Surat
Yakobus 2:17 berkata, Jika iman tanpa disertai perbuatan pada hakekatnya mati. Seseorang dapat dikatakan beriman dilihat
dari imannya yang terwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Iman yang diwujudkan inilah yang dapat
dilihat oleh sesama yang bermanfaat untuk mendidik dan bermanfaat bagi hal
lainnya. Seseorang yang beriman kepada
Allah, tentunya akan memahami Firman Allah dan Firman Allah yang dipahami
inilah yang diwujudkan sehingga dapat dilihat dan dirasakan oleh sesama. Dalam Alkitab ada begitu banyak inpirasi bagi
kita dalam mendidik anak-anak.
Landasan Friman Tuhan terambil dari Kitab Keluaran 2:1-9 yang berbunyi demikian, Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin
dengan seorang perempuan Lewi; lalu
mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya,
bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. Tetapi ia tidak
dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti
pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya
dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; kakaknya perempuan berdiri di tempat yang
agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. Maka datanglah
puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan
di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau
itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. Ketika dibukanya,
dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah
ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani." Lalu
bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi
tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi
itu bagi tuan puteri?" Sahut puteri
Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu
bayi itu. Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini
dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian
perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.
Seorang laki-laki yang dimaksud dalam
kitab Keluaran pasal 2 ini adalah seseorang
yang bernama Amran dari keluarga Lewi, dan seorang perempuan Lewi yang
tersebutkan itu adalah Yokhebed. Alkitab
mencatat bahwa Amran dan Yokhebed adalah dari keluarga Lewi. Dalam Perjanjian Lama orang Lewi adalah orang
yang bertugas khusus dalam menyelenggarakan
ibadah di Bait Suci. Berangkat
dari kata ini, dapat diterjemahkan bahwa Amran dan Yokhebed yang melahirkan Musa
adalah orang yang hidup tekun dalam wilayah keagamaan yang kita kenal dengan
orang yang mengerti kebenaran.
Firman Tuhan di atas menceritakan bahwa
orang Israel yang tinggal di Mesir sedang mengalami tekanan dari Firaun. Waktu
itu orang Israel hendak dibatasi perkembang-biakannya. Muncullah perintah Firaun untuk membunuh
setiap bayi laki-laki yang baru lahir.
Pada saat perintah itu berlaku di Mesir, Yokhebed melahirkan seorang
bayi yang cantik.
Dari
kitab Keluaran 2:1-9 ini kita
dapat belajar bagaimana Amran dan Yokhebed mewujudkan imannya dan menjadi
berkat bagi bangsa Israel. Di sini kita belajar satu hal yaitu Keberanian Amran dan Yokhebed untuk melindungi anaknya.
Perintah Firaun adalah perintah yang harus dipatuhi, dan barang siapa yang
tidak mematuhi berarti kematian akan menjadi hukumannya. Amran dan Yokhebed berani mempertaruhkan
ancaman itu selama tiga bulan dengan
menyembunyikan bayinya. Bayangkan
saudara, Amran dan sekeluarga harus menanggung tekanan batin selama tiga bulan
demi memberi perlindungan bagi anaknya yang sedang terancam nyawanya. Apa yang dapat dipetik dari pelajaran sejarah
ayah Musa ini adalah keberanian Amran
dan Yokhebed (orang tua Musa) yang dapat dilihat oleh kedua anaknya yaitu Harun
dan Maryam. Lewat praktek iman ini, Amran
dan Yokhebed mendidik secara non formal kedua anaknya untuk memiliki sifat
pemberani dalam melakukan kebenaran yaitu melindungi orang sekalipun nyawa
terancam.
Apakah Anda sebagai orang Lewi, aktivis gereja
atau anggota jemaat biasa? Saat mengalami
ancaman bagi keluarga Anda, beranikah Anda mengambil resiko mati sekali pun
demi keselamatan keluarga? Atau, anda
seperti Yakub yang bersembunyi di seberang sungai Yordan karena ketakutan
terhadap ancaman Esau kakaknya? Dimana
letak iman Yakub? Apakah iman itu hanya sebatas teori-teori agama saja? Orang yang beriman itu percaya kepada
pertolongan Tuhan, sekali pun kelihatannya hidup kita ini sudah di ujung
tanduk. Itulah iman ayah Musa yang
diwujudkan, dan disaksikan oleh kedua anak-anaknya. Perwujudan iman orang tua
Musa menjadi sarana pendidikan bagi anak-anaknya tentang perlindungan dan
pemeliharaan Tuhan. Tidak heran, kalau
ketiga anak-anak Amran dan Yokhebed memiliki keberanian yang tiada tara. Harun, Maryam dan Musa terkenal
sebagai orang-orang yang melayani Tuhan dan memiliki keberanian yang
tinggi dalam mengiring bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Harun, Maryam dan Musa sudah menyaksikan
keberanian orang tuanya itu lahir dari iman kepada Tuhan. Ibrani 11:23
berkata, Karena iman maka Musa, setelah ia lahir,
disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa
anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja. Amran dan Yokhebed mengejawantahkan imannya
sehingga berangkat dari sanalah timbul keberaniannya yang begitu besar.
Beriman kepada Tuhan akan menjadikan Anda
menjadi orang tua yang melindungi
anak-anak dari mara bahaya. Anda tidak
akan menjadi orang tua yang mudah ketakutan, mudah putus asa dan menyerah jika
ada ancaman terhadap keluarga Anda. Tidak
menjadi ketakutan jika ancaman ekonomi melanda keluarga Anda. Tetapi, orang
yang tidak beriman adalah orang yang mudah putus asa dan melepaskan tanggung-jawab
untuk memberi perlindungan kepada anak-anak.
Tidak sedikit orang tua yang menelantarkan, mengabaikan dan tidak
memelihara anak-anaknya karena ancaman.
Jika sifat itu menjadi watak dari orang tua, maka anak-anak Anda akan belajar dari Anda, dan ia akan tumbuh
seperti Anda dan bahkan bisa lebih bauruk dari pada itu. Keberanian Amran dan Yokhebed yang diilhami
imannya kepada Tuhan, memberi didikan kepada ketiga anaknya menjadi orang yang
berani melakukan tindakan diatas kebenaran
Iman yang diaplikasikan oleh Amran ayah Musa
menjadi pendidikan secara tidak langsung kepada ketiga anak-anaknya dan yang
juga membentuk mereka menjadi anak-anak yang bertumbuh dan memiliki iman.
No comments:
Post a Comment