Wednesday, June 11, 2014

Pendidikan Lewat Iman Yang diejawantahkan




Surat Yakobus 2:17 berkata, Jika iman tanpa disertai perbuatan pada hakekatnya mati.  Seseorang dapat dikatakan beriman dilihat dari imannya yang terwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.   Iman yang diwujudkan inilah yang dapat dilihat oleh sesama yang bermanfaat untuk mendidik dan bermanfaat bagi hal lainnya.  Seseorang yang beriman kepada Allah, tentunya akan memahami Firman Allah dan Firman Allah yang dipahami inilah yang diwujudkan sehingga dapat dilihat dan dirasakan oleh sesama.  Dalam Alkitab ada begitu banyak inpirasi bagi kita dalam mendidik anak-anak. 

Landasan Friman Tuhan terambil dari Kitab Keluaran 2:1-9  yang berbunyi demikian,   Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;  lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;  kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani." Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?"  Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.

Seorang laki-laki yang dimaksud dalam kitab Keluaran pasal 2 ini adalah seseorang yang bernama Amran dari keluarga Lewi, dan seorang perempuan Lewi yang tersebutkan itu adalah Yokhebed.  Alkitab mencatat bahwa Amran dan Yokhebed adalah dari keluarga Lewi.  Dalam Perjanjian Lama orang Lewi adalah orang yang bertugas khusus dalam menyelenggarakan  ibadah di Bait Suci.  Berangkat dari kata ini, dapat diterjemahkan bahwa Amran dan Yokhebed yang melahirkan Musa adalah orang yang hidup tekun dalam wilayah keagamaan yang kita kenal dengan orang yang mengerti kebenaran.

Firman Tuhan di atas menceritakan bahwa orang Israel yang tinggal di Mesir sedang mengalami tekanan dari Firaun. Waktu itu orang Israel hendak dibatasi perkembang-biakannya.  Muncullah perintah Firaun untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir.   Pada saat perintah itu berlaku di Mesir, Yokhebed melahirkan seorang bayi yang cantik.

Dari  kitab Keluaran 2:1-9 ini kita dapat belajar bagaimana Amran dan Yokhebed mewujudkan imannya dan menjadi berkat  bagi bangsa Israel.  Di sini kita belajar satu hal yaitu Keberanian  Amran dan Yokhebed untuk melindungi anaknya. Perintah Firaun adalah perintah yang harus dipatuhi, dan barang siapa yang tidak mematuhi berarti kematian akan menjadi hukumannya.  Amran dan Yokhebed berani mempertaruhkan ancaman  itu selama tiga bulan dengan menyembunyikan bayinya.  Bayangkan saudara, Amran dan sekeluarga harus menanggung tekanan batin selama tiga bulan demi memberi perlindungan bagi anaknya yang sedang terancam nyawanya.  Apa yang dapat dipetik dari pelajaran sejarah ayah Musa  ini adalah keberanian Amran dan Yokhebed (orang tua Musa) yang dapat dilihat oleh kedua anaknya yaitu Harun dan Maryam.  Lewat praktek iman ini, Amran dan Yokhebed mendidik secara non formal kedua anaknya untuk memiliki sifat pemberani dalam melakukan kebenaran yaitu melindungi orang sekalipun nyawa terancam.

Apakah Anda sebagai orang Lewi, aktivis gereja atau anggota jemaat biasa?  Saat mengalami ancaman bagi keluarga Anda, beranikah Anda mengambil resiko mati sekali pun demi keselamatan keluarga?  Atau, anda seperti Yakub yang bersembunyi di seberang sungai Yordan karena ketakutan terhadap ancaman Esau kakaknya?  Dimana letak iman Yakub? Apakah iman itu hanya sebatas teori-teori agama saja?  Orang yang beriman itu percaya kepada pertolongan Tuhan, sekali pun kelihatannya hidup kita ini sudah di ujung tanduk.  Itulah iman ayah Musa yang diwujudkan, dan disaksikan oleh kedua anak-anaknya. Perwujudan iman orang tua Musa menjadi sarana pendidikan bagi anak-anaknya tentang perlindungan dan pemeliharaan Tuhan.  Tidak heran, kalau ketiga anak-anak Amran dan Yokhebed memiliki keberanian yang tiada tara.  Harun, Maryam dan Musa  terkenal  sebagai orang-orang yang melayani Tuhan dan memiliki keberanian yang tinggi dalam mengiring bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.  Harun, Maryam dan Musa sudah menyaksikan keberanian orang tuanya itu lahir dari iman kepada Tuhan.  Ibrani 11:23 berkata,  Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja.  Amran dan Yokhebed mengejawantahkan imannya sehingga berangkat dari sanalah timbul keberaniannya yang begitu besar.

Beriman kepada Tuhan akan menjadikan Anda menjadi  orang tua yang melindungi anak-anak dari mara bahaya.  Anda tidak akan menjadi orang tua yang mudah ketakutan, mudah putus asa dan menyerah jika ada ancaman terhadap keluarga Anda.  Tidak menjadi ketakutan jika ancaman ekonomi melanda keluarga Anda. Tetapi, orang yang tidak beriman adalah orang yang mudah putus asa dan melepaskan tanggung-jawab untuk memberi perlindungan kepada anak-anak.  Tidak sedikit orang tua yang menelantarkan, mengabaikan dan tidak memelihara anak-anaknya karena ancaman.   Jika sifat itu menjadi watak dari orang tua, maka anak-anak Anda  akan belajar dari Anda, dan ia akan tumbuh seperti Anda dan bahkan bisa lebih bauruk dari pada itu.  Keberanian Amran dan Yokhebed yang diilhami imannya kepada Tuhan, memberi didikan kepada ketiga anaknya menjadi orang yang berani melakukan tindakan diatas kebenaran


Iman yang diaplikasikan oleh Amran ayah Musa menjadi pendidikan secara tidak langsung kepada ketiga anak-anaknya dan yang juga membentuk mereka menjadi anak-anak yang bertumbuh dan memiliki iman. 
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment