Firman
Tuhan dalam Kitab Kejadian 2:18 di sana TUHAN Allah berkata: "Tidak baik, kalau manusia itu
seorang diri saja. Aku akan menjadikan
penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Siapa
yang sepadan itu? Kita tentu mengetahuinya bukan? Isterilah yang dimaksudkan oleh Tuhan. Berbicara tentang Peran Seorang Ibu Dalam
Pembentukan Kepribadian Anak adalah berbicara juga mengenai peran isteri yang
menjadi penolong yang sepadan bagi suami dalam menjalankan tugas yang Allah
mandatkan kepada manusia. Dalam Rumah
tangga, suami adalah pemimpin dan inisiator bagi terciptanya karakter-karakter
yang baik untuk seisi rumahnya. Apakah
dalam rumah tangga itu terdiri dari sanak saudara, anak, isteri bahkan
pembantu. Pertanyaan yang mendasar perlu saya ajukan di sini adalah, bagaimana
tatkala terjadi bila suami tidak dapat menjalankan fungsinya ataupun telah
tiada.
Untuk menjawab pertanyaan ini
baiklah kita belajar dari Firman Tuhan yang terambil dari Kitab 2
Raja-raja 22:1–8 demikian Firman Allah;
22:1 Yosia
berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga puluh satu tahun
lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yedida binti Adaya, dari
Bozkat.
22:2 Ia
melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti Daud, bapa
leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
3 Dalam tahun
yang kedelapan belas zaman raja Yosia maka raja menyuruh Safan bin Azalya bin
Mesulam, panitera itu, ke rumah TUHAN, katanya :
4
"Pergilah kepada imam besar Hilkia; suruhlah ia menyerahkan seluruh uang
yang telah dibawa ke dalam rumah TUHAN yang telah dikumpulkan dari pihak rakyat
oleh penjaga-penjaga pintu;
5 baiklah itu
diberikan mereka ke tangan para pekerja yang diangkat untuk mengawasi rumah
TUHAN, supaya diberikan kepada tukang-tukang yang ada di rumah TUHAN untuk
memperbaiki kerusakan rumah itu,
6 yaitu kepada
tukang-tukang kayu, tukang-tukang bangunan dan tukang-tukang tembok, juga bagi
pembelian kayu dan batu pahat untuk memperbaiki rumah itu.
7 Tetapi tidak
usahlah mengadakan perhitungan dengan mereka mengenai uang yang diberikan ke
tangan mereka, sebab mereka bekerja dengan jujur."
8 Berkatalah
imam besar Hilkia, kepada Safan, panitera itu: "Telah kutemukan kitab
Taurat itu di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan,
dan Safan terus membacanya.
Nats tersebut di atas
menjelaskan pada kita bahwa Yosia sudah menjadi
Raja dalam usianya yang sesungguhnya belum pantas untuk menjadi pemimpin dalam suatu kerajaan.
Tapi itulah tradisi Kerajaan zaman dahulu, untuk menjadi Raja sebagai pengganti
ayah adalah anak, sekalipun itu masih tergolong belia. Kerajaan merupakan warisan, jadi yang menjadi
ahli waris adalah anak Raja. Tradisi
Kerajaan memang sudah demikian di mana saja.
Dinasti Chin misalnya bahkan Raja-raja
di wilayah Indonesia juga demikian, bahwa anak baru usia belia bisa diangkat menjadi Raja sebagai
pewaris kerajaan. Mungkin yang menjadi
pertanyaan lebih tepatnya adalah;
mungkinkah seorang Raja yang masih muda belia berhasil memimpin sebuah
kerajaan? Secara logika jelas
tidak. Untuk itulah mari kita teruskan
sejarah Yosia ini.
Firman Tuhan sebelumnya
menjelaskan bahwa Amon adalah Raja Israel sebelum Yosia, dan Amon adalah
ayahnya Yosia suaminya Yedida binti Adaya dari Bozkat. Alkitab berkata bahwa Amon memerintah di
Yerusalem sangat singkat yaitu hanya 2 tahun saja. Amon melakukan yang jahat di mata Tuhan, dan
Amon terbunuh di istananya oleh persekongkolan pegawai-pegawainya. Berangkat
dari fakta ini, dapdisimpulkan bahwa tidaklah mungkin bagi Amon untuk membina
anaknya Yosia agar memiliki kepribadian yang baik, karena ia sendiri
jahat. Kedua, di usianya yang relatif
singkat tidaklah mungkin baginya untuk membina Yosia. Jadi, dapat dipastikan
bahwa Yedida ibunya Yosia sangat berperan dalam pembentukan kepribadian
Yosia. Mungkin Anda bertanya dalam hati
demikian, seseorang dapat membina dengan baik, jika seseorang itu takut akan
Tuhan. Bagaimana dengan Yedida apakah
dia adalah seorang yang takut akan
Tuhan? Marilah kita memikirkan tentang nama Yedida. Yedida dari kata Yadiydah artinya adalah kekasih atau orang yang
dicintai. Orang yang dicintai pada umumnya adalah orang yang berperilaku baik,
dan takut akan Tuhan. Dalam Injil Lukas
2:52, dikatakan bahwa Yesus dikasihi oleh Allah
dan dikasihi oleh manusia. Tentunya
sebagai orang yang dikasihi oleh manusia ada alasan yang mendasar untuk
itu, yaitu perilakunya baik. Alasan berikutnya bahwa Yedida takut akan
Tuhan, Alkitab tidak mencatat bahwa Yedida melakukan yang jahat di mata Tuhan,
lain halnya dengan Atalya ibunya Ahazya, Alkitab mencatat segala kejahatannya.
Kemudian, di dalam Istana Yosia ada imam
Hilkia, Ahikam, dan Akhbor. Para imam ini menunjukkan betapa Istana Yosia
dipelihara oleh kebenaran firman Allah. Jika Yedida bukanlah orang yang takut
akan Tuhan maka ia akan melenyapkan para imam-imam Tuhan itu, dan tidak
membiarkan kebenaran ada dalam kerajaan, karena kebenaran biasanya bertolak
belakang dengan hawa nafsu ataupun ego.
Dengan alasan-alasan yang diuraikan
di atas, kita yakini bahwa Yedida adalah seorang ibu yang takut akan Tuhan,
yang sangat berperan sekali dipakai Tuhan dalam pembentukan karakter anaknya
Yosia. Alkitab berkata, Yosia selama 31
tahun memerintah di Yerusalem melakukan yang benar di mata Tuhan dan hidup seperti Daud tidak menyimpang ke
kanan atau pun kekiri. Pada tahun ke delapan dari pemerintahannya, ketika ia
masih muda belia, ia mulai mencari Tuhan. Coba perhatikan bahwa pada usia 8
tahun Yosia menjadi raja, dan pada ke 8 tahun pemerintahannya berarti usia
Yosia 16 tahun ia mulai mencari
Tuhan. Berarti kita dapat melihat, bahwa
Yedida membina Yosia semenjak dari kandungan hingga ia diangkat menjadi Raja
dan lahirnya keinginan dalam hatinya untuk mencari Tuhan. Nilai-nilai kebenaran
Firman Tuhan sudah ditanamkan oleh Yedida sehingga Yosia anaknya bertumbuh
menjadi orang yang takut akan Tuhan. Yedida berhasil membentuk karakter Yosia
sehingga Yosia menjadi Raja yang bijaksana.
Oleh karena peran Yedida seorang ibu yang membentuk kepribadian Yosia,
sehingga Alkitab memeteraikan, menuliskan nama Yedida dalam sejarah
Alkitab. Dalam Alkitab, tidak semua ibu disebut
namanya. Bila nama ibu disebut dalam
riwayat seorang raja, berarti ibu itu berpengaruh besar terhadap anak, baik itu
pengaruh yang positif atau pun pengaruh yang negatif. Dalam hal ini Yedida memiliki pengaruh yang
postif dan ia memiliki andil yang besar dalam kehidupan Yosia.
Jika Anda
seorang ibu yang takut akan Tuhan, namun suami Anda sebaliknya atau mungkin
suami Anda telah tiada, tidak perlu
berputus-asa. Anda punya pengaruh yang
besar dalam pertumbuhan karakter anak-anak Anda. Anda punya andil yang besar dalam pembentukan
kepribadian anak-anak Anda. Ukurannya
bukanlah tergantung pada suami saja, karena Anda adalah penolong yang sepadan bagi
suami Anda. Tatkala suami Anda alpa
dalam pembentukan karakter itu, ingatlah Anda adalah penolong yang sepadan yang
berfungsi aktif di mata Tuhan untuk pembentukan kepribadian anak-anak Anda. Hanya pertanyaannya, adakah Anda adalah orang
yang takut akan Tuhan? Seperti Yedida? Pertanyaan
ini sangat penting untuk kasus yang saya sebutkan tadi. Susana Wesley adalah seorang ibu yang takut akan Tuhan, dan ia
adalah seorang ibu dari 19 anak yang berhasil dipakai Tuhan dalam pembentukan
karakter anak-anaknya. Dia mendedikasikan semua anak-anaknya kepada Tuhan, dan
dia berhasil sehingga kita kenal beberapa anaknya menjadi hamba Tuhan seperti
John Wesley. Jadi sesungguhnya ibu sangat berperan dalam pembentukan karakter
anak.
No comments:
Post a Comment