Thursday, June 5, 2014

Mendidik Anak Dalam Kebenaran Tuhan


Seorang ibu bercerita bahwa dia tidak terlalu mengalami kesulitan menghadapi anak-anaknya pada masa kecil mereka.  Tetapi setelah mereka dewasa, barulah ibu ini mengalami kesusahan akibat perilaku anak-anaknya.  Ibu ini  beragama Kristen, namun tidaklah menghayati nilai-nilai agamanya.  Memang ibu ini tidak mengalami kesulitan menghadapi anak-anaknya karena ia memang mengabaikan pendidikan bagi anak-anaknya. Anak-anak yang masih kecil-kecil dibiarkan untuk mengambil keputusan dan menurut kehendaknya sendiri, jadi wajarlah bagi ibu ini apabila ia tidak mengalami kesulitan yang berarti. Seperti pepatah mengatakan,  apa yang Anda tabur itulah yang akan Anda tuai. Ibu ini menuai kesusahan setelah  anak-anaknya menginjak dewasa. Anak-anaknya yang tidak terdidik sangat membuat malu dan menyusahkan orang tuanya sendiri.  Mengapa ibu ini tidak mendidik anaknya dalam kebenaran?

Firman Tuhan terambil dari 2 Timotius 3:16 berbunyi demikian, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”  Seseorang dapat mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran adalah seseorang yang sudah menerima pengajaran Firman Tuhan.  Mustahil seseorang dapat mengajar bahasa Inggris kalau dia belum mendapat pengajaran bahasa Inggris. Ibu dalam cerita di atas, adalah ibu yang belum menerima pengajaran Firman Tuhan, dan Firman Tuhan belum melekat di dalam hatinya. Wajarlah kalau dia tidak dapat dan tidak ada minat untuk  mengajar anaknya di dalam kebenaran Tuhan.

Untuk mendidik anak dalam kebenaran Firman Tuhan, logisnya  Anda sebagai orang tua terlebih dahulu harus diajar, diisi Firman Tuhan.  Maka Firman Tuhan yang melekat di dalam hati Anda menjadi penuntun bagi Anda untuk mengajar,  membimbing, menyatakan kesalahan. Firman Tuhan mendorong Anda untuk perhatian terhadap didikan kebenaran Tuhan bagi anak-anak Anda, selanjutnya Firman Tuhan akan memampukan Anda untuk  sabar membimbing anak-anak yang berandal, yang menentang Anda.  Di dalam diri Anda ada wibawa Ilahi dan kasih Ilahi sehingga Anda di mata anak-anak adalah orang tua yang layak dihormati. Dalam Kitab Perjanjian Lama menjelaskan mengenai Ayub yang peduli dengan hubungan anak-anaknya dengan Tuhan.  Ayub bergairah dalam bidang rohani secara pribadi, tapi tak kurang pula kegairahannya untuk kehidupan rohani  keluarganya.  Ayub pasal 1 ayat 5 membuktikan  bahwa  Ayub selalu memanggil anak-anaknya seusai melakukan pesta.  Ayub senanatiasa mempersembahkan korban bakaran kepada Tuhan bagi anak-anaknya, kalau-kalau anaknya melakukan dosa di hadapan Tuhan.

Tindakan Ayub ini adalah tindakan kebenaran yang terdorong dari kebenaran yang ada di dalam dirinya.  Firman Tuhan tadi menjelaskan bahwa Ayub sangat teliti sekali mengenai pendidikan kebenaran bagi anak-anaknya.  Ayub senantiasa mengarahkan anak-anaknya kepada hidup yang benar di dalam Tuhan.  Mengapa Ayub bergairah melakukan itu? Karena kebenaran sudah melekat di dalam hati Ayub.  Kebenaran  Tuhan itu mengilhami Ayub untuk mengajar, menyatakan kesalahan dan mendidik dalam kebenaran Tuhan.

Kita sebagai orang tua tidak akan bosan-bosan mengajar,  menyatakan kesalahan kepada anak-anak kita, jika kita ada di dalam Tuhan.  Dengan ilham Roh Kudus, kita sebagai orang tua akan menerima hikmat dan  bahasa yang bijaksana ketika kita menyatakan kesalahan anak-anak kita.  Ketika mengajar, menyatakan kesalahan, hati kita diselimuti  perasaan belas kasihan dan kerinduan agar anak-anak kita hidup di dalam kebenaran Tuhan.

Bila kita mendengar kata mengajar, maka bayangan kita kepada proses belajar mengajar yang dilakukan seseorang yang baik, yang  sopan santun, pandai, dan lembut.  Jika ada  seorang ayah  peminum dan penjudi kemudian menasehati anaknya untuk tidak minum dan tidak  berjudi, nasehat itu tidak akan mendarat kepada anak.  Mengapa demikian?  Karena dia tidak menjadi teladan bagi anaknya.  Disebut mengajar jika pengajar dapat memberi teladan praktis yang dapat diikuti oleh anak selain teori-teori yang diucapkan.  Mengajar tanpa teladan akan menuai penentangan dan kritikan dari orang yang kita ajar atau nasehati.  Kemudian ketika menyatakan kesalahan, kecenderungan orang menyatakan kesalahan lebih dikuasai oleh emosi yang akan melahirkan penghakiman.  Orang tua yang ada di dalam kebenaran firman Tuhan akan terampil dalam mengelola emosi mereka ketika menyatakan kesalahan kepada anak-anaknya.  Mengapa demikian?  Karena hikmat dari Tuhan Allah sudah melekat di dalam hatinya yang memimpinnya melakukan kebenaran dan mendidik anak-anaknya dalam kebenaran.  Jadi untuk memperbaiki kelakuan hanya ada satu cara yaitu mendidik anak-anak dalam kebenaran Firman Tuhan karena itulah yang tertulis dalam Firman Tuhan.


Mendidik anak-anak dalam kebenaran dapat dilakukan oleh orang tua yang sudah hidup dalam kebenaran itu.  Roh kudus akan mengilhami Anda bagaimana mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, sehingga Anda dapat menuntun anak-anak Anda di dalam kebenaran Tuhan.  
Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment