Sunday, June 15, 2014

Tindakan Kekerasan Anak Secara Emosi




Kekerasan terhadap anak sering dimengerti secara terbatas saja yaitu sebagai kekerasan fisik, dengan memukul, menendang atau yang menyakiti secara fisik.  Namun kekerasan kepada anak juga sering dilakukan dengan menyakiti  emosi anak.  Kekerasan secara emosi sering dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya secara sadar mau pun tidak sadar.  Kekerasan secara emosi sama beratnya dengan kekerasan secara fisik. Kekerasan secara fisik dapat membunuh, kekerasan secara emosi juga dapat membunuh. 

Landasan Firman Tuham terambil dari Kitab  2 Samuel 14:23-33  yang demikian bunyinya,…
Lalu bangunlah Yoab, ia pergi ke Gesur dan membawa Absalom ke Yerusalem.
Tetapi berkatalah raja: "Ia harus pergi ke rumahnya sendiri, jangan ia datang ke hadapanku." Jadi pergilah Absalom ke rumahnya sendiri dan tidak datang ke hadapan raja.  Setelah Absalom diam di Yerusalem genap dua tahun lamanya, dengan tidak datang ke hadapan raja, maka Absalom menyuruh memanggil Yoab untuk diutus kepada raja. Tetapi ia tidak mau datang kepadanya. Kemudian disuruhnya memanggil dia lagi, untuk kedua kalinya, tetapi ia tidak mau datang.
Lalu berkatalah ia kepada hamba-hambanya: "Lihat, ladang Yoab ada di sisi ladangku dan di sana ada jelainya. Pergilah, bakarlah itu." Maka hamba-hamba Absalom membakar ladang itu. Lalu Yoab pergi mendapatkan Absalom ke rumahnya, dan bertanya kepadanya: "Mengapa hamba-hambamu membakar ladang kepunyaanku itu?" Jawab Absalom kepada Yoab: "Ya, aku telah menyuruh orang kepadamu mengatakan: datanglah ke mari, supaya aku mengutus engkau kepada raja untuk mengatakan: apa gunanya aku datang dari Gesur? Lebih baik aku masih tinggal di sana. Maka sekarang, aku mau datang ke hadapan raja. Jika aku bersalah, biarlah ia menghukum aku mati."

Apa itu kekerasan emosi? Kekerasan emosi adalah ketika anak membutuhkan perhatian tetapi orang tua tidak memenuhinya. Dari pembacaan ayat tadi, kita dapat melihat bahwa Daud melakukan kekerasan emosi kepada anaknya Absalom.  Kekerasan emosi yang bagaimanakah yang dilakukan Daud kepada anaknya Absalom?  Daud melarang anaknya Absalom menghadap dia, sementara Absalom sangat membutuhkan perhatian ayahnya setelah tiga tahun tidak berjumpa dengannya. Absalom waktu itu bersembunyi ke Gesur setelah peristiwa pembunuhan kakaknya Amnon.  Namun dalam pelariannya tentu ia merindukan ayahnya Daud, oleh Yoab akhirnya Absalom diperbolehkan kembali ke Israel, tetapi tidak diperkenankan menghadap Raja.  Dua tahun lamanya Absalom tidak menghadap raja atau dengan kata lain tidak berkomunikasi dengan ayahnya.  Peristiwa itu membuat sakit hati Absalom yang berujung pada pembakaran ladang Yoab.  Absalom berkata kepada Yoab, apa gunanya aku ada di Israel kalau tidak bisa berkomunikasi dengan ayah, kalau saya salah biarlah saya dihukum mati.  Pernyataan Absalom ini adalah pernyataan kerinduan akan perhatian sang ayah.

Daud secara tidak sadar telah menganiaya anaknya Absalom secara emosi.  Coba bayangkan selama dua tahun Absalom setelah dimaafkan oleh Daud mereka tidak saling berkomunikasi. Betapa tersiksanya Absalom, ia berada di Israel tetapi tidak bisa menghadap ayahnya.
Mengapa Daud melakukan itu? Kalau memang Daud melakukan disiplin, baik kiranya Absalom dihukum karena perbuatannya, tetapi bukan dengan cara memutuskan komunikasi.  
Waktu kecil saya pernah melakukan kesalahan kepada ayah saya, dan kesalahan saya tidak terlalu berat, yah bagaimana layaknya anak kecil.  Waktu itu ayah saya selama satu minggu sama sekali tidak bertegor sapa dengan saya. Saya merasa tersiksa, saya salah tingkah dan rasanya hendak minggat dari rumah. Tetapi karena saya tidak ada keberanian untuk itu yah saya bertahan saja dengan siksaan itu.

Perlakuan Daud terhadap Absalom yang tidak bertegor sapa, mungkin juga pernah Anda lakukan kepada anak-anak Anda.  Anak Anda mungkin menjengkelkan Anda berkali-kali dan tidak berubah, akhirnya Anda sangat amat jengkel dan melakukan aksi tutup mulut.  Perlakuan seperti itu adalah tindakan kekerasan secara emosi. Jika anak-anak Anda salah dan menjengkelkan, bijaksananya diberikan hukuman sesuai dengan kesalahannya. Ingat pernyataaan Absalom, jika saya salah biarlah saya dihukum mati. Artinya kekerasan emosi yang dialami oleh Absalom lebih sakit ketimbang disiksa secara fisik.  Banyak orang tua yang kurang menyadari hal ini.  Mungkin dengan cara aksi tutup mulut, anak-anak akan berubah dari sikapnya  yang salah. Justru hal itu tidak akan terjadi, malahan akan membuat kepahitan dalam diri anak-anak Anda. Membuat anak-anak Anda menjadi pemberontak, seperti Absalom menjadi pemberontak.

Janganlah memutuskan komunikasi dengan anak-anak Anda oleh karena pelanggaran mereka.  Sebagai orang tua yang bijak, lebih perwira memberikan sanksi kepada anak-anak jika mereka melakukan pelanggaran.  Jikalau mengasihi anak-anak Anda, maka tindakan kekerasan secara emosi tidak akan pernah Anda lakukan, karena hal itu bukanlah yang dikehendaki oleh Tuhan.  Bagaimana supaya kekerasan emosi tidak terjadi pada diri Anda, yaitu dengan Anda harus lebih mengasihi Tuhan ketimbang mengasihi diri Anda sendiri.   Membangun relasi yang baik dengan Tuhan adalah cara untuk menghindari kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga Anda.  Sebagai orang tua, tentulah Anda mengasihi  anak-anak Anda, dan untuk dapat mengasihi anak secara murni harus belajar dari Tuhan sang pencipta yang mengasihi umatNya secara tulus.  Firman Tuhan berkata,  Amsal 16:29 - Orang yang menggunakan kekerasan menyesatkan sesamanya, dan membawa dia di jalan yang tidak baik.




Unknown Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

No comments:

Post a Comment