Sunday, June 15, 2014

Tindakan Kekerasan Anak Secara Ekonomi




Landasan Firman  Tuhan terambil dari Kitab Kejadian 31:38-41, yang berbunyi demikian:
 “…Selama dua puluh tahun ini aku bersama-sama dengan engkau; domba dan kambing betinamu tidak pernah keguguran dan jantan dari kambing dombamu tidak pernah kumakan. Yang diterkam oleh binatang buas tidak pernah kubawa kepadamu, aku sendiri yang menggantinya; yang dicuri orang, baik waktu siang, baik waktu malam, selalu engkau tuntut dari padaku. Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan waktu malam, dan mataku jauh dari pada tertidur. Selama dua puluh tahun ini aku di rumahmu; aku telah bekerja padamu empat belas tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat ternakmu, dan engkau telah sepuluh kali mengubah upahku.

Firman Tuhan di atas adalah kisah pertengkaran antara Yakub dan Laban pamannya.  Mengapa terjadi pertengkaran itu? Untuk lebih jelasnya kronologi kejadiannya adalah demikian: Yakub berselisih keras dengan kakaknya Esau, untuk menghindari situasi lebih buruk maka Yakub diungsikan oleh Ishak ke rumah saudara istrinya yaitu Laban. Di rumah Laban inilah Yakub bekerja siang dan malam. Selama 7 tahun Yakub harus bekerja keras dengan upah yaitu Lea, kemudian ia harus bekerja keras lagi bagi Yakub untuk mendapatkan Rahel. Selama 6 tahun Yakub bekerja pada Laban namun tidak mendapatkan upah yang pantas seperti dari pengakuan Yakub kepada Laban dalam suatu pertengkaran puncak.  Dari pembacaan firman Tuhan ini dapat disimpulkan bahwa tindakan kekerasan secara ekonomi sudah terjadi kepada Yakub yang dilakukan oleh pamannya sendiri.  Di sini Laban berfungsi sebagai ayah pengganti Ishak, dan Yakub sebagai anak. Dari segi hubungan darah tidak sepantasnya Yakub harus bekerja untuk mendapatkan Rahel, tetapi itulah kenyataan bahwa selama 20 tahun Laban tidak berlaku adil kepada Yakub. Dari pembacaaan Kejadian 31:38–41 ini Yakub memrotes Laban bahwa Laban sudah melakukan ketidak adilan ekonomi kepadanya. Yakub sebagai anak keponakan sepantasnya dapat perlindungan kesejahteraan dari Laban karena itu merupakan tanggung-jawabnnya sebagai pengganti Ishak.  Tetapi kenyataan itu justru terbalik, Laban justru mengeksploitasi tenaga Yakub demi kepentingan dirinya.

Sosok Laban masa kini terlalu banyak. Di kota-kota besar sangat banyak model ayah seperti Laban ini mengeksploitasi anak-anaknya demi kepentingan dirinya.  Sebut saja di kota Jakarta, banyak anak-anak disuruh mengemis, disuruh mengamen dan tidak sedikit jumlahnya yang bekerja di pabrik-pabrik adalah anak-anak yang masih di bawah umur.  Yang lebih tidak masuk akal adalah anak-anak berubah fungsi menjadi pencari nafkah dan orang tua tenang-tenang di rumah menunggu anak-anaknya bekerja. Semua hasil dari perolehan anak-anak dalam bekerja diambil dan dimanfaatkan oleh orang tua untuk kesenangan pribadinya, anaknya hanya cukup makan dan minum seadanya. Kejadian seperti ini berlangsung bertahun-tahun banyak dialami oleh anak-anak di kota-kota besar dalam tingkat taraf ekonomi bawah. Lain halnya dengan anak-anak yang tingkat ekonomi menengah, tindakan kekerasan ekonomi juga kerap  kali terjadi. Orang tua sering memperalat anak putrinya sebagai umpan kepada Oom-oom, kepada lelaki hidung belang demi uang.  Perlakuan itu terus berlangsung dan orang tua bertindak sebagai germo terhadap anak-anaknya sendiri.
Syukur-syukur anaknya diberi uang dari hasil bekerja hina, tetapi kembali kepada perkataan tadi  eksploitasi tenaga terhadap anak-anak. Jadi tindakan kekerasan secara ekonomi kerap kali terjadi di bumi ini, sejak sejarah manusia ada.

Bagaimanakah situasi Anda sekarang ini, mungkinkah Anda adalah sosok orang tua yang selalu melakukan kekerasan ekonomi kepada anak-anak Anda!? Berubahlah karena Alllah tidak setuju dengan tindakan Anda.  Allah menghendaki supaya Anda sebagai orang tua memelihara anak-anak Anda dengan sebaik-baiknya.  Memberikan segala keperluannya termasuk kesejahteraan hidup (sandang, pangan dan papan).  Bukan hanya itu saja, Anda dituntut Allah untuk memberikan perhatian yang maksimal kepada anak-anak Anda, baik itu perhatian terhadap pendidikan, sosial dan segala keperluan anak-anak Anda baik materil maupun spiritual.  Semua kebutuhan keluarga Anda akan tercukupi jika Anda sebagai sosok orang tua bertanggung-jawab dan berdedikasi untuk melakukannya. Sesungguhnya Allahlah yang memelihara semua mahluk di bawah matahari ini, namun Ia mau melakukannya bekerjasama dengan manusia. Berhentilah untuk melakukan kekerasan ekonomi kepada anak-anak Anda, karena Tuhan memperhatikan semua tingkah laku umat manusia. Termasuk tingkah laku Laban kepada Yakub yang selama 20 tahun melakukan kekerasan ekonomi kepada Yakub.  Tiba pada masanya Tuhan membela dan menolong Yakub, yang akhirnya Yakub beserta anak-anaknya harus meninggalkan Laban karena mereka tidak tahan dengan perilaku Laban.  Laban harus terpisah dengan anak-anaknya serta cucunya dan hartanya harus diambil oleh Yakub dengan pertolongan Tuhan. Orang yang melakukan kekerasan akan beroleh kekerasan juga. Siapa melakukan kebaikan akan beroleh kebaikan. Tuhan adalah pembalas setiap perbuatan baik atau perbuatan jahat manusia.  Firman Tuhan pada Kitab Amsal 11:25-27 berkata, Siapa mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang, tetapi siapa mengejar kejahatan akan ditimpa kejahatan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum.


Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment