Seorang ibu bercerita bahwa dia tidak
terlalu mengalami kesulitan menghadapi anak-anaknya pada masa kecil
mereka. Tetapi setelah mereka dewasa,
barulah ibu ini mengalami kesusahan akibat perilaku anak-anaknya. Ibu ini
beragama Kristen, namun tidaklah menghayati nilai-nilai agamanya. Memang ibu ini tidak mengalami kesulitan
menghadapi anak-anaknya karena ia memang mengabaikan pendidikan bagi
anak-anaknya. Anak-anak yang masih kecil-kecil dibiarkan untuk mengambil keputusan
dan menurut kehendaknya sendiri, jadi wajarlah bagi ibu ini apabila ia tidak
mengalami kesulitan yang berarti. Seperti pepatah mengatakan, apa yang Anda tabur itulah yang akan Anda
tuai. Ibu ini menuai kesusahan setelah
anak-anaknya menginjak dewasa. Anak-anaknya yang tidak terdidik sangat
membuat malu dan menyusahkan orang tuanya sendiri. Mengapa ibu ini tidak mendidik anaknya dalam
kebenaran?
Firman Tuhan terambil dari 2 Timotius 3:16 berbunyi demikian, “Segala tulisan
yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Seseorang dapat mengajar, menyatakan
kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran adalah
seseorang yang sudah menerima pengajaran Firman Tuhan. Mustahil seseorang dapat mengajar bahasa
Inggris kalau dia belum mendapat pengajaran bahasa Inggris. Ibu dalam cerita di
atas, adalah ibu yang belum menerima pengajaran Firman Tuhan, dan Firman Tuhan
belum melekat di dalam hatinya. Wajarlah kalau dia tidak dapat dan tidak ada
minat untuk mengajar anaknya di dalam
kebenaran Tuhan.
Untuk mendidik anak dalam kebenaran
Firman Tuhan, logisnya Anda sebagai
orang tua terlebih dahulu harus diajar, diisi Firman Tuhan. Maka Firman Tuhan yang melekat di dalam hati
Anda menjadi penuntun bagi Anda untuk mengajar, membimbing, menyatakan kesalahan. Firman Tuhan
mendorong Anda untuk perhatian terhadap didikan kebenaran Tuhan bagi anak-anak
Anda, selanjutnya Firman Tuhan akan memampukan Anda untuk sabar membimbing anak-anak yang berandal,
yang menentang Anda. Di dalam diri Anda
ada wibawa Ilahi dan kasih Ilahi sehingga Anda di mata anak-anak adalah orang
tua yang layak dihormati. Dalam Kitab Perjanjian Lama menjelaskan mengenai Ayub
yang peduli dengan hubungan anak-anaknya dengan Tuhan. Ayub bergairah dalam bidang rohani secara
pribadi, tapi tak kurang pula kegairahannya untuk kehidupan rohani keluarganya.
Ayub pasal 1 ayat 5
membuktikan bahwa Ayub selalu memanggil anak-anaknya seusai
melakukan pesta. Ayub senanatiasa
mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan bagi anak-anaknya, kalau-kalau
anaknya melakukan dosa di hadapan Tuhan.
Tindakan Ayub ini adalah tindakan
kebenaran yang terdorong dari kebenaran yang ada di dalam dirinya. Firman Tuhan tadi menjelaskan bahwa Ayub
sangat teliti sekali mengenai pendidikan kebenaran bagi anak-anaknya. Ayub senantiasa mengarahkan anak-anaknya
kepada hidup yang benar di dalam Tuhan.
Mengapa Ayub bergairah melakukan itu? Karena kebenaran sudah melekat di
dalam hati Ayub. Kebenaran Tuhan itu mengilhami Ayub untuk mengajar,
menyatakan kesalahan dan mendidik dalam kebenaran Tuhan.
Kita sebagai orang tua tidak akan
bosan-bosan mengajar, menyatakan
kesalahan kepada anak-anak kita, jika kita ada di dalam Tuhan. Dengan ilham Roh Kudus, kita sebagai orang
tua akan menerima hikmat dan bahasa yang
bijaksana ketika kita menyatakan kesalahan anak-anak kita. Ketika mengajar, menyatakan kesalahan, hati
kita diselimuti perasaan belas kasihan dan
kerinduan agar anak-anak kita hidup di dalam kebenaran Tuhan.
Bila kita mendengar kata mengajar, maka
bayangan kita kepada proses belajar mengajar yang dilakukan seseorang yang
baik, yang sopan santun, pandai, dan
lembut. Jika ada seorang ayah
peminum dan penjudi kemudian menasehati anaknya untuk tidak minum dan
tidak berjudi, nasehat itu tidak akan
mendarat kepada anak. Mengapa
demikian? Karena dia tidak menjadi
teladan bagi anaknya. Disebut mengajar
jika pengajar dapat memberi teladan praktis yang dapat diikuti oleh anak selain
teori-teori yang diucapkan. Mengajar
tanpa teladan akan menuai penentangan dan kritikan dari orang yang kita ajar
atau nasehati. Kemudian ketika
menyatakan kesalahan, kecenderungan orang menyatakan kesalahan lebih dikuasai
oleh emosi yang akan melahirkan penghakiman.
Orang tua yang ada di dalam kebenaran firman Tuhan akan terampil dalam
mengelola emosi mereka ketika menyatakan kesalahan kepada anak-anaknya. Mengapa demikian? Karena hikmat dari Tuhan Allah sudah melekat
di dalam hatinya yang memimpinnya melakukan kebenaran dan mendidik anak-anaknya
dalam kebenaran. Jadi untuk memperbaiki
kelakuan hanya ada satu cara yaitu mendidik anak-anak dalam kebenaran Firman
Tuhan karena itulah yang tertulis dalam Firman Tuhan.
Mendidik anak-anak dalam kebenaran dapat
dilakukan oleh orang tua yang sudah hidup dalam kebenaran itu. Roh kudus akan mengilhami Anda bagaimana
mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, sehingga Anda dapat menuntun
anak-anak Anda di dalam kebenaran Tuhan.
No comments:
Post a Comment