“MENGGUNAKAN KEKUATAN”
Sebuah refleksi untuk Pria.
Ada satu dongeng yang sangat menarik demikian ceritanya. Seekor lelaki pada suatu hari menemukan
sebuah telur burung rajawali dan dia meletakkan telur itu bersama dengana
telur-telur ayam di sarang seekor induk ayam peliharaan yang sedang mengeram. Telur itu menetas bersama telur ayam yang
lain, dan anak burung itu tumbuh bersama
anak-anak ayam diasuh oleh induk ayam itu.
Selama hidupnya burung rajawali
itu bertingkah laku sama seperti ayam, dan mengganggap dirinya ayam
peliharaan. Dia mengais tanah untuk
mencari cacing dan serangga. Dia berkotek dan berkokok. Dia akan
mengepak-ngepakkan sayapnya dan terbang beberapa meter di udara. Tahun berlalu dan burung rajawali itu menjadi
tua. Suatu hari dia melihat seekor
burung yang sangat gagah terbang di angkasa yang tak berawan. Burung itu melayang dengan anggun dan
berwibawa dalam hembusan angin yang kuat, dia hanya membentangkan sayapnya dan
jarang sekali menggerakkan sayapnya itu.
Rajawali tua itu terpesona memandang ke
atas. Siapakah itu? Tanyanya.
Itu adalah burung rajawali, raja dari segala burung, kata ayam yang ada
didekatnya. Dia penghuni langit , dan
kita penghuni bumi, kita adalah ayam.
Demikianlah rajawali itu hidup terus dan mati sebagai seekor ayam,
karena begitulah anggapannya tentang dirinya.
Saudara, burung rajawali adalah
burung yang sangat kuat. Tetapi apalah
arti sebuah kekuatan kalau kekuatan itu tidak digunakan. Mengapa kekuatan tidak digunakan? Karena
tidak sadar bahwa ia adalah kuat.
Sebagaimana dongeng tadi, rajawali yang kuat harus hidup sebagai
binatang yang lemah, karena tidak
menyadari dan tidak menggunakan kekuatannya.
Nah! berangkat dari dongeng ini,
kita mengingat kaum pria sebagai kaum
yang kuat. Namun tidak sedikit kaum pria
hidup dan berjuang dalam kelemahan sama seperti burung rajawali tadi. Mengapa demikian? Karena ia tidak menyadari bahwa ia kuat,
sehingga ia tidak menggunakan kekuatannya itu dalam menjawab setiap teka-teki
kehidupan ini. Pria kuat terbaring lemah
diantara puing-puing kehancuran.
Kehancuran hidupnya, dan kehancuran keluarganya. Ia yang kuat tidak bisa menjaga keluarganya,
ia biarkan keluarganya dicabik-cabik oleh masalah hidup. Saudara, sebagai pria anda harus menyadari
dan menggunakan kekuatan yang ada di dalam diri anda. Jika tidak anda gunakan maka anda tidak bisa
membangun, keluarga maupun dunia anda.
Dunia ini beradab dalam genggaman anda. Baik buruknya masa depan dunia
ini tergantung pada anda. Ketika Adam
tidak menggunakan kekuatannya, ia lemah pada
istrinya maka masa depan dunia ini rusak. Sekarang bagi pria sudah terbuka jalan untuk
memperbaiki dunia ini, karena sudah ada pria yang kuat yang memperbaiki dunia
ini yaitu YESUS KRISTUS.
Saudara, sesungguhnya ada dua kekuatan di dalam diri anda. Kekuatan pertama dinamakan kekuatan “POSISI”
, sedangkan kekuatan kedua dinamakan kekuatan “PERSONA.” Kekuatan posisi itu adalah bentuknya berupa pengaruh, kekuasaan, prestise dan
otoritas yang kehadirannya nyata di dalam jabatan, riwayat pekerjaan, dan
penghargaan yang di dapat karena keberhasilan.
Kekuatan persona itu adalah kemampuan untuk mengembangkan hubungan yang
berbobot yang menyenangkan, kesediaannya untuk melakukan apa saja agar keluarga
menjadi kokoh. Aspek kekuatan persona
adalah, kehangatan, kepekaan, dapat diandalkan, tekad, kasih sayang dan
perhatian.
Saudar, kedua kekuatan ini
dimiliki oleh pria. Kekuatan ini
merupakan anugerah dari Tuhan. Namun
perlu anda ketahui, kekuatan ini harus digunakan secara seimbang. Jika hanya menggunakan salah satu kekuatan,
seperti kekuatan posisi, maka anda belum boleh dikatakan sudah menggunakan
kekuatan. Kegagalan banyak pria adalah tidak menggunakan kedua kekuatan itu
secara seimbang. Raja Saul, Raja Daud
cenderung menggunakan kekuatan posisinya tapi tidak menggunakan kekuatan
personanya. Akhirnya apa yang
terjadi. Baik Saul maupun Daud sama-sama
mengalami ketidak harmonisan dalam keluarganya.
Daud seorang yang kuat, tetapi tidak berdaya menghadapi keluarganya,
mengapa demikian? Karena Daud tidak menggunakan kekuatan persona yang ada pada
dirinya. Jadi, idealnya pria dikatakan
kuat, kalau ia menggunakan kekuatan posisi dalam dunia kerjanya dan kekuatan
persona dalam relasinya. Yesus dalam
pelayanannya menyadari dan mengunakan kedua kekuatan secara seimbang dan tepat
waktu. Dalam kekuatan posisi, Yesus
menyusuri desa dan kota
dengan menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, meredakan tofan dan
membangkitkan orang mati. Tetapi disaat
yang lain, Yesus juga menggunakan kekuatan personanya seperti, mendekati
perempuan samaria
di Sumur Yakub, mengasihi anak-anak kecil, mengasihi orang-orang berdosa yang
di kucilkan oleh masyarakat, seperti orang kusta, pelacur dan pemungut cukai.
Kekuatan posisi dan kekuatan persona tampak ketika Yesus terbaring dikayu salib. Bayangkan saudara, Yesus dengan kekuatanNya
sebagai pria mampu menanggung beban dosa dunia ini. Apapun dilakukan Yesus demi anak-anaknya
yaitu anda dan saya.
Saudara, anda sebagai pria
mungkin sekarang berada pada posisi merasa tidak berarti. Anda belum terlambat. Anda adalah seperti burung Rajawali yang
memiliki kekuatan dan anda bisa
melayang-layang dengan kepak sayapmu karena kekuatan itu sudah dianugerahkan
kepada anda. Anda sebagai pria adalah
harapan dari keluarga, maupun masyarakat.
Bagi anda sekarang sadarilah bahwa anda kuat, dan gunakanlah kekuatan
posisi dan kekuatan persona itu secara seimbang. Jangan anda berputus asa,
seperti rajawali tadi, dia mati seabagai ayam.
Sayangkan? Anda sebagaia pria dapat merubah dunia ini, jika anda mau,
tergantung pada anda sendiri. Anda
adalah apa yang anda katakan. Jika anda
berkata bahwa anda ayam, maka jadilah seperti perkataan anda. Tetapi jika anda berkata bahwa anda adalah
rajawali maka anda pun akan seperti apa yang anda katakan. Written
by Pdt. Eslo Laudin Manik
No comments:
Post a Comment