Thursday, May 29, 2014

Menciptakan Suasana Mesra Lewat Kerendahan Hati


Kebekuan dalam rumah tangga dan akhirnya sampai pada perceraian terjadi karena masing-masing menganggap dirinya lebih utama dan lebih tinggi harkat dan martabatnya.  Dengan kondisi demikian  di antara pasangan itu  sering sekali tidak terjadi kecocokan dan tidak saling melayani, justru menunggu untuk dilayani.  Suami berkata dalam hati, saya ini kan sumber kebutuhan rumah tangga, tanpa saya mana bisa hidup.  Istri pun berkata demikian, saya ini kan yang mengurus rumah tangga terlalu capek bagiku kalau dituntut lagi melayani suami.  Tanpa saya juga rumah tangga ini tidak akan berjalan dengan baik.  Keadaan yang menganggap diri lebih utama adalah pemicu keretakan dalam rumah tangga.  Jika rumah tangga sudah retak,  diperlukan usaha ekstra untuk memperbaiki bahkan membangun kembali.  Untuk mencegah keretakan, Anda perlu menciptakan suasana mesra.

Suasana mesra akan tercipta dalam rumah tangga jika Anda  menganggap orang lain lebih utama.   Paulus lewat suratnya menasehati jemaat di Filipi yang dia rintis.  Filipi 2 : 1 – 8   
Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Paulus mengingini supaya jemaat di Filipi tetap dalam satu kesatuan yang utuh, hidup dalam kehangatan kasih.  Paulus berkata supaya masing-masing jemaat mengutamakan orang lain dari pada dirinya sendiri;  artinya menyingkirkan sifat mementingkan diri sendiri.  Paulus paham benar, bahwa memelihara kepentingan diri sendiri adalah biang masalah dan sumber perpecahan.  Dengan mengutamakan kepentingan orang lain maka keterpaduan akan tercipta.  Kehangatan dan kasih akan mewarnai gereja, paguyuban, rumah tangga dan lain sebagainya. 

Watak dasar manusia adalah keinginan untuk dihargai, diutamakan, dipuji.  Jika Anda ingin keterpaduan, maka harus rela mendahulukan kepentinga orang lain.  Demikian halnya dalam rumah tangga; suami ingin dihargai, istri ingin dikasihi, anak ingin diperhatikan.  Kebutuhan ini adalah manusiawi, dengan adanya kebutuhan ini justru mendorong manusia untuk lebih produktif.  Menyadari bahwa kebutuhan akan hal tersebut adalah manusiawi, maka inilah dasar Anda untuk menyuplai kebutuhan itu bagi pasangan Anda supaya kebutuhan itu terpenuhi.  Biasanya jika kebutuhan sudah terpenuhi, biasanya manusia akan berusaha bagaimana memenuhi kebutuhan orang lain.

Anda bukan orang biasa tetapi orang luar biasa yang terlebih dahulu memenuhi kebutuhan orang lain dari pada kebutuhan diri Anda sendiri. Tuhan Yesus berkata dalam Matius  7:12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.    

Yesus berbicara kepada Anda supaya Anda  membiasakan diri mendahulukan orang lain. Suasana mesra akan tercipta jika Anda meninggalkan status. Seorang wanita pernah berkata kepada suaminya demikian, ingat ya…pa saya ini berasal dari keluarga terpandang dan papa  tau sendiri. Jadi saya tidak mau diperlakukan seperti ini.  Status Anda sebagai anak orang kayakah, sebagai anak pejabatkah atau status apa pun itu harus ditinggalkan kalau ingin menikmati suasana mesra dalam rumah tangga Anda.  Dengan status yang Anda miliki, sering sekali Anda merendahkan pasangan, dan Anda tidak akan dapat hidup mesra dengan pasangan jika membawa label itu.   Sebagaimana Yesus dalam nats di atas  menjelaskan bahwa  Yesus mengosongkan dirinya (meninggalkan statusnya) sebagai Allah dan mengambil rupa sebagai seorang hamba.  Yesus meninggalkan  segala kemuliaanNya demi mengasihi manusia, supaya Yesus bisa hidup mesra dengan manusia.  Supaya Yesus bisa memberikan dirinya demi kepentingan keselamatan manusia.  Statusnya ditinggalkan di sorga dan menjadi sama dengan manusia mengambil sikap sebagai hamba.  Jika Yesus datang kepada manusia dengan membawa status sebagai Allah, maka tidak akan ada perjumpaan dengan manusia, karena manusia adalah budak dosa.  Yesus mengutamakan manusia, datang ke dunia ini untuk melayani bukan untuk dilayani, demi keselamatan manusia Yesus berkorban taat sampai mati.

Demi suasana mesra dalam rumah tangga Anda, tinggalkanlah status Anda. Jika suatu saat ada konflik dalam rumah tangga, jangan bawa status Anda.  Status Anda sekarang adalah sebagai hamba untuk melayani anak, istri atau suami.  Kalau Anda seorang pejabat di pemerintahan, di rumah tangga Anda sebagai suami atau istri yang melayani.  Peliharalah suasana mesra dalam rumah tangga dengan meninggalkan status Anda.  Hal yang perlu Anda ingat adalah Yesus berhasil membawa damai sejahtera ditengah-tengah dunia ini, karena Yesus rela mengosongkan diri (meninggalkan status) dan menjadi manusia yang melayani.


Kerendahan hati menjadi nyata dilihat  dari sejauh mana anda mengutamakan pasangan anda/orang lain ketimbang diri Anda sendiri.  Sejauh mana Anda meninggalkan status Anda dan mengambil sikap untuk menjadi hamba di rumah tangga Anda.  Dengan kerendahan hati itu Anda akan menciptakan suasana mesra di dalam rumah tangga Anda.  Keselarasan, keterpaduan, kebahagiaan menjadi roh yang hidup dalam rumah tangga Anda.  
- Pdt. Eslo Laudin Manik -
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment