Kebekuan dalam rumah tangga dan akhirnya
sampai pada perceraian terjadi karena masing-masing menganggap dirinya lebih
utama dan lebih tinggi harkat dan martabatnya.
Dengan kondisi demikian di antara
pasangan itu sering sekali tidak terjadi
kecocokan dan tidak saling melayani, justru menunggu untuk dilayani. Suami berkata dalam hati, saya ini kan sumber
kebutuhan rumah tangga, tanpa saya mana bisa hidup. Istri pun berkata demikian, saya ini kan yang
mengurus rumah tangga terlalu capek bagiku kalau dituntut lagi melayani
suami. Tanpa saya juga rumah tangga ini
tidak akan berjalan dengan baik. Keadaan
yang menganggap diri lebih utama adalah pemicu keretakan dalam rumah
tangga. Jika rumah tangga sudah retak, diperlukan usaha ekstra untuk memperbaiki
bahkan membangun kembali. Untuk mencegah
keretakan, Anda perlu menciptakan suasana mesra.
Suasana mesra akan tercipta dalam rumah
tangga jika Anda menganggap orang
lain lebih utama. Paulus lewat
suratnya menasehati jemaat di Filipi yang dia rintis. Filipi 2 : 1 –
8
Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan
kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,karena itu
sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu
kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau
puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang
menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap
orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain
juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak
menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang
hamba, dan menjadi sama dengan manusia.Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.
Paulus mengingini supaya jemaat di Filipi
tetap dalam satu kesatuan yang utuh, hidup dalam kehangatan kasih. Paulus berkata supaya masing-masing jemaat
mengutamakan orang lain dari pada dirinya sendiri; artinya menyingkirkan sifat mementingkan diri
sendiri. Paulus paham benar, bahwa
memelihara kepentingan diri sendiri adalah biang masalah dan sumber
perpecahan. Dengan mengutamakan
kepentingan orang lain maka keterpaduan akan tercipta. Kehangatan dan kasih akan mewarnai gereja,
paguyuban, rumah tangga dan lain sebagainya.
Watak dasar manusia adalah keinginan
untuk dihargai, diutamakan, dipuji. Jika
Anda ingin keterpaduan, maka harus rela mendahulukan kepentinga orang lain. Demikian halnya dalam rumah tangga; suami
ingin dihargai, istri ingin dikasihi, anak ingin diperhatikan. Kebutuhan ini adalah manusiawi, dengan adanya
kebutuhan ini justru mendorong manusia untuk lebih produktif. Menyadari bahwa kebutuhan akan hal tersebut adalah
manusiawi, maka inilah dasar Anda untuk menyuplai kebutuhan itu bagi pasangan Anda
supaya kebutuhan itu terpenuhi. Biasanya
jika kebutuhan sudah terpenuhi, biasanya manusia akan berusaha bagaimana
memenuhi kebutuhan orang lain.
Anda bukan orang biasa tetapi orang luar
biasa yang terlebih dahulu memenuhi kebutuhan orang lain dari pada kebutuhan
diri Anda sendiri. Tuhan Yesus berkata dalam Matius 7:12 "Segala
sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian
juga kepada mereka.
Yesus berbicara kepada Anda supaya Anda membiasakan diri mendahulukan orang lain. Suasana
mesra akan tercipta jika Anda meninggalkan status. Seorang wanita pernah
berkata kepada suaminya demikian, ingat ya…pa saya ini berasal dari keluarga
terpandang dan papa tau sendiri. Jadi
saya tidak mau diperlakukan seperti ini.
Status Anda sebagai anak orang kayakah, sebagai anak pejabatkah atau
status apa pun itu harus ditinggalkan kalau ingin menikmati suasana mesra dalam
rumah tangga Anda. Dengan status yang Anda
miliki, sering sekali Anda merendahkan pasangan, dan Anda tidak akan dapat hidup
mesra dengan pasangan jika membawa label itu.
Sebagaimana Yesus dalam nats di
atas menjelaskan bahwa Yesus mengosongkan dirinya (meninggalkan
statusnya) sebagai Allah dan mengambil rupa sebagai seorang hamba. Yesus meninggalkan segala kemuliaanNya demi mengasihi manusia, supaya
Yesus bisa hidup mesra dengan manusia.
Supaya Yesus bisa memberikan dirinya demi kepentingan keselamatan
manusia. Statusnya ditinggalkan di sorga
dan menjadi sama dengan manusia mengambil sikap sebagai hamba. Jika Yesus datang kepada manusia dengan
membawa status sebagai Allah, maka tidak akan ada perjumpaan dengan manusia,
karena manusia adalah budak dosa. Yesus
mengutamakan manusia, datang ke dunia ini untuk melayani bukan untuk dilayani,
demi keselamatan manusia Yesus berkorban taat sampai mati.
Demi suasana mesra dalam rumah tangga
Anda, tinggalkanlah status Anda. Jika suatu saat ada konflik dalam rumah tangga,
jangan bawa status Anda. Status Anda
sekarang adalah sebagai hamba untuk melayani anak, istri atau suami. Kalau Anda seorang pejabat di pemerintahan,
di rumah tangga Anda sebagai suami atau istri yang melayani. Peliharalah suasana mesra dalam rumah tangga dengan
meninggalkan status Anda. Hal yang perlu
Anda ingat adalah Yesus berhasil membawa damai sejahtera ditengah-tengah dunia
ini, karena Yesus rela mengosongkan diri (meninggalkan status) dan menjadi
manusia yang melayani.
Kerendahan hati menjadi nyata dilihat dari sejauh mana anda mengutamakan pasangan anda/orang
lain ketimbang diri Anda sendiri. Sejauh
mana Anda meninggalkan status Anda dan mengambil sikap untuk menjadi hamba di
rumah tangga Anda. Dengan kerendahan
hati itu Anda akan menciptakan suasana mesra di dalam rumah tangga Anda. Keselarasan, keterpaduan, kebahagiaan menjadi
roh yang hidup dalam rumah tangga Anda.
- Pdt. Eslo Laudin Manik -
No comments:
Post a Comment