Sering kali pria diolok-olok karena keberadaannya sebagai pria. Ada berbagai sebutan untuk pria. Ada yang menyebut pria itu tak berperasaanlah, pemarah dan ada juga yang menyebutnya cengeng, karena kenyataannya tidak sedikit pria berlindung dibawah naungan wanita ( kita sebut mereka itu golongan pria lemah). Penyebutan ini memang sangat disayangkan dan sangat memalukan bagi kaum pria. Tetapi, sebagai pria jangan dulu terburu-buru menepis sebutan itu, karena sebutan itu mungkin ada benarnya atau mungkin anda berada diantaranya. Saya mau cerita kepadatentang seorang pria yang sudah berkeluarga. Dan cerita saya ini adalah kenyataan tentang seorang pria yang pernah saya kenal. Sebutlah ia bernama DADANG dan istrinya bernama TITIN. Mereka mempunyai anak, kalau tidak salah anaknya ada 3 orang. Dadang postur tubuhnya kekar, tinggi dan secara phisik sehat. Keluarga ini punya usaha kecil-kecilan yaitu usaha Tambal Ban.
Pertama kali saya mengenal DADANG, saya sangat kagum pada postur tubuhnya yang atletis dan orangnya komunikatif (suka bercanda). Perasaan saya mengatakan bahwa orang ini adalah pria yang kuat, yang sejati, bertanggungjawab terhadap keluarganya. Tetapi ketika saya sekali waktu ke rumahnya, alangkah kagetnya saya, karena tidak percaya melihat pemandangan bahwa Istrinya sedang bekerja keras sedang membongkar ban motor dan mobil, sedangkan Dadang santai sambil merokok dan baca Koran. Melihat itu, saya tegur pak Dadang dan berkata; Pak Dadang, itu tolongin istrinya pak. Apa? tanya pak Dadang. Ah!! Itu sudah biasa, setiap hari pekerjaannya ya begitu itu? Nah!! Pak Dadang tidak terkejut! tetapi saya sebagai pria sungguh kaget dengan peristiwa itu. Semenjak saat itu, perasaan kagum saya runtuh. Dimata saya Pak Dadang adalah pria yang berhati wanita yang lemah yang menggantungkan seluruh hidupnya kepada istrinya. Barangkali kalau istri pak Dadang meninggal, mungkin juga pak Dadang terlunta-lunta.
Cerita ini hanya satu dari sekian banyak pria yang saya perhatikan menggantungkan hidupnya kepada wanita. Dalam satu buku yang saya baca berjudul Kekerasan Terhadap Istri yang ditulis oleh salah satu penulisnya Dr. Hj Fathul Djannah, SH dalam penelitiannya bersama team peneliti yaitu Pusat Studi Wanita IAIN Sumut, memaparkan bahwa terjadinya kekerasan (rumah tangga) bukan karena tiadanya kemandirian ekonomi pada istri, sebaliknya kemandirian istri tidak mencegah mereka dari kekerasan yang dilakukan oleh suami. Berdasarkan pengamatan saya dan penelitian Pusat Studi IAIN yang baru saya paparkan tadi, jelaslah bahwa ada sebagian pria yang berpredikat cengenglah, tidak berperasaanlah, pemarah dan berbagai olokan lainnya. Sebagai pria! anda dan saya tidak perlu malu atau pun gusar. Kalau sudah tidak bisa lagi berkelit. Yang penting sekarang bukan soal menolak atau menerima. Yang penting adalah anda sebagai pria ”JADILAH KUAT!”
Mungkin anda ingin berubah dan ingin keluar dari kelemahan tersebut, pertanyaannya bagaimana caranya menjadi kuat? Untuk menjadi kuat, kita harus belajar kepada oknum yang Maha kuat yaitu Allah sendiri. Musa! sebelum belajar kepada Allah ia adalah orang yang lemah. Melakukan kekerasan kepada orang mesir dengan cara membunuhnya kemudian ia harus menjadi pelarian di Midian. Di Midian lah Musa belajar kepada oknum yang kuat yaitu Allah sendiri. Setelah Musa meninggal, maka Yosua akan menggantikannya untuk memimpin bangsa Israel. Karena itu Tuhan meneguhkannya dan berfirman kepada Yosua teartulis di kitab Yosua 1:6-9 demikian firman Tuhan; ”Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. Hanya! kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi."
Ada beberapa hal yang kita ketahui dari firman Tuhan ini supaya menjadi kuat. Sebagai pria yang menjadi pemimpin haruslah menyelaraskan setiap tindakannya dengan firman Tuhan, harus merenungkan firman Tuhan itu siang dan malam. Artinya firman Tuhan harus mendarah daging di dalam hidupnya, yang terakhir harus percaya akan penyertaaan Tuhan. Semua syarat yang disampaikan Tuhan kepada Yosua dilakukannya sehingga Yosua menjadi kuat dalam memimpin bangsa Israel. Demikian juga bagi anda akan berlaku, bahwa anda akan mampu memimpin istri, anak-anak anda atau jemaat yang anda layani jika melakukan seperti firman Tuhan yang datang kepada Yosua. Anda sebagai pria akan menjadi pelindung, pemelihara, pelayan dan penasehat bagi anak-anak, istri, keluarga, gereja bahkan bagi masyarakat. Anda akan kuat menghadapi segala rintanganm, tantangan, hambatan dari berbagai sudut karena kekuatan dari Tuhan sudah ada pada diri anda, tatkala anda melakukan apa yang Tuhan firmankan dan percaya kepadaNya. Sebagaimana Tuhan menyeartai Musa, Yosua, Elia dan nabi-nabi lainnya, mereka menjadi pria yang kuat, demikian pula Tuhan akan menyertai anda. Oleh karena itu jadilah kuat. Sebagai ayat penutup saya akan membacakan bagi dari Surat I Korintus 16 : 13, 14 demikian firman Tuhan, Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat! Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih.
Written by Pdt. Eslo L. Manik, S.Th
No comments:
Post a Comment