Membangun Harga Diri Anak. Kalau anak tidak merasa berarti, tidak
berharga maka anak akan menciptakan sendiri perilaku yang sebenarnya bukanlah
perilakunya. Seorang anak pendiam,
tiba-tiba bisa berubah menjadi anak yang kasar, seorang anak yang tulus
tiba-tiba bisa berubah menjadi anak yang sombong, angkuh. Keadaan ini adalah sebagai kompensasi dari
sikap anak yang tidak mendapat tempat baik itu di dalam keluarga mau pun dalam
masyarakat. Maka, sering terjadi bahwa
oragn tua bingung dan berkata; dulu si A
ini tidak seperti ini, kok sekarang bisa berubah drastis.
Surat Paulus kepada Filemon menjelaskan bahwa Paulus meminta kepada Filemon supaya bersedia kembali menerima Onesimus hambanya yang melarikan diri dari padanya, dan yang berjumpa dengan Paulus di penjara. Paulus sudah yakin benar bahwa dengan bimbingannya Onesimus banyak mengalami perubahan. Untuk itu Paulus meminta Filemon menerima Onesimus bukan lagi sebagai hamba tapi sebagai saudara yang kekasih. Paulus dalam mendidik Onesimus melihat bahwa harga diri Onesimus harus dibangun, karena Paulus tahu disitulah sumber penyebab kerusakan mental Onesimus. Onesimus berstatus sebagai hamba, tidak berhak atas dirinya, tetapi yang berhak adalah tuannya Filemon, tentunya dia tertekan dengan keberadaan dirinya. Keterpasungan mental Onesimus dapat menjadi pemicu bagi dirinya untuk memiliki mental yang tidak baik. Tetapi syukur bagi Onesimus karena berjumpa dengan sang pembimbing yang handal. Paulus mengangkat harkat dan martabat Onesimus di hadapan Paulus dan juga di hadapan Filemon.
Manusia dilahirkan bukanlah untuk
ditindas tetapi untuk berkreasi. Ketika
manusia kehilangan kebebasan untuk menampilkan jati dirinya kepada dunia maka
besar kemungkinan orang akan memberontak dan akan timbul kepermukaan yaitu
kepada masyarakat. Saya pernah
membimbing satu keluarga, yang mana anaknya hilang meninggalkan mereka. Keluarga ini sudah berusaha untuk mencari
anaknya tetapi tak kunjung ketemu. Saya
menyelidiki ternyata keluarga ini hanya punya 2 anak dan keduanya adalah
laki-laki. Rupanya anak yang pertama ini
selalu mendapat apresiasi sedangkan anak yang kedua ini selalu tertekan harga
dirinya dengan kritikan, ejekan. Keadaan
inilah yang membuat anak ini kabur dari
rumah karena harga dirinya tertekan.
Ketika anak merasa harga dirinya runtuh
dalam rumah tangga, maka dijamin anak akan memiliki sifat pemberontak. Anak akan memiliki sifat-sifat yang jahat
sebagai kompensasi tak berharganya dirinya di hadapan keluarga bahkan hal itu
terbawa kepada masyarakat. Jika Anda
sebagai orang tua, bangunlah harga diri anak-anak Anda, jauhkanlah kata-kata
kritikan, memojokkan, dan mengejek.
Kata-kata itu tidak pernah membangun harga diri seseorang. Ingat Paulus, dia membangun harga diri
Onesimus, dari seorang budak Filemon diangkat harga dirinya menjadi seorang
saudara kekasih di dalam Tuhan. Siapa orangnya
yang tidak rindu diperlakukan seperti itu, semua orang rindu untuk diperlakukan
sebagai manusia.
Menebus Kesalahan Anak. Paulus dalam suratnya kepada Filemon berkata, Dan kalau dia
sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu
kepadaku aku, Paulus, menjaminnya dengan
tulisan tanganku sendiri: Aku akan membayarnya -- agar jangan kukatakan:
"Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!" -- karena engkau berhutang
padaku, yaitu dirimu sendiri.
Paulus sebagai pendidik Onesimus dalam
penjara, rela menanggung semua utang-utang Onesimus kepada Filemon. Artinya Paulus mau menebus kesalahan dari
Onesimus. Ada satu cerita, adalah seorang anak yang miskin berteman dengan anak
seorang kaya. Anak orang miskin ini
semula baik, tetapi semenjak bergaul dengan anak orang kaya ini, maka dia
terpengaruh dengan perilakunya. Suatu
ketika mereka mencuri dan sialnya mereka tertangkap tangan. Kedua bersahabat ini dimasukkan ke dalam
penjara. Anak orang kaya tersebut tidak
lama mendekam dalam penjara, karena ditebus dengan uang oleh orang tuanya. Si anak tukang batu ini mendekam dalam
penjara karena tidak ada uang untuk menebus ketika itu. Ibunya tukang batu harus bekerja satu bulan
untuk mendapatkan sejumlah uang untuk menebus anaknya. Setelah tiba waktu bahwa uang ibu ini
terkumpul, dan ia menebus anaknya.
Anaknya bebas dari penjara, tetapi anaknya melihat ada perubahan yang
terjadi pada tangan ibunya yaitu kapalan dan luka-luka karena harus
memeras tenaga untuk mendapatkan
sejumlah uang. Anak ini menangis,
karena perilakunya, orang tuanya harus menebus kesalahannya dan ia
berubah. Suatu kali sahabatnya itu
datang mengajaknya untuk melakukan yang sama, anak ini menolak dan
berkata. Kamu ditebus orang tuamu begitu
mudah, tetap tangan ibuku harus kapalan dan luka-luka untuk menebus saya.
Perlakuan Paulus terhadap Onesimus dalam
hal segala kesalahan Onesimus ditanggungkan kepada Paulus, itu dapat menyentuh
emosi Onesimus yang mendorong dia untuk hidup berubah. Paulus begitu yakin akan perubahan Onesimus,
sehingga membuat dia berani mengembalikan Onesimus kepada Filemon.
Kira-kira sejauh mana kejahatan anak-anak
Anda, sejauh mana Anda menderita diakibatkan perilaku anak-anak Anda, mungkin
hanya Anda yang tahu. Tetapi jika Anda
penuh kasih, bersedia menerima perilaku
anak-anak Anda yang buruk, mengampuninya serta bersedia menanggung atas
kesalahan anak-anak Anda jauh lebih baik ketimbang Anda membuang,
menyingkirkan, atau tidak mengakuinya sebagai anak. Anda sebagai orang tua dapat berfungsi
sebagai imam bagi anak-anak Anda. Anda
harus siap siang dan malam berdoa bagi anak-anak Anda yang berperilaku
buruk. Kesabaran dan kasih Anda akan
menjadi perhitungan bagi Tuhan untuk mengubah perilaku anak-anak Anda. Anda akan mendapat jawaban dari Tuhan atas
pergumulan Anda, dan sebagai orang tua yang bertanggung-jawab, Anda akan
mendapat upah dari Tuhan, baik di bumi ini mau pun di sorga.
Dengan membangun harga diri anak dan menebus kesalahannya maka anak-anak
anda akan berubah. Sama seperti Onesimus
yang berubah karena Paulus mengangkat harga diri Onesimus dan menanggung semua
utang maupun kesalahan dari Onesimus. Paulus menempatkan diri sebagai orang tua
Onesimus.
No comments:
Post a Comment