Thursday, May 29, 2014

Menciptakan Suasana Mesra lewat Saling Mengampuni.


Dalam kehidupan rumah tangga, kita sadar betul bahwa tidak ada rumah tangga yang sepanjang hari selalu damai dan tentram.  Sebetulnya kehidupan berkeluarga ditandai oleh suasana ribut mau pun suasana damai.  Biar bagaimana pun rukunnya keluarga, bukankah dalam kenyataannya terjadi juga keributan?  Mana ada suami dan istri, adik dan kakak yang tidak bernah bertengkar! Atau anak dan orang tua yang tidak pernah bertikai.  Realistisnya kerukunan dan keributan merupakan warna perjalanan hidup dalam rumah tangga. Mengapa dalam rumah tangga yang saling mencintai sekali pun dapat terjadi keributan?  Penyebabnya  tentu berbeda-beda.  Ada karena miskomunikasi, salah mengerti, salah persepsi, salah bicara dan masih banyak penyebab lainnya karena manusia memang tidak sempurna.  Keributan rentan terjadi di dalam satu keluarga atau dalam satu komunitas yang saling bersosialisasi.   Hidup rukun  adalah merupakan dambaan dari setiap orang.  Pertanyaannya bagaimana menciptakan suasana mesra atau rukun dalam rumah tangga?

Untuk menciptakan suasana mesra dalam rumah tangga kita  perlu menyadari arti sebuah pengampunanMatius 18 : 21–22. “Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 

Pertanyaan Petrus ini dilatarbelakangi dari ayat sebelumnya yaitu Matius 18:15–20 berbicara tentang menasihati sesama.  Pada pasal ini Tuhan Yesus mengindikasikan bahwa dalam gereja  itu pasti ada cacat cela, konflik dan perbedaan. Bagi yang dewasa dan yang berwawasan luas sebaiknya memberikan nasihat dan jika mereka menerima nasihat itu dan berubah, layak untuk diterima kembali dan diampuni.  Setelah penguraian Yesus, maka serta merta Petrus  melayangkan pertanyaan pada ayat 21 tadi.  Di sini dapat dilihat bahwa Petrus sangat menyadari arti sebuah pengampunan, karena dalam gereja hampir sama keadaannya dalam rumah tangga.  Tidak ada anggota yang keseluruhannya tidak ada masalah, pertentangan, pertikaian dan pertengkaran.  Menyadari itulah  sehingga Petrus bertanya lebih jelas lagi kepada Tuhan Yesus tentang bagaimana mengampuni.

Untuk membangun rumah tangga yang mesra Anda harus menyadari arti sebuah pengampunan. Karena dalam rumah tangga yang saling bersentuhan rentan konflik, pertengkaran, dan pertikaian.  Dengan menyadari arti sebuah pengampunan ini akan mempersiapkan Anda untuk melihat atau mengerti sisi dari sebuah konflik dan Anda sudah siap dengan sejuta pengampunan.  Jika dalam suatu rumah tangga terjadi pertengkaran, maka dengan menyadari arti sebuah pengampunan ini merupakan cara untuk dapat memahami sebuah konflik yang nantinya akan  bermuara kepada pengampunan.  Jika semua konflik dan pertengkaran rumah tangga sudah bermuara kepada pengampunan maka kondisi rumah tangga itu tercipta suasana mesra.


Pengampunan yang tidak terbatas merupakan cara menghadirkan suasana mesra dalam rumah tangga.  Pertanyaan Petrus tentang mengampuni di jawab oleh Yesus di dalam ayat 22 yang memberi arti bahwa pengampunan itu tidak terbatas.  Jawaban Yesus ini kita sambut dengan ya dan amin. Logika dan alami, kebenaran jawaban ini menjawab semua masalah dalam dunia ini.  Mengapa bisa dikatakan demikian?  Karena jika pengampunan terbatas maka setiap detik manusia dalam  dunia ini akan diwarnai pertengkaran, pertikaian, perselisihan, peperangan, pembunuhnan atau pertumpahan darah.  Tidak akan ada waktu untuk menikmati hidup selain penghancuran dan pembinasaan,  dikarenakan tendensi manusia untuk melakukan kesalahan demi kesalahan sepanjang hidupnya. Pengampunan yang tidak terbatas adalah penawar dari semua kesalahan-kesalahan manusia yang pasti akan bersosialisasi satu sama lain.  Jika ditilik dari rumah tangga maka di sana pun tendensi untuk membuat kesalahan itu cukup rentan.  Jika suami mengampuni kesalahan istrinya cukup hanya 3 kali saja, maka istri pun akan mengampuni suami atau anak hanya 3 kali saja.  Setelah lewat 3 kali maka tidak ada lagi pengampunan, berarti terjadilah kehancuran rumah tangga.  Di sana tidak akan bersemayam kemesraan.

Ampunilah baik suami, istri mau pun anak-anak dengan tanpa batas. Itulah kebenaran yang sebenar-benarnya dan itu pulalah yang akan menciptakan suasana mesra dalam rumah tangga  Anda.  Mungkin Anda sudah berkali-kali mengampunia suami atau istri Anda, dan Anda sekarang berkata;  cukuplah saya mengampuninya karena saya manusia terbatas, saya bukan malaikat dan dengan berbagai alasan lainnya.  Sebetulnya alasan itu adalah alasan emosional dan jika Anda bersikukuh dengan alasan itu, kira-kira apa yang Anda dapatkan dari sikap itu.  Seyogyanya Anda menampuni keluarga dengan tidak terbatas, dengan penuh kualitas dalam arti tidak lagi mengingat-ingat apa yang diperbuatnya kepada Anda.  Pasti Anda akan dapat menyelesaikan konflik, pertengkaran dan pertikaian yang ada secepat mungkin dengan bermuara kepada kemesraan keluarga Anda sendiri.  Lakukannlah tanpa menimbang-nimbang karena itu perintah Tuhan Yesus Kristus kepada kita umat percaya untuk saling mengampuni sesama.

Dengan menyadari arti sebuah pengampunan, serta kerelaan memberi pemgampunan tanpa batas dan penuh kualitas, maka keributan, pertengkaran, pertikaian rumah tangga dapat segera diatasi hari lepas hari.  Seiring dengan teratasinya konflik maka pada saat itu pulalah suasana mesra tercipta di tengah-tengah rumah tangga Anda.  




Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment