Sunday, June 15, 2014

Tindak Kekerasan Pada Anak


Rumah adalah tempat kita berlindung dan berteduh mendapatkan cinta dan kasih sayang.  Tempat tumbuhnya kuncup-kuncup bunga untuk bermekaran, dan tempat mencecap manisnya madu dan susu.  Bukan tempat untuk mencabik-cabik kemanusiaan dan menghinakan cinta dengan ketundukan atas kekuasaan yang menindas.  Namun kita tidak dapat memungkiri kenyataan bahwa tindakan kekerasan kerap kali terjadi pada anak.  Orang tua yang diharapkan sebagai pelindung, tidak jarang menjadi algojo yang menyiksa anak-anaknya.  Kita sering menyaksikan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak-anaknya lewat media cetak dan media elektronik.  Apa yang menyebabkan tindakan kekerasan kepada anak dan apa akibatnya.

Tindakan kekerasan kepada anak sering terjadi karena penyembahan berhala.  Landasan Firman Tuhan terambil dari kitab 2 Raja-raja 21:1–8, yang demikian bunyinya”
Manasye berumur dua belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Hefzibah. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel. Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dimusnahkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera seperti yang dilakukan Ahab, raja Israel, dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya. Ia mendirikan mezbah-mezbah di rumah TUHAN, walaupun sehubungan dengan rumah itu TUHAN telah berfirman: "Di Yerusalem Aku akan menaruh nama-Ku!" Dan ia mendirikan juga mezbah-mezbah bagi segenap tentara langit di kedua pelataran rumah TUHAN. Bahkan, ia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, melakukan ramal dan telaah, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal. Ia melakukan banyak yang jahat di mata TUHAN, sehingga ia menimbulkan sakit hati-Nya.

Alkitab mencatat bahwa Manasye melakukan tindakan kekerasan kepada anaknya.  Manasye mempersembahkan anaknya sendiri sebagai korban dalam api.  Apa yang dilakukan oleh Manasye ini adalah tindakan kekerasan secara fisik. Untuk diketahui, tindakan kekerasan secara fisik yaitu antara lain: memukul, menendang, menelanjangi, meludahi, mengikat, memasung atau menyulut  dengan api rokok bahkan membakar dan membunuh.  Apa yang melatar-belakangi Manasye sehingga ia rela melakukan kekerasan kepada anaknya sendiri?  Manasye melakukan kekerasan kepada anaknya dilatar-belakangi dengan pemberontakannya kepada Tuhan dan beribadah kepada berhala.  Dapat disimpulkan, bahwa tindakan kekerasan Manasye terhadap anaknya adalah sebagai akibat dari dosa yang dilakukannya.  Manasye tidak lagi memiliki pikiran yang sehat, karena berhalanya yang memerintah di dalam dirinya.  Kebenaran tidak ada lagi bersamanya sehingga ia tidak dapat melakukan kebenaran.  Ia bersekutu dengan kegelapan maka ia pun  bertindak sesuai dengan petunjuk dari kegelapan itu. Ia melakukan ramal dan telaah dan menghubungi pemanggil arwah, dimana hal ini dipandang Tuhan sebagai kejahatan.


Tindakan kekerasan secara fisik terhadap anak-anak dalam rumah tangga masa kini, sering  juga disebabkan karena penyembahan berhala.  Demi kekayaan, anak sendiri sering menjadi tumbal dengan cara diperjual-belikan tanpa memikirkan penderitaan anak.  Demi harga diri, anak yang lahir di luar nikah sering menjadi korban pembunuhan.  Demi harga diri, anak yang cacat sering menerima penyiksaan dan sasaran emosional dalam rumah tangga.

Kalau dicermati sejarah Manasye raja Yehuda melakukan tindakan kekerasan, sesungguhnya karena ia menjauh dari Tuhan. Orang yang menjauh dari Tuhan tidak akan pernah melakukan kebenaran, mengapa? Karena yang menjadi bapanya adalah iblis. Iblislah yang mengajarnya, mendorongnya untuk melakukan segala kejahatan. Iblis tidak mewarisi kelembutan tetapi kekerasan.  Hanya Tuhanlah yang memiliki kelembutan dan kasih.  Jadi jika seseorang bersahabat dengan berhala, dipastikan ia akan mewarisi kekerasan.  Dalam beberapa kesaksian para orang tua yang melakukan kekerasan kepada anaknya saat diinterogasi, mereka berkata, ketika saya melakukan kekerasan terhadap anak saya, saya tidak menyadarinya. Ada juga yang berkata, ketika saya membunuh anak saya, saya mendengar bisikan halus yang mendorongnya untuk melakukan kekerasan. Dari kesaksian ini, percaya atau tidak percaya yang penting adalah, bahwa setiap orang yang bersekutu dengan kuasa kegelapan, ia tidak dapat melakukan apa yang ada di dalam terang.

Jika Anda saat ini kerap kali melakukan tindakan kekerasan kepada anak-anak Anda, apakah itu kekerasan ringan atau berat, ketahuilah dan sadarilah bahwa Anda sedang tidak dikuasai Roh Tuhan. Apakah anda berpredikat sebagai majelis,  aktivis atau pemuka agama, jika kekerasan kerap kali Anda lakukan sesungguhnya Anda sama dengan Manasye raja Yehuda yang bersekutu dengan berhala. Anda tidak akan pernah menikmati kebahagiaan bersama dengan keluarga Anda.  Anda akan selalu merasa bersalah tapi tidak bias menghentikan kekerasan itu sendiri.  Bagaimana caranya supaya kekerasan yang Anda lakukan terhadap anak Anda dapat dihentikan. Caranya hanya satu yaitu menjauhkan berhala dari hidup Anda, seperti Manasye. Apa yang menjadi berhala bagi hidup Anda masa kini.  Apakah harta? Kedudukan, kekuasaan, harga diri, uang atau wanita? Jika berhala itu masih menyatu maka Anda tidak akan pernah bisa lepas dari sikap kekerasan.  Paulus selalu melakukan kekerasan kepada umat Tuhan, tetapi ketika ia berjumpa dengan Yesus, dia lalu menyadari bahwa perbuatannya ternyata salah. Jadi bagi Anda yang perlu sekarang adalah mencari Tuhan seperti yang dilakukan oleh Manasye maka Tuhan memulihkan keadaannya. Firman Tuhan dalam II Tawarikh 7:14 berkata,  dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.


Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment