anggota keluarga akan mencari kehangatan di luar rumah.  Suami akan mencari-cari kesibukan di kantor, istri akan keranjingan arisan, anak akan banyak kegiatan di luar rumah.  Suasana demikian adalah keretakan rumah tangga secara defakto.  Keretakan puncak adalah secara dejure yang akan dilangsungkan di Pengadilan.

Pujian dapat mencairkan kebekuan rumah tangga.  Memang pujian kelihatannya perbuatan sepele tetapi memberikan makna yang hebat di dalam hubungan.  Orang yang sukses biasanya pandai memberikan pujian; politikus, pembicara, pengusaha sering mengeluarkan kata-kata pujian.  Kalau orang hebat sering menggunakan kata pujian untuk menghangatkan hubungan mengapa tidak digunakan dalam rumah tangga Anda?  Pujian dapat menciptakan suasana mesra dalam rumah tangga Anda. Pertanyaannya bagaimana menyajikan pujian yang  bijaksana?

Untuk menciptakan suasana mesra dalam keluarga Anda, diperlukan ketrampilan memberikan pujian.  Dalam Alkitab Kidung Agung kita dapat belajar bagaimana keindahan dan suasana mesra menguasai hati mempela laki-laki dan mempelai perempuan.  Kidung Agung pasal 4 : 1–4 demikian,
“Lihatlah, cantik engkau, manisku, sungguh cantik engkau! Bagaikan merpati matamu di balik telekungmu. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead. Gigimu bagaikan kawanan domba yang baru saja dicukur, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada. Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu, dan elok mulutmu. Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu. Lehermu seperti menara Daud, dibangun untuk menyimpan senjata. Seribu perisai tergantung padanya dan gada para pahlawan semuanya. Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput di tengah-tengah bunga bakung.”
Perhatikan bagaimana ketrampilan Salomo dalam menyajikan pujian kepada istri pertamanya. Salomo mengungkapkan kekagumannya yaitu berupa kecantikan fisik dan kepribadian sang istri.  Kepribadiannya di puji dengan berkata, bagaikan merpati matamu di balik telekungmu.  Dalam budaya  dunia  Timur kuno, merpati adalah lambang ketenangan dan kedamaian. Jadi kata ini,   menunjukkan bahwa sang mempelai perempuan adalah seorang pribadi yang tenang, dan pendamai.   Salomo trampil dalam menyajikan pujian, dia tidak hanya memuji kecantikannya, tetapi memuji kepribadiannya juga.
Apabila ketrampilan Salomo ini menjadi ketrampilan  pasangan Anda, pastilah suasana rumah tangga Anda akan terasa hangat dan bergairah.  Suasana cinta mula-mula bersemi kembali, yang mengusir  kesepian, dingin, kegersangan, kebencian dan perasaan-perasaan negatif lainnya.
Pertanyaannya sekarang,  apakah di usia pernikahan Anda  saat ini masih ada kata pujian pada pasangan Anda?  Atau pujian itu sudah sepi dan nyaris tidak pernah kedengaran lagi, atau mungkin sudah dialamatkan kepada orang lain.  Kalau pujian sudah menjadi sepi dan pindah alamat, berhati-hatilah karena bahaya kebekuan sedang mengancam rumah tangga Anda.  Sadarilah itu dan perbaikilah sebelum kebekuan itu menggunung.  Biasakanlah memberikan pujian di dalam hidup Anda terutama keluarga,  karena pujian akan menciptakan suasana mesra dalam rumah tangga Anda.

Dalam memberikan pujian perhatikan kebenaran isi pujian dan ketulusan Anda.  Salomo dalam nats Alkitab tadi berkata, Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari pegunungan Gilead.”   Di Palestina, kambing biasanya berwarna hitam dan sekawanan kambing digiring turun dari gunung  pada saat matahari terbenam.  Maksudnya adalah bahwa rambut mempelai perempuan itu berwarna hitam tebal bergelombang dan mempunyai kualitas yang tiada duanya memiliki daya pesona.  Perhatikan, Salomo menyajikan pujian kepada mempelai perempuannya di dasarkan pada kenyataannya serta tulus.  Pujian di sajikan tanpa melupakan satupun keindahan-keindahan yang dilihat Salomo dari mempelai perempuannya.  Semuanya diungkapkannya secara nyata dan  jujur.  Sehingga suasana di antara kedua mempelai ini semakin mesra dan bergairah.  Pada pasal dan ayat selanjutnya mempelai perempuan kembali memuji mempelai laki-laki.
Sebagaimana nats Alkitab ini berbicara kepada Anda,  bahwa jika Anda menyajikan pujian kepada pasangan Anda pujilah dengan benar dan tulus, jangan mengada ada atau mengarang.  Sebagai contoh:  Istriku masakannya enak sekali, padahal Anda makan sedikit karena tidak enak.  Anda hanya ingin menyenangkan hati istri, tetapi tidak jujur.  Nah pujian seperti ini manipulatif dan tidak dibutuhkan pasangan Anda. Kemudian jangan memberikan pujian kepada pasangan Anda jika ada udang dibalik batu.  Pujian yang isinya tidak sesuai  dengan kenyataan cepat atau lambat baunya segera tercium.  Jika Anda memberikan pujian yang benar dan tulus Anda pun akan menerima pujian yang tulus.  Rumah tangga Anda akan dihiasi dengan gairah emosi yang positif, kehangatan dan kemesraan tumbuh subur yang membuat keluarga Anda berbahagia. Mulailah dan lakukanlah sekarang dan jangan saling menunggu.


Memang, memberikan pujian adalah salah satu resep untuk menciptakan suasana mesra di dalam rumah tangga Anda.  Perlu diperhatikan  memberikan pujian juga diperlukan ketrampilan, dan kebenaran isi pujian harus sesuai dengan kenyataan serta ketulusan Anda. 
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment