Monday, June 30, 2014

Beda Agama Dalam Pernikahan


Firman Tuhan dalam Kitab Kejadian 2:18 di sana TUHAN Allah berkata: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.  Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."  Siapa yang sepadan itu? Kita tentu mengetahuinya bukan? Isterilah  yang dimaksudkan oleh Tuhan.  Berbicara tentang Peran Seorang Ibu Dalam Pembentukan Kepribadian Anak adalah berbicara juga mengenai peran isteri yang menjadi penolong yang sepadan bagi suami dalam menjalankan tugas yang Allah mandatkan kepada manusia.  Dalam Rumah tangga, suami adalah pemimpin dan inisiator bagi terciptanya karakter-karakter yang baik untuk seisi rumahnya.  Apakah dalam rumah tangga itu terdiri dari sanak saudara, anak, isteri bahkan pembantu. Pertanyaan yang mendasar perlu saya ajukan di sini adalah, bagaimana tatkala terjadi bila suami tidak dapat menjalankan fungsinya ataupun telah tiada.
Untuk menjawab pertanyaan ini baiklah kita belajar dari Firman Tuhan yang terambil dari Kitab 2 Raja-raja 22:1–8 demikian Firman Allah;
22:1 Yosia berumur delapan tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga puluh satu tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Yedida binti Adaya, dari Bozkat.
22:2 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
3 Dalam tahun yang kedelapan belas zaman raja Yosia maka raja menyuruh Safan bin Azalya bin Mesulam, panitera itu, ke rumah TUHAN, katanya :
4 "Pergilah kepada imam besar Hilkia; suruhlah ia menyerahkan seluruh uang yang telah dibawa ke dalam rumah TUHAN yang telah dikumpulkan dari pihak rakyat oleh penjaga-penjaga pintu;
5 baiklah itu diberikan mereka ke tangan para pekerja yang diangkat untuk mengawasi rumah TUHAN, supaya diberikan kepada tukang-tukang yang ada di rumah TUHAN untuk memperbaiki kerusakan rumah itu,
6 yaitu kepada tukang-tukang kayu, tukang-tukang bangunan dan tukang-tukang tembok, juga bagi pembelian kayu dan batu pahat untuk memperbaiki rumah itu.
7 Tetapi tidak usahlah mengadakan perhitungan dengan mereka mengenai uang yang diberikan ke tangan mereka, sebab mereka bekerja dengan jujur."
8 Berkatalah imam besar Hilkia, kepada Safan, panitera itu: "Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya.
Nats tersebut di atas menjelaskan pada kita bahwa Yosia sudah menjadi  Raja dalam usianya yang sesungguhnya belum pantas  untuk menjadi pemimpin dalam suatu kerajaan. Tapi itulah tradisi Kerajaan zaman dahulu, untuk menjadi Raja sebagai pengganti ayah adalah anak, sekalipun itu masih tergolong belia.  Kerajaan merupakan warisan, jadi yang menjadi ahli waris adalah anak Raja.  Tradisi Kerajaan memang sudah demikian di mana saja.  Dinasti Chin misalnya  bahkan Raja-raja di wilayah Indonesia juga demikian, bahwa anak baru usia  belia bisa diangkat menjadi Raja sebagai pewaris kerajaan.  Mungkin yang menjadi pertanyaan lebih tepatnya adalah;  mungkinkah seorang Raja yang masih muda belia berhasil memimpin sebuah kerajaan?  Secara logika jelas tidak.  Untuk itulah mari kita teruskan sejarah Yosia ini. 
Firman Tuhan sebelumnya menjelaskan bahwa Amon adalah Raja Israel sebelum Yosia, dan Amon adalah ayahnya Yosia suaminya Yedida binti Adaya dari Bozkat.  Alkitab berkata bahwa Amon memerintah di Yerusalem sangat singkat yaitu hanya 2 tahun saja.  Amon melakukan yang jahat di mata Tuhan, dan Amon terbunuh di istananya oleh persekongkolan pegawai-pegawainya. Berangkat dari fakta ini, dapdisimpulkan bahwa tidaklah mungkin bagi Amon untuk membina anaknya Yosia agar memiliki kepribadian yang baik, karena ia sendiri jahat.  Kedua, di usianya yang relatif singkat tidaklah mungkin baginya untuk membina Yosia. Jadi, dapat dipastikan bahwa Yedida ibunya Yosia sangat berperan dalam pembentukan kepribadian Yosia.  Mungkin Anda bertanya dalam hati demikian, seseorang dapat membina dengan baik, jika seseorang itu takut akan Tuhan.  Bagaimana dengan Yedida apakah dia adalah seorang yang  takut akan Tuhan? Marilah kita memikirkan tentang nama Yedida.  Yedida dari kata Yadiydah  artinya adalah kekasih atau orang yang dicintai. Orang yang dicintai pada umumnya adalah orang yang berperilaku baik, dan takut akan Tuhan.  Dalam Injil Lukas 2:52, dikatakan bahwa Yesus dikasihi oleh Allah dan dikasihi oleh manusia.  Tentunya sebagai orang yang dikasihi oleh manusia ada alasan yang mendasar untuk itu,  yaitu perilakunya baik.  Alasan berikutnya bahwa Yedida takut akan Tuhan, Alkitab tidak mencatat bahwa Yedida melakukan yang jahat di mata Tuhan, lain halnya dengan Atalya ibunya Ahazya, Alkitab mencatat segala kejahatannya. Kemudian, di dalam Istana Yosia ada  imam Hilkia, Ahikam, dan Akhbor. Para imam ini menunjukkan betapa Istana Yosia dipelihara oleh kebenaran firman Allah. Jika Yedida bukanlah orang yang takut akan Tuhan maka ia akan melenyapkan para imam-imam Tuhan itu, dan tidak membiarkan kebenaran ada dalam kerajaan, karena kebenaran biasanya bertolak belakang dengan hawa nafsu ataupun ego.
Dengan alasan-alasan yang diuraikan di atas, kita yakini bahwa Yedida adalah seorang ibu yang takut akan Tuhan, yang sangat berperan sekali dipakai Tuhan dalam pembentukan karakter anaknya Yosia.  Alkitab berkata, Yosia selama 31 tahun memerintah di Yerusalem melakukan yang benar di mata Tuhan   dan hidup seperti Daud tidak menyimpang ke kanan atau pun kekiri. Pada tahun ke delapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Tuhan. Coba perhatikan bahwa pada usia 8 tahun Yosia menjadi raja, dan pada ke 8 tahun pemerintahannya berarti usia Yosia  16 tahun ia mulai mencari Tuhan.  Berarti kita dapat melihat, bahwa Yedida membina Yosia semenjak dari kandungan hingga ia diangkat menjadi Raja dan lahirnya keinginan dalam hatinya untuk mencari Tuhan. Nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan sudah ditanamkan oleh Yedida sehingga Yosia anaknya bertumbuh menjadi orang yang takut akan Tuhan. Yedida berhasil membentuk karakter Yosia sehingga Yosia menjadi Raja yang bijaksana.  Oleh karena peran Yedida seorang ibu yang membentuk kepribadian Yosia, sehingga Alkitab memeteraikan, menuliskan nama Yedida dalam sejarah Alkitab.   Dalam Alkitab, tidak semua ibu disebut namanya.  Bila nama ibu disebut dalam riwayat seorang raja, berarti ibu itu berpengaruh besar terhadap anak, baik itu pengaruh yang positif atau pun pengaruh yang negatif.  Dalam hal ini Yedida memiliki pengaruh yang postif dan ia memiliki andil yang besar dalam kehidupan Yosia.
Jika Anda seorang ibu yang takut akan Tuhan, namun suami Anda sebaliknya atau mungkin suami Anda  telah tiada, tidak perlu berputus-asa.  Anda punya pengaruh yang besar dalam pertumbuhan karakter anak-anak Anda.  Anda punya andil yang besar dalam pembentukan kepribadian anak-anak Anda.  Ukurannya bukanlah tergantung pada suami saja, karena Anda adalah penolong yang sepadan bagi suami Anda.  Tatkala suami Anda alpa dalam pembentukan karakter itu, ingatlah Anda adalah penolong yang sepadan yang berfungsi aktif di mata Tuhan untuk pembentukan kepribadian anak-anak Anda.  Hanya pertanyaannya, adakah Anda adalah orang yang takut akan Tuhan? Seperti Yedida?  Pertanyaan ini sangat penting untuk kasus yang saya sebutkan tadi.  Susana Wesley adalah  seorang ibu yang takut akan Tuhan, dan ia adalah  seorang ibu dari 19 anak  yang berhasil dipakai Tuhan dalam pembentukan karakter anak-anaknya. Dia mendedikasikan semua anak-anaknya kepada Tuhan, dan dia berhasil sehingga kita kenal beberapa anaknya menjadi hamba Tuhan seperti John Wesley. Jadi sesungguhnya ibu sangat berperan dalam pembentukan karakter anak.  




Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment