Landasan Firman Tuhan terambil dari Kitab Kejadian 31:38-41, yang berbunyi
demikian:
“…Selama dua puluh tahun ini aku bersama-sama
dengan engkau; domba dan kambing betinamu tidak pernah keguguran dan jantan
dari kambing dombamu tidak pernah kumakan. Yang diterkam oleh binatang buas
tidak pernah kubawa kepadamu, aku sendiri yang menggantinya; yang dicuri orang,
baik waktu siang, baik waktu malam, selalu engkau tuntut dari padaku. Aku
dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan waktu malam, dan mataku jauh dari
pada tertidur. Selama dua puluh tahun ini aku di rumahmu; aku telah bekerja
padamu empat belas tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun
untuk mendapat ternakmu, dan engkau telah sepuluh kali mengubah upahku.
Firman Tuhan di atas
adalah kisah pertengkaran antara Yakub dan Laban pamannya. Mengapa terjadi pertengkaran itu? Untuk lebih
jelasnya kronologi kejadiannya adalah demikian: Yakub berselisih keras dengan
kakaknya Esau, untuk menghindari situasi lebih buruk maka Yakub diungsikan oleh
Ishak ke rumah saudara istrinya yaitu Laban. Di rumah Laban inilah Yakub
bekerja siang dan malam. Selama 7 tahun Yakub harus bekerja keras dengan upah
yaitu Lea, kemudian ia harus bekerja keras lagi bagi Yakub untuk mendapatkan
Rahel. Selama 6 tahun Yakub bekerja pada Laban namun tidak mendapatkan upah
yang pantas seperti dari pengakuan Yakub kepada Laban dalam suatu pertengkaran
puncak. Dari pembacaan firman Tuhan ini
dapat disimpulkan bahwa tindakan kekerasan secara ekonomi sudah terjadi kepada
Yakub yang dilakukan oleh pamannya sendiri.
Di sini Laban berfungsi sebagai ayah pengganti Ishak, dan Yakub sebagai
anak. Dari segi hubungan darah tidak sepantasnya Yakub harus bekerja untuk
mendapatkan Rahel, tetapi itulah kenyataan bahwa selama 20 tahun Laban tidak
berlaku adil kepada Yakub. Dari pembacaaan Kejadian
31:38–41 ini Yakub memrotes Laban bahwa Laban sudah melakukan
ketidak adilan ekonomi kepadanya. Yakub sebagai anak keponakan sepantasnya
dapat perlindungan kesejahteraan dari Laban karena itu merupakan tanggung-jawabnnya
sebagai pengganti Ishak. Tetapi
kenyataan itu justru terbalik, Laban justru mengeksploitasi tenaga Yakub demi
kepentingan dirinya.
Sosok Laban masa kini
terlalu banyak. Di kota-kota besar sangat banyak model ayah seperti Laban ini
mengeksploitasi anak-anaknya demi kepentingan dirinya. Sebut saja di kota Jakarta, banyak anak-anak
disuruh mengemis, disuruh mengamen dan tidak sedikit jumlahnya yang bekerja di pabrik-pabrik
adalah anak-anak yang masih di bawah umur.
Yang lebih tidak masuk akal adalah anak-anak berubah fungsi menjadi
pencari nafkah dan orang tua tenang-tenang di rumah menunggu anak-anaknya
bekerja. Semua hasil dari perolehan anak-anak dalam bekerja diambil dan
dimanfaatkan oleh orang tua untuk kesenangan pribadinya, anaknya hanya cukup
makan dan minum seadanya. Kejadian seperti ini berlangsung bertahun-tahun
banyak dialami oleh anak-anak di kota-kota besar dalam tingkat taraf ekonomi
bawah. Lain halnya dengan anak-anak yang tingkat ekonomi menengah, tindakan
kekerasan ekonomi juga kerap kali
terjadi. Orang tua sering memperalat anak putrinya sebagai umpan kepada Oom-oom,
kepada lelaki hidung belang demi uang.
Perlakuan itu terus berlangsung dan orang tua bertindak sebagai germo terhadap
anak-anaknya sendiri.
Syukur-syukur anaknya
diberi uang dari hasil bekerja hina, tetapi kembali kepada perkataan tadi eksploitasi tenaga terhadap anak-anak. Jadi
tindakan kekerasan secara ekonomi kerap kali terjadi di bumi ini, sejak sejarah
manusia ada.
Bagaimanakah situasi Anda
sekarang ini, mungkinkah Anda adalah sosok orang tua yang selalu melakukan kekerasan
ekonomi kepada anak-anak Anda!? Berubahlah karena Alllah tidak setuju dengan
tindakan Anda. Allah menghendaki supaya Anda
sebagai orang tua memelihara anak-anak Anda dengan sebaik-baiknya. Memberikan segala keperluannya termasuk
kesejahteraan hidup (sandang, pangan dan papan). Bukan hanya itu saja, Anda dituntut Allah
untuk memberikan perhatian yang maksimal kepada anak-anak Anda, baik itu
perhatian terhadap pendidikan, sosial dan segala keperluan anak-anak Anda baik
materil maupun spiritual. Semua
kebutuhan keluarga Anda akan tercukupi jika Anda sebagai sosok orang tua
bertanggung-jawab dan berdedikasi untuk melakukannya. Sesungguhnya Allahlah
yang memelihara semua mahluk di bawah matahari ini, namun Ia mau melakukannya
bekerjasama dengan manusia. Berhentilah untuk melakukan kekerasan ekonomi
kepada anak-anak Anda, karena Tuhan memperhatikan semua tingkah laku umat
manusia. Termasuk tingkah laku Laban kepada Yakub yang selama 20 tahun
melakukan kekerasan ekonomi kepada Yakub.
Tiba pada masanya Tuhan membela dan menolong Yakub, yang akhirnya Yakub
beserta anak-anaknya harus meninggalkan Laban karena mereka tidak tahan dengan
perilaku Laban. Laban harus terpisah
dengan anak-anaknya serta cucunya dan hartanya harus diambil oleh Yakub dengan
pertolongan Tuhan. Orang yang melakukan kekerasan akan beroleh kekerasan juga. Siapa
melakukan kebaikan akan beroleh kebaikan. Tuhan adalah pembalas setiap
perbuatan baik atau perbuatan jahat manusia.
Firman Tuhan pada Kitab Amsal 11:25-27
berkata, Siapa
mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang, tetapi siapa mengejar
kejahatan akan ditimpa kejahatan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan,
siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Siapa menahan gandum, ia
dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum.
No comments:
Post a Comment